• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Saturday, June 27, 2015

Bulan Ramadhan Bulan Mendadak "Serba.."




Yang penting tidak serba salah, kalau datangnya bulan suci Ramadhan mendadak serba meningkat alhamdulillah. Meski tentu saja tidak semua "serba" di bulan Ramadhan ini menguntungkan bagi sebagian kalangan karena memang dalam skema kehidupan selalu berpasangan jika ada yang diuntungkan pasti ada yang dirugikan, jika ada yang serba naik maka ada juga yang serba turun.

Itulah rumusan kehidupan yang telah diskenario secara alamiah agar senantiasa berada dalam keseimbangan, baik keseimbangan bathiniah maupun keseimbangan jasmaniah. Kitu sebagian keterangan ti ust. Miun yang mendadak serba meningkat baik kelakuannya, pakaiannya, bahkan gaya dan tampilannya semenjak bulan Ramadhan tiba menjadi penuh serba. Coba saja lihat ust. Miun kini memakai sorban padahal sebelumnya jarang bahkan boleh dibilang tidak pernah, semenjak bulan Ramadhan ust. Miun mendadak getol kemesjid padahal sebelumnya seminggu sekali juga jarang, terus sekarang semakin rajin sholat lima waktu saking rajinnya adzan penentu waktu sholat belum berkumandang ust. Miun sudah solat duluan, entah sholat apa itu.

Ust. Miun kini jadi semakin rajin berinfak, saking semangatnya berinfak,  sandal orang yang baru-baru dimesjid langsung dibawa disumbangkan kepada orang yang membutuhkan...kencleng mesjid atau keropak sumbangan jamaah pengajian mingguan diembat juga buat shodaqoh...

Luar biasa memang energi positif dibulan Ramadhan ini begitu kuatnya mendorong orang untuk mendekatkan diri pada kebaikan meskipun kadang tidak sedikit yang menjalaninya dengan salah kaprah sepeti contoh si Miun yang Ustadz gadungan itu.

Positifnya bulan suci Ramadhan adalah "serba",  dan "serba" yang terjadi benar-benar serba yang menjurus pada keadaan yang positif. Tengok saja dimesjid-mesjid dan surau serba ramai dengan berbagai ikon ataupun kegiatan bernuansa Ramadhan dan itu adalah positif. Dipasar-pasar dan pusat perbelanjaan modern juga barang-barangnya serba discount bahkan ada barang yang dicountnya hingga 75 persen dan ini selalu terjadi di bulan Ramadhan.

Dan dibulan Ramadhan juga orang selalu memaklumi apapun yang terjadi, misalnya jika harga-harga kebutuhan pokok sekalipun pada naik, warga masyarakat sekanan memakluminya.."kan mau Ramadhan apalagi nanti lebaran, makanya tidak heran jika semuanya pada naik". Dan kelebihannya selama bulan Ramadhan jarang orang mengeluh tidak mendapatkan makan dan minum, bahkan orang baramaen sekalipun dibulan Ramadhan mereka menemui rekor penghasilan yang sangat besar, karena energi positif untuk bersedekah begitu besar terjadi dibuan Ramadhan.

Luar biasa Ya Alloh Engkau telah menciptakan bulan Ramadhan dengan penuh berkah dan memberkahi orang-orang lain yang tidak berpuasa sekalipun. Mari kita cermati bersama siapakah yang kecipratan untug besar saat Ramadahan yang diakhiri lebaran tiba..??? tentu saja semua sepakat orang-orang non muslim malah di Indonesia dapat memetik untung berkali-kali lipat. Siapa pemilik toko-toko modern Supermarket, Swalayan dan Mega Mall yang akan diserbu kaum muslimin yang mau berlebaran nanti?? Jawabannya tentu pada hapal mereka mayoritas kaum non muslim dan telah dilimpahi berkah Ramadhan dengan meraup untuk yang melimpah ruah. Subhanalloh..!!

Oleh karenanya jangan pernah berkecil hati dan meragukan keistimewaan bulan Ramadhan ini, karena semuanya akan terasa dan terbukti oleh masing-masing pribadi yang merasakannya. Selamat menjalani bulan Ramadhan, bulan Serba dan menjemput Lebaran yang makin serba... 

Sunday, June 21, 2015

Ramadhan Itu Menahan Diri Bukan Menahan Lapar Saja...



Menahan rasa lapar dan haus hanya bagian kecil dalam proses menjalankan ibadah shaum Ramadhan, sebagaimana banyak dikemukakan oleh para Kiyai dan Santri dari berbagai komunitas muslim. Ceuk si Miun santri bolongkotan yang pernah nyantri disejumlah pondok pesantren terkemuka di Tanah Air menyindir kebanyakan orang yang saat ini berpuasa hanya sampai pada menahan lapar dan haus sementara inti dari Ibadah puasa dibulan ramadhan masih banyak dilupakan.

Salah seorang santri yang baru saja masuk pesantren penasaran dan bertanya pada si Miun...Ustadz Miun memangnya apa bedanya menahan lapar dan haus dengan menahan diri..?? si Miun seperti biasanya berlaga pintan dan sok Ustadz menjawab sambil agak sedikit angkuh, "jelas beda kalau cuma menahan lapar dan haus tentu saja mudah siapapun bisaa...Tapi kalau menahan diri rasa-rasanya kamu juga belum tentu sanggup nak"..Jawab si Miun membuat santri muda tersebut makin penasaran.

"Coba dijelaskan atuh tadz maksudnya apa saya makin penasaran neeh...tanya santri sedikit memaksa.

Si Miun dengan angkuhnya kembali menjawab jelas beda sekali atuh nak...kalau tidak percaya silahkan tanya Pak Kiyai-mu itu coba tanyakan apa inti dari Ibadah Ramadhan sepeti yang saya maksudkan tadi... 

Si santri makin gak ngerti dengan jawaban yang diberikan si Miun, "Yaa ampuun Ustadz Miun siapaun juga bisa kalau minta jawaban dengan bertanya pada Kiayi sepuhmah, ari Ustadz beloon nya minta ammpun deec", Gerutu si santri agak kesal dengan jawaban si Miun.

Naaah...itu jawabannya nak...gak salah kan saya bilang jika menahan diri jauh lebih susah dari sekedar menahan lapar dah haus. "bayangkan saja kamu baru menahan rasa kesal sama saya saja sudah sedemikian menggerutu..", Kilah si Miun memberikan penjelasan.

Si santripun akhirnya beristigfar jika memang benar, menahan diri dari berbagai perasaan menjengkelkan ataupun yang lainnya jauh lebih susah daripada sekedar menahan rasa lapar dan haus...***Bersambung

Friday, June 19, 2015

Bere Bintang Tujuh Sakalian Supados Anteb...



Makna bintang selalu identik dengan kedudukan dan sinar yang terang benderang baik dalam karier maupun pertanda kehidupan yang mencorong, mencang gemerlap harta, kekayaan dan jabatan pun demikian dengan kepangkatan. Bintang adalah simbol bagi pangkat tertinggi dalam kepangkatan didunia Militer. tentu saja belaku tingkatan jumlah bintang mengisyarakatkan tingginya pangkat yang bersangkutan sebagai petinggi di angkatan bersenjata atau Tentara di republik kita ini.

Bintang Empat adalah bintang paling tinggi untuk sebutan Jendral, dimana sebelumnya ada Jendral Bintang Tiga, Bintang dua dan Jendral bintang Satu. Indonesia mencatat ada beberapa jendral besar yang memiliki pangkat hingga bersimbol bintang lima diantaranya panglima besar Jendral Sudirman serta jendral AH Nasution. 

Kedua jendral besar yang disebutkan tersebut meraih bintang karena perjuangannya sebagai militer tentu saja setelah mencatat sejarah dalam merebut dan mengisi kemerdekaa Republik Indonesia. Kesaksian sejarah menyebutnya jika para pejuang kemerdekaan yang merasakan bagaimana senjata berbalas senjata dalam peperangan saat merebut dan mempertahankan kedaulatan negara ini dilakukannya telah banyak mencatat jika memang layak mendapatkan bintan-bintang bertabur sekalipun dipundaknya seimbang dengan jasa-jasanya.

Lantas jika belakangan banyak bertabu bintang, bahkan bintang benar-benar bertaburan dimarkas komando TNI itu karena mereka memang berada dibarisan pertahanan dan sengaja dicetak negara untuk berkarier dibidang pertahanan dan keamanan negara ini. Artinya bintang mereka memang diraih dengan pengabdian dan kecakapan dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi dalam bidan kemiliteran. Sudah benar posisinya.

Kemudia jika tiba-tiba ada usulan memberi bintang lima pada sosok sipil yang baru saja seumur jagung menjadi petinggi negeri ini apa layak?? ceuk si Miun sah sah saja malah kalau mau berikan sekalian bintang tujuh jangan cuma bintang lima brar hilang punyengnya dan kembali terang benderang.***
    

Thursday, June 11, 2015

Payah Pelayanan di Lingkungan Pemkab Garut Lelet


Hallo Garut...!!
Pembaca yang Budiman...!!

Saya yakin banyak yang akan mengamini, jika kenyataan ini memang nyata dan telah menjadi bagian dari hiruk pikuk para pekerja negara yang katanya abdi negara, abdi masyarakat, namun nyatanya belum memberikan jawaban memuaskan meski cenah telah dilakukan yang namanya reformasi birokrasi yang diharapkan mampu bermuara pada primanya proses pelayanan dan pengabdian terhadap masyarakat dari para ponggawa negara tersebut diberbagai tingkatannya.

Masya Alloh geura cikeneh si Miun kukulutus pokna percumah di Garut para elitna baceo tanding beo babacot ukur alus congcot ari kanyataan dilapangan memang jauh panggang dari api. Berbelitnya mekanisme birokrasi dan banyaknya pintu pelayanan membuat pusing dan menyita banyak waktu bagi warga yang memiliki kepentingan dengan pelayanan publik tersebut.

Ceuk si Miun dan lamun lain nguruskeun nu geus jadi hak tina imbalan pagawean nana moal ari nyebut sumpah sarapahmah kudu nempuh urusan birokrasi panjang anu melelahkan jeung saperti pengemis ngetuk pintu jeung nunggu tur nunggu hingga berhari-hari hanya untuk memperoleh satu bukti kerja dari para aparat pamerentah tersebut.

Hampura  teu maksud rek ngagitik rata dina lebah urusan pelayanan memang kudu jujur jauh tanggah kalangit jika diandingkan dengan teori idela pelayanan prima yang saukur babacot hungkul da kenyataan nana memang rea keneh pabalit buntel kadut. "geus mah lila ku itu tea ieu tea, katurug katutuh deuih nu digawenya teu parigel aliat asal-asalan ngakibatkeun salembar surat wae kudu nunggu nepika mimingguan bahkan rek adek genep sabulan, padahal etateh lain rek menta tapi rek mere", Kitu ceuk si Miun bari paromanna geuneuk lir beusi atas meuleum lantaran mabek kapegung dico'o gado digoda ku mangrupa-rupa prilaku pelayanan abdi nagara nu teu celakan.

Duuh sakali deui hampura...teu nginjeum ceuli teu nginjem panon jeung teu nginjem beja ieumah karandapan sorangan...mun yen kudu nyimpulkeun memang lain ceuk beja pelayanan pemerintah kabupaten Garut nepi kawayah kiwari masih keneh acak kadut pabaliut buntel kadut...

Friday, June 5, 2015

Indonesia Ini Asli Meski Banyak Kepalsuan



Sesuatu yang palsu atau dipalsukan rupanya masih menjadi bagian yang manarik di Indonesia ini, Entah motivasinya untuk meraup keuntungan atau sekedar iseng-iseng berhadiah atau juga mungkin untuk menaikan nilai tawar pada suatu posisi tertentu. Namun apapun motivasinya tentu saja sesuatu yang palsu adalah merusak dan merugikan.

Hebohnya beras Palsu, Merica Palsu, Ijazah palsu dan seabreg kepalsuan lainnya benar-benar sedang menjadi trending topic Indonesia dalam tataran pemahaman warganya. 

Keberadaan ijazah palsu misalnya sudah lama berhembus dan sempat menghebihkan jagat birokrasi kita ada beberapa tahun silam banyak dijumpai Calon anggota legislatif atau calon kepala daerah malah teelah melenggang menjadi pejabat negara dengan menggunakan ijazah palsu, namun sepertinya itu semua menjadi sangat biasa dan hanya heboh sesaat disaat lawan politisnya meradang dan gerrah lantaran kalah besaing saat mencalonkan meraih posisi dan kedudukan, lantas selanjutnya isu itupun kembali tenggelam seiring waktu meski ada beberapa kasus yang perkaranya sampai juga di meja hijaukan namun endingnya juga menjadi tidak jelas malah abu-abu dan pelan-pelan menghilang ditelan waktu.

Kini Ijazah palsu kembali menyeruah bahkan disinyalir ada beberapa lembaga pendidikan tinggi secara sengaja memperjual belikan Ijazah dengan harga hingga puluhan juta rupiah bahkan mungkin telah meraup untung hingga miliaran rupiah jika ijazah yang diperjaul belikan berjumlah hingga ribuan.

Bayangkan saja, ceuk si miun jika satu Ijazah palsu dibanderol dengan harga 40 hingga 50 jt rupiah, maka akan menelan angka hingga milyaran rupiah jika ada 100 orang pemesan Ijazah palsu atau jika ada ribuan pemesan...waaah gila memang bisnis yang menggiurkan, tentu saja yang begini dasarnya adalah keuntungan untuk mencar sumbet penghasilan dengan mengorbankan reputasi lembaga pendidikan dan penandatangan ijazah tersebut juga telah menjadi pelacur intelektual yang menjijikan. Memang seperti yang sepel karena takaran kemampuan dan kecakapan seseorang saat ini tidak lagi biasa diukur dengan dimana dan berapa lama seseorang menimba ilmu, karena pengetahuan dan wawasan intelektual dapat diperoleh dengan mudah dimanapun dan kapanpun, namun tetap saja legitimasi keilmuan seseorang ada pada lembaga pendidikan sebagai penjamin intelektualitas, Kitu cenah ceu si Miun ala-ala inteltual yang tersinggung dan tersungging.

Tidak hanya ijazah palsu yang menyeruak menjadi sarapan opini publik saat ini,, ada dugaan beredar beras palsu yang dibuat dari bahan sintetis atau pelastik, ada juga merica atau lada palsu yang konon kabarnya terbuat dari semen putih dan yang tidak kalah menarik banyaknya tanda-tangan palsu menandai mudahnya proses kepalsuan dinegeri ini merajalela...Namun percayalah hingga saat ini Indonesia adalah negara asli yang merdeka dan berdaulat, hasil jerih payah para pejuang kemerdekan dan nenek moyang kita yang telah bercucur keringat dan mandi darah membuat Indonesia ini Merdeka...!!

Kalaupun ada para penyelenggara negara yang kini penuh kepalsuan itumah oknum weeh cenah..ha..ha..