• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Friday, November 4, 2016

Berakhir Demo...Karena Demo Masih Harus Jadi Jalan Terakhir..??



Mungkin memang Demo masih menjadi pilihan terakhir ketika saluran-saluran aspirasi memang mendadak tidak lancar karena tersumbat kepentingan. Kepentingannya sih bisa kepentingan apa saja mulai kepentingan pribadi, golongan, pertemanan atau memang dalam lebih luas kepentingan merebut kekusasaan. Ini sepertinya terlihat gambaran meski tidak terlalu nampak dominan dari unjukrasa ratusan ribu umat Islam di Jakarta menuntut penegakan hukum yang cepat tepat dan transfaran.

Lantas mengapa harus berujung ricuh....sepertinya memang demo sejak awal dengan estimasi massa yang banyak sangat rentan terjadinya kerusuhan, kerena provokasi yang sangat mudah menyulut emosi massa dalam kondisi semangat aksi yang sejak jauh-jauh hari dibekali ketersinggungan kolektif akibat penghinaan yang melukai perasaan umat Islam dengan doktrin Ilahiyah yang dimilikinya didada masing-masing warga muslim Indonesia ini.

Indonesia memang negara dengan sejuta kepentingan dan sama halnya dengan sejumlah negara-negara lainnya hampir mustahil jika tidak ada kepentingan melandasi semua berdirinya kedaulatan sebuah negara. Bukankah kepentingan untuk berdaulat juga bagian dari domain yang sangat memainkan peran sebelumnya dalam berdirnya sebuah negara.

Terlebih saat memasuki perebutan kekuasaan serta memperebutkan lapangan ideologi dan keyakinan ini makin sangat menohok dimanapun dan kapanpun dalam sebuah bangunan struktural kenegaraan. Jadi sangat wajar jika kepentingan kelompok masyarakat kerap kali tidak terakomodasi karena berbenturan dengan penyandraan kepentingan sebelumnya.

Belajar dari aksi demo ratusan ribu umat Islam Indonesia dengan flatform "Bela Islam" tentu saja tidak sesederhana yang kita bayangkan seperti hanya demo sopir angkot atau supir taxi yang berebut trayek atau warga demo karena tanahnya digusur dan demo-demo sejenisnya.

Demo Umat Islam dalam konteks keyakinan, atau  ketersinggungan keyakinan adalah kekuatan kolektif yang datang tanpa komando sekalipun, dijamin kompak dan tidak akan menanti banyak perintah atau seruan sebab seruan datang dari keyakinan, seruan datang dari pemahaman dan warisan keyakinan yang turun mendarah daging hingga susah dipisahkan.

Seharusnya ketika elit-elit terbidik oleh aksi itu memahami ini semua, karena ini bukan sekedar simbol agama seperti simbol-simbol agama lainya. Melainkan aksi unjukrasa ratusan ribu umat Islam adalah akumulasi keterpanggilan dari rangkaian persoalan sebelumnya dimana banyak soal yang tersumbat dan banyak hak-hak terabaikan dalam kerangka keyakinan sebagai umat mayoritas.

Ini harus diyakini bukan demo pada Ahok yang semata membuat blunder menistakan agama, melainkan ada banyak perbuatan yang bersangkutan sebelumnya yang juga patut dicurigai menjadi bagian yang disesalkan dan menyinggung banyak rasa umat Islam...**Wallohu a'alam

Sampai Kapan persoalan dinegeri ini harus selalu diakhiri dengan aksi?? Sampai kapan elit negeri ini memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam kerangka menyamakan visi dan misi mempertahankan kesatuan dan keutuhan NKRI ini....  

Thursday, November 3, 2016

Ka Jakarta Yuuk....!! Rek Negok Atau Sekedar Menohok Ahok



Mendadak Jakarta menjadi pusat perhatian melebihi kebiasaannya yang memang sudah menjadi pusat perhatian seluruh warga Indonesia. Selain Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta juga telah tumbuh dan menjelma menjadi kota Metropolitan yang denyut aktifitasnya tidak pernah ada matinya.

Jarum Jam di Jakarta melek hampir 24 Jam, tiada lorong dan ruang sepi sepanjang hari dan malam ramai dengan berbagai aktifitas warganya. Maka pantas jika semua memiliki obsesi singgah di Jakarta baik untuk Karier jabatan dan kepangkatan ataupun mencari penghidupan yang layak dan super mudah karena memang segala mudah asal ada uangnya....

Jakarta oh Jakarta, dalam beberapa pekan terakhir kembali menjadi obsesi semua orang untuk kembali mensinggahinya untuk suatu tekad kebersamaan meskipun kini sudah bercampur aduk dengan berbagai aroma yang diaduk dan diacak kepentingan-kepentingan segala, ada segala bisa dan serba mungkin.

Sebagian tujuan murni karena ada ketersinggungan oleh ulah seorang intelektual pejabat negara pejabat ibu kota boleh dikata Presidennya Jakarta yang dinilai telah melukai perasaan umat Islam terlepas berbagai tafsir yang kini mulai menggurita, banyak celah banyak jalan banyak juga aroma dan macam bau dimunculkan untuk kepantingan yang berbalut keshahihan politik. Ataupun sebaliknya sebuah konfirasi yang berujung atau bermuara kelaut mana silahkan saja...

Tapi yang harus dicatat dan harus dipahami oleh semua pihak dinegeri ini adalah ketersinggungan umat Islam adalah ketersingguhan Ilahiayah dengan Dzatnya yang tidak pernah dapat dimengerti dan dipahami karena itulah yang membedakan sang Kholik (Pencipta) dengan Makhluknya (yang diciptakan sang Kholik)....

Batasannya sudah jelas yang boleh dan bisa dipelajari terkait sang Pencipta adalah hasil ciptaaanya termasuk Alquran dan alam semesta dan tidak dengan Dzat-Nya karena jika dipaksakan kita malah akan tersesat....

Ketika Alquran sebagai bukti ciptaan sang Kholik bagi Umat Islam dan juga umat-umat lainnya dipermainkan baik dibuat tafsiran yang menyesatkan atau dalam kata dilecehkan maka Dzat yang Maha segalanya itu akan terusik dan seketika akan membakar dada-dada orang beriman karena doktrin Ilahiah akan muncul diatas segalanya.....

Dalam Konteks Jakarta pekan ini...mohon maaf jika banyak orang menggandrungi untuk menyambanginya, karena ada ketersinggungan kolektif yang lebih dari sekedar seruan sebagai warga negara...tetapi ada seruan Ilahiah yang muncul dan hanya akan dirasakan bagaimana panas dan bergejolaknya didada-masing-masing orang yang mengimaninya...

Mohon maaf bila saudara-saudara kami ada yang memilih berangkat dan menyuarakan ketersinggungan ini akibat ulah sesosok manusia yang tidak ada daya upaya, tapi itulah kekuasaa yang Maha Kuasa jika ingin menunjukan kekuasan-Nya tidak akan sulit dan tidak akan susah...

Sehebat apapun konsep untuk mencaci dan  mencemooh Alquran dengan agenda yang dibalut rapi dan terstruktur sekalipun, jika itu Ciptaan atau Firman yang dilecehkannya maka bukan manusia lagi yang akan membelanya melinkan kekuasaan yang Maha segalanya yang akan menyelesaikannya...

Manusia beriman hanya menggugurkan kewajiban bahwa ada seruan lewat ketersinggungan ketika kitab sucinya yang merupakan firman Alloh diniscayakan dan dicampakan dengan dalih apapun itu, sudah sangat jelas semakin jelas bahwa itu jelas-jelas petunjuk Alloh untuk menunjukan jika kita umat Islam pada hakekatnya sedang ditunjukan jalan yang sesungguhnya bahwa kita sedang berada dalam ancaman keseriusan.

Jangn heran dan jangan keget jika ada yang tetap memaksa berangkat ke Jakarta untuk sekedar menengok dan menohok jagoan Ahok yang super super duper dengan segala istilah kebaikannya pada bangsa ini...Tapi tidak untuk yang satu ini...Ini petunjuk Alloh jika Firmannya telah dinistakan telah dicampakan oleh orang yang sama sekali tidak mengimaninya...Sorry to Say bro...!!

Selamat Datang Jakarta...I am Comming..!!