• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Saturday, February 28, 2015

"Disitu Kadang Saya Merasa Sedih.."


Kata-kata dalam kalimat "Disitu Kadang Saya Meras Sedih.." memang mempunyai makna yang sangat mendalam dan sepertinya banyak mewakili dari banyak perasaan yang kebanyakan dirasakan masing-masing kepala hampir diseluruh belahan penjuru Indonesia. Hidup memang diantara Sedih dan gembira, diantara resah gelisah dan tenag serta senang, Tidak akan jauh dari situ, makanya ketika meluncur sebuah kalimat yang terasa mewakili perasaan dan emosi kita makan disaat itupula keterwakilan jiwa merasa tersalurkan dan sedikit lega, meski tentu saja konteksnya berbeda juga.

Meme lucu plesetan dari sebua wawancara pada sebuah program televisi Swasta terkait tugas salah seorang anggota Polwan dengan cepat menyebar dan menjadi trending topik berbagai media sosial hingga menjadi obrolan biasa diantara sesama warga, mulai kalangan muda hingga dewasa, dari kelucuan biasa hingga pada tataran forum resmi sekalipun belakangan selalu mengikutsertakan "meme lucu itu" untuk bahan selingan agar tidak jenuh dan garing.

Sebenarnya yang menarik buat Abah sama si Miun bukan hanya sekedar  meme lucu tersebut kemudian menjadi trending topik, melainkan ada pelajaran berharga dimana kesamaan situasi atau kesamaan perasan meski topik atau penyebabnya berbeda tentu saja akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan, selama itu pula kita mendapatkan manfaat dari itu semua. Sugestinya adalah posisi dan kedudukan emosional seseorang ketika tersentuh halusnya sebuah pemandangan atau keadaan relatif sama. 

Bagi perempaun naluri seorang Ibu yang halus dan lembut akan lebih dominan menjadi dasar pertimbangannya, sementara bagi seorang laki-laki tentu saja dalam posisi tertentu perasaan humanis akan lebih mendominasi situasi tertentu itu.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya empaty dari dari bangsa kita terhadap persoalan-persolan mendasar dapat tercermin dan mudah terlihat dari mudahnya menerima apapun yang berbau keprihatinan, ini barangkali modal dasar bangsa ini meski kadang merugikan disaat situasi menuntut ketegasan sikap dan yang lainnya. Tapi memang bangsa yang santun dan sopan sejauh ini Indonesia memeng Jagonya saking santun dan sopannya korupsi saja masih dapat dimaafkan, tidak ada hukuman mati di Indonesia untuk Koruptor. Sebuah kepastian hukuman mati saja masih terus diprotes sebeb mereka tau orag indonesia memiliki sifat pemaaf yang sangat mudah terucap dan terlontar padahal itu mempertaruhkan segelanya.

Mungkin sikap dan sifat bangsa yang seperti itu memang harus tetap dijaga dan sedikit dikuatkan agar tidak mudah goyah ketika situasi meminta untuk tegas dan keras serta berpegang pada prinsip dasar kedaulatan negara dan bangsa. Kita memang harus banyak belajar, "disitu kadang kita patut meras sedih.."

 

Garut Ini Kawasan Konservasi, Tapi Hutannya Sudah Rusak



Hallo Garut...!!
Pembaca yang Budiman...!!

Ironis memang....Tidak ada kata-kata yang tepat untuk melukiskan betapa memang hutan Garut sudah rusak dan kerusakannya juga tidak bisa digambarkan,  sebab yang merusak dan yang menggambarkan kerusakan sama-sama rusaknya. Artinya gambaran yang terlihat dari rusaknya hutan Garut, adalah gambaran utuh jika pelarian terakhir mencari penghidupan adalah membabat hutan. belum lagi kebiasaan suport  pemodal yang datang makin seru mempercepat kerusakannya.

Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman pasca kunjungannya diselatan Kabupaten ini di Kecamatan Pakenjeng merilis jika kerusakan hutan yang terjadi sudah lebih dari 600 Hektar, tentu saja ukuran bentangan luas 600 hektar tersebut tidak termasuk dalam kategori rusaknya ekosistem terdampak dimana hadirnya kawasan pemukiman juga memberi andil besar dalam kerusakan hutan tersebut. Sepanjang para penghuni permukiman tersebut tidak (care) terhadap keutuhan lingkungannya. Maka benar jika isu global warming atau yang dinamakan dengan pemanasan global memang akibat dari kerusakan ekosistem baik darat laut dan udara.

Parahnya darat yang merupakan pensuplai oksigen dari hutan yang rindang dan utuh kini sudah tidak kita jumpai lagi, makanya perubahan yang sangat terasa memang dari panasnya udara. Dulu yang namanya Garut memang tidak pernah ada kata panas yang sangat mendera hingga serasa dipinggir laut, tapi kini terasa tidak ada bedanya dengan daerah pantura yang juga makin panas terasa.

Ini memang keadaanya sepeti itu, Anehnya hutan yang luas dengan tigkat kerusakan yang luar biasa parah juga belakangan hanya menjadi bahan penyesalan dari para aktifis lingkungan saja, sementara tidak ada pihak yang hingga kini merasa bersalah, termasuk para pelaku Ilegal Logging sekalipun tidak mau dipersalahkan, sebab ternyata rupiah telah menyulapnya menjadi lupa jika hutan itu seyogyanya tidak boleh dirusak.

Rupiah memang dahsyat merubah pola pandang dan sikap orang-orang menjadi garang dan liar. memang awalnya tidak terasa dengan dalih membawa pohon tumbang dan ranting jatuh hingga akhirnya mulai berani menebang yang pinggir hingga terus merambah kedalam hutan rimba, karena ditantang para pemodal yang tidak segan-segan mau membayar mahal kayu-kayu itu tidak perduli dari hasil Ilegal didapatnya.

Lucunya tidak sampai cukup disitu, para pemegang Hak Penebangan Hutan yang secara resmi dikeluarkan pemegang kebijakan dibidangnya, juga kadang-kadang menjadi rada-rada sangsi ketika harus beradu banyak dan beradu luas dengan hutan yang menjadi lahan tebangan itu. Ironisnya kadang bermain izin menyulap dan membabat hutan yang bukan peruntukannya juga tidak segan-segan, makanya kerusakannya cepat tidak berimbang dengan upaya rehabilitasi yang dilakukan kemudian.

Entah berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan untuk mengembalikan kondisi hutan dan entah berapa besar juga resiko yang ditanggung dari kerusakan yang telah terjadi selama ini. Bukankah bencana dari berbagai bentuk merupakan akumulasi dari perbuatan terhadap perusakan hutan itu sendiri. Mangga dipikirkan secara seksama, siapa memulai dulu mengembalikan hutan kita agar kembali lebat dan rindang atau lebih dulu menjadi perusak generasi mendatang. 

Bukankah yang akan mewarisi kondisi yang kita tinggalkan ini adalah anak cucu kita bersama? Oh iya makanya atuh hentikan keserakahan rubah pola kesadaran untuk membiarkan hutan kembali tumbuh mengembalikan kekuatan ekosistemnya dengan tidak menyentuh dan menjarah apapun yang ada disana dengan alasan apapun.      

Jakarta Oh Jakarta... Giliran Ahok Vs DPRD Apa Ujungnya...



Sepeninggalan Jokowi Kursi Gubernur DKI Jakarta jatuh ketangan Ahok Alias Basuki Cahya Purnama yang terlihat makin banyak mengundang perhatian dengan aksi-aksi serta langkahnya di kursi DKI satu. Ahok memang menghadapi berbagai persoalan mulai dari mendapatkan pesaing dari Gubernur tandingan vesi FPI hingga sejumlah gerak geriknya yang kadang tampak garang dan emosian.

Setelah Gubernur tandingan berlalu, Ahok kini kembali berseteru dengan para anggora DPRD DKI dengan sakwa sangka yang mungkin juga ada faktanya hingga membuat para legilator DKI Jakarta tersebut harus berebut alur membangun kekuatan menggulirkan hak engket tentu saja sasaranya adalah bisa juga bermuara pada penurunan Ahok dari Takhta DKI satu yang kini masih disinggahinya.

Makin rame makin seru bagi para pemerhati pemerintahan, bahkan tidak hanya bergulir dikalangan elit perseteruan DKI satu dengan DPRD-nya juga mengundang banyak komentar serta tidak sedikit cibiran diantara mendukung langkah ahok atau sebaliknya tergantung siapa dan posisinya dimana. Ini tentu saja menjadi warna yang cukup rumit sebab perseteruan kedua pihak pengelola pemerintahan atau penyelenggara negara di DKI Jakarta tersebut sebenarnya banyak berimbas pada struktur pembangunan pusat Ibu Kota Negara tersebut.

Belum juga tuntas urusan banjr dan seabreg persoalan lainnya, kini makin runyam dengan kehadiran perseteruan keduanya. Tentu saja yang merana dan menderita adalah objek penderita itu sendiri. Muaranya pasti pada peningkatan kesejahteraan para penghuni kota yang makin padat tidak terarah makin terpinggir tidak tergiring. Khawatirnya akan tiba pada suatu peristiwa dimana  perseteruan para elit Jakarta tersebut akan memicu kerawanan konflik akibat gesekan yang mau tidak mau akan berimbas juga pada akar rumput yang rentan terbakar habis panasnya gesekan yang terjadi. Apalagi jika ada kepentingan yang tersingkir yang terkait dengan nilai rupiah tentu saja makin amat sangat rentan berjung hebab pada konflik  yang mungkin saja terjadi merusak tatanan yang telah tersusun rapi selama ini.

Ini tidak hanya sekedar persoalan Ahok dengan para Anggota Dewan DKI semata, melainkan sebagai miniatur Republik Indonesia, tentu saja DKI jakarta memiliki banyak cerita yang panjang dan terkait erat dengan beberapa sumbu daerah penyangga lainnya. Jika terpicu sumbu yang satu bisa menjalar pada sumbu lainnya ini yang harus diwaspadai bersama.

Haruskan Presiden turun tangan menengahi..?? seharusnya memang harus segera dicarikan langkah untuk meredam emosi kedua belah pisah yang semakin hari terlihat semakin memuncak, meski muncul pada perang kata-kata melalui media ini juga harus diartikan jika pada dasarnya akan makin rumit dan terus melebar jika terus kedua belah pihak hanya menyuarakan kekesalannya pada media-media yang ada. Sebab tentu saja media juga memiliki keterbatasan space dalam tulisan, ruang dalam percakapan sehingga tidak bisa segamlang dalam meja terbuka yang berujung pada solusi dan mengakhiri perseteruan keduanya....


Friday, February 27, 2015

Bagi PKL, Pembiaran Itu Menjadi Pembenaran dan Legitimasi



Hallo Garut..!!
Pembaca yang Budiman...!! 
Sepertinya memang yang sedang terjadi saat ini adalah memanfaatkan pembiaran sehingga menjadi legitimasi dan ujungnya seolah-olah pembenaran terjadi. Akhirnya makin lama dibiarkan maka makin kuat posisi tawar mereka dan berujung pada perlawanan sebab mereka juga semakin lama semakin kuat membentuk rumpun yang saling terkait kokoh susah dikendalikan dan diatur meskipun itu sebenarnya perbuatan melanggar.

Mari kita urai faktanya satu persatu, di Kabupaten Garut misalnya dipusat kota sudah jelas PKL alis Pedagang Kaki Lima yang seharusnya musiman dan tertata rapih kini malah tidak lagi mengenali batas waktu dan tempat yang rapih karena mereka yang menata sendiri dengan kemauan sendiri asal suka aya payu dagangan laku ngapain repot repot yang penting untung. Tidak ada lagi rasa yang terbagun didalam individu para Pedagang tersebut jika kehadirannya telah menyumbang kesemrawutan kota sehingga cita rasa Intan-nya Garut sudah memudar dan sulit diraih kembali.

Fakta berikutnya adalah hampir semua ruas jalan yang ada disekitar kawasan peyangga kota kini memang telah menjadi objek para pedagang apapun jenisnya sehingga berlomba memadati ruas-ruas jalan yang ada untuk berlomba mencari rejeki. Bukan tidak boleh itu sah-sah saja namun jika terus dibiarkan tapa mengindahkan tata kota dan struktur keindahan maka bukan tidak mungkin semua ruas jalan menjadi lapak PKL. Kita lihat segera ruas jalan Rumah Sakit depan lapang Paris yang dulu tidak perah tersentuh roda dan gerobak jualan PKL kecuali Tukang Cukur Dibawah Pohon Rindang yang sangat Favirite, kini malah tersisih oleh megahnya tukang tambal ban, tukang buah-buahan memakai mobil yang katanya gampang-pindah-pindah kini malah ditandem 24 jam tidak lagi bergeser. Dan sepertiya memang dibiarkan tapan disentuh aturan yang menaunginya sehigga macet mulai mewarnai tiap saat tiap waktu, sebab diruas itu kita bertemu perempatan maktal yang menjalu arus lalu lintas dari berbagai jurusan yang ada menuju pusat kota bahkan kendaraan lintas kota juga melawati jalur tersebut. Repot dan capek melihatnya, dalam catatan abah belum terlihat ada upaya penertibannya mau seperti apa...

Abah yakin pembaaran yang berlangsung selama ini telah melegitimasi mereka menjadi seolah-olah diperbolehkan melaggar aturan padahal jelas-jelas berjulan diatas trotoar atau badan jalan memang melanggar peraturan, tapai nyatanya memang susah sebab aturan itu hanya dibuat dan disosialisasikan jarang-jarang ditegakan ini yang terjadi.

Pun demikian yang berada marak didepan mata pusat kekuasaan Garut, Ruas jalan pahlawan, patriot hingga kejalur terusan pembangunan serasa makin sempit dan sesak saja, selain kendaraan makin melimpah berlomba mencari lahan parkir, persaingan roda da gerobak pedagang juga makin menambah lengkap pemandangan kesempitan kota kita. Ingat itu berada didepan pusat kekuasaan apalagi yang jauh dari pandangan penegak peraturan susah jadinya. Ingat sekali lagi pembiaran menjadi pembenaran yang melegitimasi dan akhirnya susah untuk penertibannya...Karaoooossss...   

Beras, Elpiji Dan Pemerintahan Jokowi



Rupa-rupanya ini memang persoalan klasik bagi Republik kita tercinta, dimana selalu saja dari periode keperiode kepemimpinan yang terjadi, kalau tidak naik turun Harga Bahan Bakar Minyak alis BBM, pasti kenaikan sembako. Ini benar benar persoalan klasik karena selalu datang dan pergi ibarat penumpang angkutan naik dan turun dan itu itu aja isunya.

Nah ini pemandagan berikutnya setelah awal pemerintahan Jokowi dikejutkan dengan harga minyak dunia hingga memicu dan memaska negara harus menyesuaikan harga itu alasannya hinga BBM pun pernah naik dan menjadi bulan-bulanan lawan politik lantaran pernah terlontar kata-kata kampanye Jokowi kalau tidak salah, tidak akan mencabut subsisi BBM yang harus berimbas pada kenaikan harga. 

Meski pada akhirnya bargaining posisi tidak lagi kuat menahannya dan naiklah harga BBM hingga belum cukup umur jagung, kembali turun lantaran harga minyak dunia juga turun dibawah batas maksimal sehingga tidak ada alasan harga BBM di Indonesia harus terlampau mahal. Maka turun kembali.

Kini kembali datang tiupan angin cobaan berikutnya dimana, tiba-tiba disaat kampanye ketahanan pangan dihembuskan Presiden Jokowi dari istana, seiring itu pula harga beras merangkak naik hingga menambah kesulitan warga. Takarannya memang seperti tidak begitu berdampak, tapi jangan salah beras masih menjadi bahan makanan pokok bangsa kita sehingga akan memicu pesoalan panjang jika tidak segera dapat mengatasinya. bahkan beberapa pengamat mulai unjuk analisa jika kenaikan harga beras ini juga bisa berimbas atau bedampak politis bagi kelangsungan kepemimpinan Indinesia. sebab jika tidak bisa mengantisipasi segara ini bahayaa...

Kompleksnya lagi, tidak hanya beras yang merangkak naik, namun pelahan tapi mulai terasa bergejolak adalah kelangkaan Gas elpiji subsidi yang ukuran tabung melon atau berat 3 kg, sungguh terlalu tiba-tiba banyak menghilag dipasaran. Dilaporkan dibeberapa darah malah sekalinya ada harganya bertinggi-tingggi, ibarat jatuh dikata, naik-naik kepuncak gunung udah naik digunung susah turun tak mau diturunkan. 

Ini juga tidak kalah bahaya, apalagi pelopor peralihan bahan bakar dari minyak tanah beralih ke elpiji adalah pak JK yang kini menjadi orang nomor dua Indonesia, Jika sampai gas ini susah pan kacida orang konseptor dan penggagasnya wapres sendiri masa diera kepemimpinannya malah tidak bisa mengantisipasi.

Ini juga bisa berimbas pada turunnya tingkat kepercayaan publik terhadap eksistensi orang nomor satu dan nomor dua di Republik ini. Sebagai simbol kedaulatan negara, Bapak Presiden dan Wapres memang sedang diuji dalam segalanya dan jika dapat melewatinya mungkin tidak jadi masalah, namun jika sebaliknya tidak mampu mengungguli kendala-kendala ini semua. Adalah sebuah pertanda yang kurang sedap bagi rakyatnya. Segerakan mengantisipasi ini semua agar tidak menjadi malapetaka dikemudian hari...

http://gapuraindonesia.com/#sthash.BhyrWf5R.dpbs

Thursday, February 26, 2015

Jumsih, Jumat Bersih, Jumatnya Yes', Besihnya No'



Hallo Garut...!!
Pembaca yang Budiman

Jumat Bersih yang merupakan bagian dari gerakan Garut Intan yang digulirkan Pasangan Dalem Garut saat ini, nampaknya masih belum gayung bersambut dengan lapisan masyarakat luas secara keseluruhan, Faktanya memang sampah yang seharusnya sebagai salah satu objek Jumat Bersih ya bersih...Tapi mau hari Jumat, Sabtu dan hari-hari lainnya sampah kita makin saja melimpah bahkan seperti tidak mau hilang dari sudut-sudut dan ruang yang ada. Padahal Armada Kebersihan melalui dinas terkait mulai ditingkatkan, demikain juga kampanye penyadaranya juga cukup gencar, namun memang hasilnya masih harus terus dievaluasi dan terus diperhatikan.

Nampaknya memang ada yang bergeser signifikan dari kebiasaan warga kita, saat ini menjadi malas melakukan kegiatan kebersihan, sekarang lebih suka membayar petugas kebersihan. Padahal tidak cukup dan jangan dilupakan akibat warga merasa sudah membayar petugas kebersihan akhirnya petugas juga terlena. Siapa warga yang membayar imbalan buang sampah lebih besar dan cepat itu yang mendapat prioritas sementara yang lamabat apalagi tidak pernah memberikan imbalan "mangsa bodo mau sampah seberapa besar juga terserah"...Ini bahaya harus segera disiapi bersama.

Nampaknya memang perlu da gerakan bersama-sama untuk kembali mengambl peran dalam memerangi sampah, sebab jika terus dibiarkan khawatir ini sampah makin luar biasa karena dibiasakan biasa menumpuk asal suka bungnya, padahal itulah persoalan yang kemudian akan kita rasakan bersama.

Sebenarnya gerakan Jumat besih atau dalam istilah bias Jumsih itu akan sangat ampuh jika mampu menggerakan seluruh komponen warga, tidak hanya dilakukan para pegawai negeri sipil semata itupun kadang tidak semua dan jarang-jarang komitemennya stabil, biasa saja akhir-akhrnya memang  pelan-pelan mengendur dan hilang lagi kekompakannya. Ini kebiasaan mempertahankan konsistensi yang kadang cepat memudar dilingkungan kita.

Hayu atuh gelorakan kembali Jumsih, masa sih kalah sama neng Jumsih yang malah rajin bersolek lantaran ingin segera ada yang meminang. harusnya semangat Jumsih di Garut segera seperti neng Jumsih, terus mempola cara yang efektif agar kampanye penyadaran beberesih menjadi milik kita semua. Malu jika Jumsih akhirnya malah tinggal Jumatnya saja sementara bersihnya tidak lagi... 

PLN-nya Keren Mati Lampunya Gak Kerena



Kita kan pemakai merasa telah membayar sesuai ketentuan yang diterapkan peleksana pengelolaan Listrik negara tersebut, ya.. sudah mengikiti saja aturan main yang ada. Misalnya ketika telat membayar rekening listrik pemutusan aliran listrik sementara hingga pemutusan jaringan ke instalasi bersangkutan sudah sagat biasa dan membuat para konsumen tidak lagi berdaya Aturannya memang begitu, kita masyarakat pasti mengikuti apapun itu...

Justru yang tidak bisa mengikuti adalah saat aliras listrik tiba-tiba sering mati, kemudian alasannya tidak jelas rasa-rasanya kami ttidak siap menerima. Kebiasan buruk pengelolaan listrik di negara kita ini barangkali yang harus terus diperbaiki dan ditingkatkan karena bagaimanapun kerugian yang ditimbulkan oleh konsumen sama persis ruginya dengan PLN sebagai pengelola kebutuhan pasokan listrik di Indonesia.

Di Garut terutama bagi sebagian warga di Kompleks yang kataya perumahan bagus dan mahal, matinya listrik paling sering dan pret jepret terus, sehingga menurut teori peralatan elektronik memang mengakibatkan cepat rusak dengan seringnya putus nyambung-putus nyambung (asa lagu putus nyambung tea ieumah). 

Kompleks Intan regency yang paling sering merasakan pemadaman "putpret" yang kadang tidak jelas, bahkan seringkali pemadaman berlangsung hingga berjam-jam, teuing teuapal sebab belum pernah ada selebaran yang datang ke rumah konsumen jika bakal ada pemadaman yang ada adalah himbauan untuk segera membayar listrik tepat waktu.

Alasan PLN selama ini melalui pejabat terkait selalu mengatakan jika penyebabnya listrik mati ada banyak faktor, salah satunya karena ulah para pemain layang-layang cenah, kalau dimusim hujan menjadi kurang tahu apakah masih ada listrik padam gara-gara layang-layang mungkin karena faktor lain lagi..

Semangatnya adalah sebagai konsumen kita berharap terus mendapatkan pelayanan yang paripurna yang stabil dan benar-benar pelayanan yang asyik yang tida ada celah untuk disesalkan oleh konsumennya. Karena yang membuat konsumen menggerutu disaat pelayanan yang diberikan PLN listriknya sering mati, kedua jika harga bayar listrik dinaikan itu saja, yang lain-lainya rasa-rasanya biasa dan tidak banyak mengundang komentar.. Ingat konsumen di Indonesaia untuk urusan apapun adalah konsumen yang paling penurut dan penyabar sesuai ajaran dan atikan orang-orang tua dulu jika mereka mengajarkan tatakrama sopan santun, sabar dan manut serta nurut, makanya jangan pernah menodai keluguan sifat-sifat konsumen Indonesia, Karunyaaa....   

 

Elpiji Oh Elpiji..Gasnya Kemana



Bukan tidak ada cuma mendadak langka...ini persoalannya, terus kemana itu Gas elpiji 3 kg tiba-tiba dikeluhkan banyak orang menghilang dipasaran. Bayangkan sangat menyiksa jika harus mencari Gas elpiji ukuran tabung 3 kg harus berjalan atau mencari hingga  berkilo-kilo meter. Rasanya tidak berimbang jika mencari gas 3 kg harus berjalan 7 hingga 10 Kilo Meter. ini artinya apa, artinya memang masyarakat masih diperbudak oleh keadaan dimana kebutuhan itu tidak mudah dapat dipenuhi, padahal itu tanggung jawab para penyelenggara negara menyediakan dan melayani kebutuhan sebagai hak warga mendapatkannya.

Terus teuing apa penyebabnya masih bingung masih pusing karena bukan haya sekali melainkan berkali-kali dan berulang-ulang peristiwa langkanya Gas ukuran 3 Kg. Jadi jatuh curiga akhirnya jika memang pada posisi gas 3 kg ini memang sangat rentan menjadi bulan-bulanan para pencari keuntungan diatas penderitaan warga yang teramat sangat menyiksa. Kebayang bagaimana gelisahnya seorang Ibu rumah tangga hendak memasak tiba-tiba sumber perapian yang datang dari Gas elpiji 3 Kg habis dan susah mencari penggantinya. Uang ada..Eh Gasnya yang gak ada, maka memang makin menyiksa..Hampura cuuu...

Sekali lagi dimana dan bagian mana yang menyebabkan kelemahan pada posisi distribusi Gas elpiji 3 kg semakin sering menghilang, apa memang rentan disalah gunakan oleh oknum pencari keuntungan seasaat, atau memang ada peran pengawasan yang lemah, atau memang ada kesalahan kolektif dari para pihak bertanggung jawab dibidang ini.

Kesalahannya, sepertinya kadang menjadi sitematis, sebab jika dikejar dimana letak kesalahannya tidak ada yang bisa menjawab gamlang, melainkan semua menjawab ngambang. Ini persoalan juragan. Klasik jika itu-itu aja jawabannya, kalo tidak pasokan telat lantaran bla-bla-bla...atau memang karena tiba-tiba ada sepekulan yang sengaja pada bermain sebab tergiur untung yang besar.

Maka mulai saat ini hentikanlah...kasian istri abah, kasian anak incu anu didalapur betapa gelisahnya disaat belum dapat Gas elpiji untuk dapat memasak...Sing karunya cuuu...        

Wednesday, February 25, 2015

Penipu Itu Bilang, Polisi Minta Uang Damai Tilang



"Aku tertipu..aku tertipu...teriak salah seorang teman Abah, yang baru saja dikadali salah seorang penipu yang melakukan operasi kejahatannya melalui hanphon dengan modus meminta ditransfer uang ke salah satu no hp yang disebutkannya milik salah seorang petugas Polantas, yang menilangnya dan meminta damai dengan tebusan transfer pulsa senilai  400 ribu rupiah.  Keterlaluan memang dasar otak kriminal masih aja kepikiran. 

Padahal setelah cek and ricek ternyata teman dari teman abah itu tiidak pernah meminta bantuan untuk transfer pulsa lantaran kena tilang, yang ada memang akal-akal penipu saja dasar otak ngeres ku kajahatan sagala oge jadi jeung bisa dianggo nipu cuuu...hati-hati  

Gambarannya ada beberapa kejahatan yang sangat prinsip dalam tindakan kejahatan tersebut, Pertama pelaku menjual-julan nama alat negara sebab mengaku disuruh petugas Polisi. Kadua Pelaku mengatakan jika uang yang diminta untuk uang damai tilang alias mencatut tugas dan funsi Polisi (polisi saja tidak berlaku uang damai sekarang-mah tapi gak tahu kalau memang masih ada-mah teuapal).
Ketiga , pelaku sudah jelas-jelas memenag melakukan tindakan penipuan atau pelanggaran terhadap pasal 378 KUHP ganjarannya lumayan hukuman kurungan pastinya, alis bakal dipenjara lamun katewak eta oge terus diproses kepengadilan.

Nah menariknya modus penipuan saat ini memang makin canggih dan makin beragam, tentu saja para pelaku kejahatan tersebut juga tidak henti-hentinya mengakali dan terus belajar mencuri-curi pengetahuan dan peluang untuk melancarkan aksi kejahatannya. Maka tidak heran jika banyak yang berhasil melakukan tindakan kejahatan karena memang mereka mempelajari peluang dan kesalahan atau kecerobohan yang selama ini nampak ditengah tengah kita semua.

Misalnya dalam kasus teman abah tadi, tipu muslihat lewat handphon bermodus bayar damai tilang tentu saja ini hasil belajar yang cerdas dari pencuri, dimana ada kebiasaan lama jika masih ada saja Oknum petugas Kepolsian yang masih mengajak atau mau diajak damai bagi siapapun pelaku pelanggaran, misalnya untuk damai Tilang dengan meminta sejumlah rupiah, sehingga ini diadopsi oleh pelaku kejahatan hingga digunakan untuk aksi tipu-tipu seperti kasus yang marak terjadi.

Malah amat mencengangkan, jika dicermati dengan seksama kasus dengan beraneka ragam modus tersebut sebenarnya sangat marak terjadi hanya saja, ada korban yang berani melapor ada juga korban yang hanya diam lantaran malu atau nafsu, sebab cenah percuma laporan oge duit nu geus raib moal balik deui. Padahal sebenarnya itu pandangan yang salah sebaiknya lapor saja sehingga Polisi memiliki bahan untuk terus mempelajari dan menindak lanjuti dengan melakukan tindakan sesuai tugas dan fungsi serta proporsinya.

Sekarang memang kita hidup diera yang menuntut penuh kecermatan dan kehati-hatian agar tidak jatuh tertipu atau kena perdaya siapapun dan dimanapun, sebab saat ini kejahatan nyaris berbalik tipis rapat dengan kondisi kita berada dimana...Wapadalah..waspadalah...!!  

Tuesday, February 24, 2015

Duuh...Motif Penipuan Itu Makin

Amarah Warga Memuncak, Begal Motorpun Dibakar


Seharusnya memang tidak usah main gebuk main bakar apalagi sampai meregang nyawa. Memang kita juga tahu jika perbuatan yang dilakukan pelaku adalah sadis dan nekad, meresahkan membuat warga tidak aman, tidak nyaman dan tidak juga reda. Pasalnya memang si bajingan begal itu masih saja terus terusan menghantui para warga hingga akhirnya mungkin ini bagian dari akumulasi kemarahan warga hingga akhirnya begal itu dihabisi warga dengan cara dibakarnya. Padahal warga juga sesungguhnya tidak mengetahui sebarapa banyak begal motor apes bin nahas itu pernah melakukan aksinya. Jangan-jangan baru melakukan kali itu lantaran terdesak kebutuhan atau mungkin karena dibawah ancaman dan tekangan bisa saja itu terjadi.

Terlepas dari apapun  motovasi sipelaku begal itu, memang itu perbuatan yang tidak bisa dibenarkan sama sekali tidak ada untuk pembenarannya termasuk saat pelaku tertangkap harus dibakar hingga meregang nyawa oleh warga, itu juga tidak ada aturan yang menganjurkannya bahkan dipastikan itupun sebagai sebuah tindakan pelanggaran,  bentuk dari main hakim masing-masing bukan memberi peluang bagi hukum menjadi panglima yang akan mengadilinya.

Namun jika kita cermati bersama tentu saja tidak serta merta, warga lantas pada nekad membakarnya, melainkan tentu saja ada penyebab yang menyulut emosi warga. Rumusannya tentu saja mudah ditebak. Sebab memang peritiwa begal motor tiba-tiba marak belum lagi kejahatan lainnya juga ikut serta bermunculan menguatkan jika keadaan memang menjadi sagat mengganggu dan meresahkan bagi warga dimanapun. Sebab itu pula sepertinya memang warga tersulut setelah kalut dan kalangkabut malah korban yang selamat juga datditdut hitut nepika murubut lantaran takut yang sangat menakutkan. Siapa sih orangnya yang mau dibegal? pastinya juga enggak ada atuh maaang...

Pesoalan yang kini terlihat adalah ada sedikit kelengahan yang diakibatkan dari kesempatan bagi para pelaku kejahatan terbuka. Tengok saja berapa juta motor saat ini yang dimiliki warga dan menjadi alat trasportasi efektif saat ini bahkan tidak mengenal waktu pagi ,siang, sore dan malam hari motor efektif digunakan pemiliknya. Inilah barang kali yang ditangkap sebagai peluang bagi maling dan begal berotak kriminal.

Berikutnya memang peran dan fungsi pengamanan baik pengamanan formal melalui petugas dan institusi resmi barangkali rada sedikit longgar lantaran para elitnya sedang berkonsentrasi pada persoalan perebutan pucuk pimpinan (Maaf ini mah kalau dikait-kaitkan, jika salah memang tidak harus ditanggapi, jika benar jangan dimabil hati sebaiknya bahan untuk koreksi- Ini meminjam kata kata si Miun yang lucu dan lugu). semoga saja bukan karena itu tetapi memang karena kesempatan dan peluang maling makin banyak...Iya Gak...Waspadalah-waspadalah..!!   

Monday, February 23, 2015

Geliat Investasi Kota Intan, Harus Dihadapi Dengan Kesiapan


Hallo Garut..!!

Pembaca yang Budiman...!!

Akselerasi untuk mendatangkan investasi ke Kabupaten Garut memang sedang dilakukan serius Bupati Garut Rudy Gunawan saat ini, hasilnya memang telah mulai terlihat ada sejumlah bangunan pabrik mulai meregulasi banyak pendapatan juga menyerap lumayan banyak tenaga kerja. Demikian juga disektor pariwisata tumbuh dan terus berkembang mulai hunian berupa hotel berskala bintang mulai terlihat bermunculan menghiasi indahnya sudut-sudut alam yang asri dan elok yang dimiliki Garut selama ini.

Retail modern, restoran siap saji juga tidak kalah telah membuka lapak dan melengkapi denyut pusat kota yang kian hari gian bergeliat baik dari aspek pergerakan roda ekonomi, maupun dinamika sosio kultur yang juga mulai melek akan berbagai tampil baru dan mulai bersahabat dengan warganya. Jika dulu mencari makanan Amerika yang naman Pizza Hut harus kepuser dayeuh Bandung kini sudah ada dijantung Kota Garut, demikian halnya dengan Ayam Goreng kentucky yang dulu amat sangat susah didapat, kini telah berada dekat dengan jendela rumah warga boleh deliveri order boleh juga pesan ditempat makan nikmat.

Tempat-tempat hiburan yang mulai mengikuti trend kota-kota besar juga mulai muncul menjadi tempat tongkrongan baru warga kota yang mulai merubah pola merubah kebiasaan gaya hiburan dan liburan. Sabtu Sore hingga Minggu pagi sudah benar-benar dimafaatkan utuk refreshing mencari angin menghirup udara segar bersamaan dengan para pendatang dari kota tetangga yang ingin menikmati liburan mengesankan disejumlah kawasan destinasi wisata Garut yang makin imut-imut.

Ini memang kemajuan yang harus diakui sebagai sebuah terobosan, terlepas akibat dari upaya pemerintah atau akumulasi dari perkembangan dinamika masyarakat Garut yang makin hari makin maju dan mampu.

Saat ini yang perlu kita cermati bersama adalah membuat rumusan untuk meminimalisir dampak yang akan mengekor dibelakang tumbuhnya investasi. Mau tidak mau, peningkatan tarap hidup masyarakat biasanya berimbas pula pada pola dan gaya hidup yang akan ikut juga berubah terlepas berubah positif atau tentu saja ada sisi negatifnya. Tugas kita mulai berhati-hati memagari berbagai kemungkinan yang akan terjadi mulai dari penyimpangan kebiasaan serta dampak jangka panjang terjadinya kerusakan ekosistem yang harus mulai diwaspadai agar alam dengan kemajuan yang ada tetap seimbang.

Jika geliat tumbuhnya dunia pariwisata biasanya diiringi pula dengan menjamurnya perilaku penjaja cinta itu memang fakta, yang nantinya menjadi problem dikemudian hari bahkan kini juga telah terjadi. Lain-lainnya memang banyak juga semisal penyimpangan-penyimpangan lain yang kadang tidak bisa diprediksi dengan begitu saja...ini mata rantai dan membentuk siklus yang melingkar terkait satu sama lainnya.

Kewaspadaan untuk memagari berbagai kemajuan yang kini mulai terasa dan makin mendekati kita, seyogyanya disikapi dengan berbagai persiapan yang benar-benar mapan sehingga penyimpangan lain yang terjadi dampak dari dinamika kemajuan daerah ini tidak lantas membuat kita kelimpungan dikemudian karena tidak bersiap-siap sejak dini....    

Berenyit Bau Kencur Mahir Main Gituan



Ini Keprihatinan yang makin mendalam dan harus dicermati bersama. Mengapa belakangan semakin banyak peristiwa memalukan datang dan pergi terjadi dikalangan anak-anak baru gede (ABG). Baru saja kita kembali terhenyak dan terkaget-gedet sebuah pose tidak wajar dan vulgar diperankan anak-anak usia sekolah dasar, maaf (Berciuman-sensor ) dipertontonkan banyak orang karena perbuatan tersebut dilakukan diterpat terbuka dan jika dlihat dari lokasi yang dijadikan latar pose mereka adalah suasana banjir. 

Ini yang kadang tidak habis fikir, mengapa hal-hal yang dulu tabu jangankan bagi anak bau kencur, malah orang dewasa saja teramat sangat malu melakukan adegan tidak senonoh tersebut jika dilakukan bukan muhrim ditempat umum. Bahkan pasangan Muhrim sekalipun amat sangat tidak elok dan termasuk kategori terlarang mempertontonkan adegan pribadi orang dewasa ditempat terbuka. Tapi kini rasa-rasanya teramat sangat biasa dan murah serta murahan sekali, seakan akan tidak ada lagi batas malu dan larangan menjaga rasa malu itu nyaris hilang dan musnah.

Inikah doktrin atau racun budaya barat yang mulai merasuk kejantung bangsa timur yang dulu sangat berpegang teguh pada etika, tatakrama, sopan santun serta moral dan aturan agama. Kini entah kemana pagar-pagar moral itu pindahnya. Apakah memang sudah tidak ada lagi ruang yang padat dengan norma dan etika, atau malah yang tersisa ruangan hampa penuh dusta dan dosa-dosa ulah kita semua..

Duuh Gusti apakah ini akhir jaman yang didengung degungkan orang kita dahulu, dimana kemaksiatan semakin meraja lela, batasan halal dan haram semakin tipis nyaris tak ada lagi ruang atau sekat yang memagarinya...Ironis memang jika ini tanda-tanda akhir jaman sudah makin dekat dan segera tiba runtuhnya dunia, Maka kita harus bersiap-siap membekali diri dengan iman dan takwa dengan taat dan tawakal serta bersiap diri menghindari tanda-tanda itu agar sedikit menjauh dan ada lagi kesempatan utuk merubah pola, meminta ampun dan pengampunan dari pemilik ampunan itu sendiri...

Sjujurnya abah jadi era parada... 

Sunday, February 22, 2015

"Amazing Garut", Sudah Saatnya Sok Geura Deer...



Hallo Garut...!!!

Pembaca yang Budiman...!!!

"Amazing Garut", ini tema luar biasa, jika saja benar-benar terimplementasi pada realisasi visi-misi kepemimpinan Bupati Garut Rudy Gunawan- Helmi Budiman, sepertinya memang Garut ini sudah Amazing  Banget.

Mulai didengungkan seiring Hari Jadi Garut ke 202 Tahun, semangat itu pula kemudian yang diusung untuk menyambut Kabupaten Garut kedepan agar benar-benar menjadi Kabupaten Garut yang luar biasa dan minimalnya maju atuhlah tidak jalan ditempat atau malah mundur. 

Kalau mundur sepertinya tidak mungking kecuali ada mesin waktu membalikannya itupun hanya dalam film dan cerita fiktif belaka. Sementara berbicara Garut saat ini dan kedepan benar-benar riil dan tidak bisa dikatakan, tidak harus iya. "Catat Harus Iyaa...", mengapa ? memang sudah waktunya Garut dalam beberapa periode yang lalu sepertinya selesai tidur dan kini saatnya dibangunkan supaya tidak ketinggalan.

Setelah pelan-pelan keluar dari belenggu tertinggal dan sebagai daerah berpotnsi maju, setelah sebelumnya menjadi objek dan bulan-bulanan menteri Peningkatan Daerah Tertinggal, kini saatnya merubah image menawarkan wajah baru yang benar-benar membuat orang Garut yang merantau diluar saat kembali ke Garut layak mengatakan "Amazing Garut", jangan sebaliknya nanti malah di buli saat orang Garut anu nyaraba jauh dilembur batur balik ka Garut malah kembali bertanya Amazing apanya Garut?? masih biasa-biasa aja tuch...Nah yang luar biasanya manaaa?? 

Mungkin nanti Pusat Kota bersih dari PKL, ada tampilan baru di alun-alun Garut, atau jalur angkot yang pabaliut mulai ditata ulang biar tidak sembrawut, atau ada prestasi membanggakan jika sepersekian warga Garut yang dulu kesulitan menikmati infrastruktur yang tidak kunjung membaik kini saatnya berubah. Jalan-jalan memang harus diperbaiki, tidak boleh lagi ada jembatan yang asal-asalan (maksudna asal jembatan paduli tina awi oge), Irigasi harus mulai diperbaiki, sungai dirawat dan dilestarikan, hutan kembali ditanami dan masyarakatnya disadarkan jika "Garut ingin Amazing", ya harus satu hati satu jiwa dan satu perasaan membawa Garut pada perubahan.

Yakin ceuk Abah-mah- Amazing Garut kalau hanya ada pada wacana elit semata tidak akan terwujud, Komo bari pejabat kakatuhu ngabangun gundukan, ari rahayat kawetan ngaruksak anu lian pan tidak sejalan istilahna pasalia teu sairama teusaarah, maka susah mewujudkan harapan Garut maju, Garut membanggakan    makin sulit dijangkau.

Saat ini memang yang harus dibangkitkan bukan hanya, mental pejabat yang kadang ngoyo dan olo-olo tetapi juga mental rahayat yang kadang serba ingin mudah dan melepaskan tanggung jawab da bongan geus mayar pajak. teusalah eta oge da bongan pamarentahna baheula kitu mirucaan rahayat jadi acuh jadi ogoan jadi babarian, embung mandiri jeung embung usaha maksimal lamun euweuh batian. 

Ini akibat dari kendornya kesejahteraan rahayatna. Sebab rakyat dihadapkan pada keadaan dimana serba sulit serba duit sementara sumber datangnya keuangan amat sangat terbatas dan susah dicari makanya ikut-ikutan korupsi. 

Mangga bandungan geura...jatah raskin, masih diusik, jatah pajak ditewakan, subsidi jeung sagala anu patali jeung duit selalu ada korupsi dan ini yang secara tidak langsung membuat rakyat kita makin frustasi dan ikut-ikutan bermental epesan tur babarian.

Balik lagi lagi untuk "Amazing Garut", maka geus manjing jika paradigma yang ada dibenak para pejabat para abdi negara dikembalikan pada peran dan fungsinya. demikian juga rahayat saatnya kembali memahami jika partisipasi dalam pembangunan bermakna ikut mensukseskan bukan merecoki, beri kesempatan bagi para penyelenggara negara agar dapat mewujudkan visi misinya, bantu agar benar-benar terwujud harapan kita semua.

Naah..jika belum terwujud juga baru ditanyakan apa yang menjadi kendalanya..gampang-gampang aja ko jadi rakyatmah...Jadi pejabat memang berat tapi pan bongan saha atuh hayang jadi pejabat, jika memaknainya untuk mengabdi ya wayahnya harus mewakafkan benar-benar ikhlas dan rido, bukan berharap pamulangan atau paleuleuwih dari setiap guliran program....

Selamat..!! Amazing Garut harus diwujudkan, bisi ditagih dikemudian hari oleh anak cucu kita kelak....Tunjukan Amazing Garut itu sesungguhnya Apa.? selamat mejalankan tugas mulia tuan-tuan..!!

Apa Sih Enaknya Jadi Kapolri..??


Yang mau jawab siapa yaa?? Ah mending menjawab sendiri aja seandainya abah jadi Kapolri..Mungkin enaknya kerena punya anak buah yang banyak yang setiap saat memberi hormat, siap diperintah kapanpun mau tinggal perintahkan. Kemana-mana dikawal, kena macet dilancarkan macetnya, kena demo disingkirkan yang demonya, kena tuduhan rekening gendut dikempesan rekeningnya. terus apa lagi yaa..kalau jadi Kapolri mungkin penghasilannya juga banyak, selain gajinya mungkin besar juga bisa mendapatkan tunjangan jabatan dari negara yang lebih dari cukup...Pokoknya bakal serba mudah dalam urusan pelayanan karena memang posisinya adalah pemimpin tertinggi Polri namanya Kapolrimah...

Pokonya mendapatkan hak pengawalan dan fasilitas sesuai yang tertuang dalam aturan yang mengatur pejabat negara. Itu memang sudah haknya...Apakah karena itu semua sehingga banyak jendral atau yang bercita-cita menjadi Polisi berharap jadi Kapolri, memang sangat manusiawi sebab jabatan Kapolri adalah jabatan tertinggi istilahnya  puncak karier bagi seorang Bhayangkara...

Tapi mungkin juga karena ada motivasi lain juga sehingga bertaruh harap mendapat bintang empat jatuh dipundak menjadi Kapolri...Karena dalam kalkulasi dunia sangat mungkin apapun terjadi, sebab diatas langit ada langit. Diatas yang berencana ada yang maha berencana. Kesimpulannya jangankan baru sekedar kehendak, orang yang hanya tinggal melantik saja jika yang Maha segalanya tidak menghendaki maka tidak akan terjadi, ini faktanya...

Oleh karenanya memang dalam teori keseimbangan versi si Miun, jika mau jagan terlalu berharap kemauan itu terpenuhi dan jika tidak mau jangan terlalu keras menolak sebab sering faktanya berbicara lain ketika sudah berhubungan dengan kehendak yang Maha segalanya. Kun Fayakun..!! Ketika diserukan Jadi..maka jadilah ataupun sebaliknya...

Bertawakal sajalah... sebab jika kita meyakini semua apa yang ada didunia benar-benar sebuah permainan dan dagelan  semata, yang abadi dan pasti nanti dialam pasti alam akhir dari segala akhir dan entah kapan datangnya...

Maka jangan jorjoran berlari sebab ada keberuntungan yang sebenarnya mengejar dibelakang, dana jangan juga diam sebab ada keberuntungan didepan yang harus dikejar...Ini rumusan yang sejatinya harus dipahami sebagai hukum "Titis Tulis, bagja awak manusa tos aya anu ngturna, Jodo pati, bagja Cilaka sudah ada garisannya". 

Saturday, February 21, 2015

Guntur Itu Gunung, Jangan Ditambang Mulu Pasirnya...



Memang bukan hanya di Garut, penambangan pasir terjadi dimana-mana. Jika disitu ada potensi pasirnya pasti ditambang juga. Jawabannya sederhana kawan...karena memang kebutuhan material untuk proses pembangunan berbagai proyek teramat sangat banyak, sehingga ada potensi rupiah disana makanya jagankan gunungan pasir yang sudah jelas-jelas terlihat seperti dikawasan Gunung Guntur Garut itu, pasir yang terbawa arus air saja mengendap disejumlah sungai jika dikumpulkan akhirnya menjadi pasir yang layak jual dan laku untuk memenuhi kebutuhan berbagai proyek pembangunan. 

Iya juga mau darimana lagi pasirnya untuk bangun apartemen, rumah sewa, bangunan gedung pemerintah dan berbagai kebutuhan pasir lainnya. Jadi intinya selama ada proses pembangunan berupa fisik selama itu pula pasir terus menjadi primadona yang menjanjikan bagi para penggiat, mulai pemilik modal, buruh hingga satu, dua pihak lainnya juga ikut kecipratan...itulah bisnis jika sudah berjalan semua roda tergerakkan karena rupiah memang dahsyat. Tak perduli dampak jangka panjangnya apa yang penting jangka imah tidak tekor. Itu aja prinsipnya memang simple-simple aja.

Terus yang menjadi persoalan saat ini, penambangan apsir yang masif memang semua pihak mengakui sudah semakin memprihatinkan terutama dikawasan kaki gunung Guntur. Mangga dilihat dari kejauhan sudah sangat jelas terlihat jika kerusakan bekas galian pasir makin besar mengangah seiring besarnya permintaan kebutuhan pasir itu sendiri.

Ceuk Sobat abah, cik atuhnya eta Gunung ulah dialaan wae pasirna kumaha lamun urug pan beak eta lembur anu dihandapna...Moal aya deui objek wisata Cipanas anu dibangga-banggakeun anu jadi andelan Garut   kamashur kawentar kajanapria teh pan eta, kumaha atuh engke lamun eta gunung ngamuk. 

Ceuk tukang gali aaah bah tibaheula oge kuring ngagali pasir teu beak beak..."Oooh enya moal beak atuh da loba pasirmah, cik kuring rek nanya geus beunghar can ladang ngagali pasir teh? Jawabannya ternyata mencengangkan, ..."boro-boro bah anu ayamah keur nutupan kabutuhan sapopoe oge masih hese..."Haaaar...terus ari anu beungharna saha atuh? kalah gideung bari seuri nyerengeh he..he..Pokna abah oge lebih tau atuh bah..."Ah dasar maehmah.

Ini fakta yang yang tidak bisa dipungkiri, hingga kerusakan sedemikian besar ternyata belum mensejahterakan para pekerja galian pasir ternyata. Artinya jika memang ada alternatif yang lebih cepat menaikan kesejahteraan mereka, lebih baik dialihkan dengan usaha lain yang lebih manusiawi da menjanjikan. Aya teu maang??

Sebab ceuk pikir abah seperti apapun peraturan pengetatan dalam melarang penambangan pasir, semakin hebat juga gerakan ucing-ucingan untuk mencuri-curi kesempatan mengambil pasir. Tidak perduli dikatakan ilegal ataupun itu karena memang ada bandar dan ada rupiahnya ...

Jalan terbaik adalah menyadarkan para pemilik modal untuk mengalihkan usahanya kesektor lain atau menyalurkan izin usaha penambangannya kekawasan yang memenuhi kelayakan dan standar penambangan. Bukan terus memacu keserakahan ditempat yang jelas-jelas secara jangka panjang berdampak pada kerusakan yang fatal.

Solusi lainnya degera menyakinkan juga bagi para pekerja yang selama ini menjadi penggali dan bertaruh nyawa dengan gunungan pasir diterik dan bahaya untuk dicarikan jalan yang lebih manusiawi dan menjanjikan dari asfek penghasilan.

Tentu saja sentuhan programnya tidak hanya sebatas memberikan modal yang tidak jelas usaha ataupun sasarannya, melainkan dibarengi dengan pemahaman bahaya jika terus terusan memaksakan kerja dilahan terlarang itu...Omat eta Gunung lain milik satu dua orang melainkan menjamin kesinambungan hidup jutaan manusia jika sudah terusik kenyamanannya....

Sampah Itu Harus Dibersihkan Juragan



Hallo Garut...!! 

Pembaca yang Budiman...!!

Masih ingin menyoal terkait kebersihan dan keindahan Kota Garut tercinta yang kian hari kian memprihatinkan jika dilihat dari sudut pandang kesadaran warganya yang makin terus menurun. Apa penyebabnya? sama sekali abah oge teu ngarti. Namun jika berkaca pada pengalaman tentu saja kesadaran warga itu ada yang harus dipaksa melalui penegakan aturan ada juga yang dipaksa oleh keadaan yang memang benar-benar memaksa.

Misalnya dalam hal kebersiah pusat kota atau sebagian ruas jalan yang menjadi muka atau wajah kota Garut yang dulu memang membuat banyak orang ka irut, kagembang ku Garut imut lantaran besih rapih, asri dan sejuk sedap dirasa dan ditinggali. Tapi kini mohon maaf hanya tinggal jargon semata sebab kenyataanya memang faktnya begitu. Tidak percaya silahkan nurani kita yang berbicara.

Nah ini yang dimaksud dengan kesadaran yang mulai harus dipaksa baik dengan aturan tegas dan mengikat maupun dengan kembali menyentuh kesadaran warga melalui kesadaran religius, diman dulu dimesjid dimushola bahkan disekolah ajaran tentang kebersihan amat sangat prioritas. Ini perlu kembali digelorakan secara masif agak hasilnya iya juga. untuk apa ada insentif RT/RW jika nanti teralisasi jika dalam implementasinya belum bisa mengajak warga melek bersih, sadar sampah. Ingat ini penting juragan...!!! 

Lalu menyoal siapa yang salah? oh tidak adil  rasanya jika terus saling menyalahkan apalagi jika digiring keranah politik untuk menyudutkan lawan politik dengan tudingan tidak berhasil inilah, atau itulah, rasa-rasanya masih kurang tepat meski ada benarnya juga.

Menurut Hemat abah yang paling krusial yang saat ini kita hadapi bersama dalam hal kebersihan dan ketertiban itu, adalah menurunnya semangat dan kesadaran kolektif warga untuk menanggulangi secara bersama-sama, baik itu sampah ataupun tidak disiplinnya para pembuang sampah itu sendiri.

Maka akibatnya memang seperti inilah adanya, sampah masih saja menumpuk menyesaki setiap ruang dan luang yang ada. rek disisi trotoar, digang, dihalam rumah atau bahkan didepan mata kita sekalipun marak terlihat.

Apakah petugas kebersihan yang dibayar negara masih kurang? atau memang petugas kebersihannya belum dikelola secara maksimal atau mungkin anggaran operasional yang diberikan masih kurang untuk mengatasinya? ini pertanyaan yang kemudian sering mengemuka dan dijadikan jawaban kalsik dari para pengelola bidang itu secara resmi sebagai pejabat bertanggung jawab. 

Ceuk abah memang bisa jadi jika anggaran operasional yang disediakn minim memang sampah bakal makin membuming sebab paradigma bekerja birokrasi kita sudah benar-benar "Kinerja Berbasis Anggaran", maka jika tidak ada anggaran tidak ada kerja yang maksimal, itu mungkin intinya.... 

Lantas jika pola pola yang dikembangkan seperti itu kapan kita bisa menata kota jauh dari sampah, jangan-jangan jawabannya nanti jika anggarannya sudah lebih besar dari sampah yang melimpah...  

Pengkolan Itu Pusat Kota Garut lho...


Hallo Garut...!! Pembaca yang Budiman 

Apa mau dikata jika dikata katain orang memang begini adanya, keberdayaan pemerintah untuk membenahi struktur tata kota yang sudah terlanjur acak kadut dan randut-dut, ibarat jatuh dikata, apa bedanya pusat kota dengan pusat pasar musiman yang setiap saat bisa bangun dan bongkar tenda sesukanya, "kumaha uing kumaha aing tea ning..". 

Oleh karenanya memang saat ini pemandangan itulah yang kita jumpai setiap hari, kita dapati setiap saat melintas pusat kota yang namanya pengkolan yang seharusnya menjadi simbol jati diri Garut dalam tata urut pemeliharaan K3 (Kebersiah, Keindahan dan Kemanan). Dan saat ini Indah dimananya, bersih apanya dan amanpun ragu sebab dalam teori kejahatan mungkin juga berlaku semakin krodit suasana semakin mudah tindak kriminal dilakukan para pelakunya.

Oh iya memang geliatnya sudah mulai dirintis dan didengungkan jika target kepemimpinan pasangan "Dalem Garut" kali ini harus dapat mengembalikan Garut Intan, Garut yang dulu pernah disanjung dan dijunjung-junjung sebagai daerah pemilik tata kota dengan kebersihan melakat dijantung kotanya.

Oh iya abah oge apal alternatif untuk memindahkan biang pabaliut buntel kadut para pedagang yang kini leluasa mendulang rupiah dengan tanpa mengindahkan keindahan dan kerapihan kota memang sedang dipersiapkan. Meski sejumlah kalangan mulai merasa pesimis sebab melenceng dari taget semula..Duluuu jadwalnya sebelum akhir 2014 PKL pusat kota sudah bisa direlokasi ketempat baru, namun apa mau dikata memang ini faktanya masih harus menunggu sebab tempat relokasi masih belum sempurna untuk digunakan alias acan rengsi tea ning...

Jangan pesimis harus tetap optimis dan abah yakin dengan seyakin yakinnya, disaat banyak orang tak yakin pengkolan dapat tertib lagi, abahmah yakin pisan sebab memang seharusnya begitu Pengkolan itu milik semua masyarakat Garut, bukan hanya milik para pemilik toko dan toserba serta waserba  yang berderet disepanjang jalan Ahmad Yani, Ciledug hingga sejumlah ruas jalan alternatif lainnya yang mengitari pusat kota tentu saja memang benar milik semua warga Garut dan sekali lagi bukan milik para PKL yang dapat sesukanya berjualan dan bukan juga milik oknum yang suka memunguti restribusi semaunya sebagai bentuk legitimasi makin menjamurnya kegiatan PKL disana...

Nah makanya tidak ada alasan untuk pesimis dalam rangka membenahi pusat kita satu satunya itu...harus harus bersih dan harus rapih...Ingat pemerintah mempunyai uang mempunyai peraturan mempunyai kewenangan untuk memagari semunya agar Intan Garut kembali berseri dan bersinar...salam..!!

     

Friday, February 20, 2015

Garut, Domba Catwalk Dan Masa Depan Pariwisata


Membangkitkan dunia Pariwisata tentu saja bukan persoalan mudah terutama bagi sejumlah daerah yang secara alamiah kurang memiliki banyak potensi untuk dikembagkan pada sektor ini. Namun tidak sulit bagi Kabupaten Garut jika memang pemegang kebijakan serta warga masyarakatnya mendukung penuh jika sebagain kawasan Kabupaten Garut dijadikan Destinasi wisata, baik berlatar belakang keindahan alamnya, atau sosio kulture dengan keragaman seni dan budaya yang ada sesuai kekhasannya.

Alam Garut memang telah mengisyaratkan untuk disentuh menjadi daerah dengan sejumlah destinasy wisata potensial yang bisa terus dikembangkan, dengan catatan harus siap dengan segala konsekuensinya. Sebab apapun kebijakan yang diambil dalam menentukan arah pembangunan selalu ada konsekuensi yang mengekor dibelakangnya. 

Menurut hemat Abah jeung si Miun sebenarnya tidak ada masalah selama itu yang namanya konsekuensi masih terbilang logis. Misalnya membludaknya kunjungan wisata menyebabkan ruas jalan menjadi macet, sampah menggunung, kemudian sedikit tergangu kenyamanan warga asli.. ya harus siap berbagi kegemberiaan dengan para wisatawan. Ekstrimnya lagi adalah bersiap-siap untuk membuat aturan pembatas agar tidak terjadi deviasi dari kegiatan wsata berupa tumbuh suburnya kegiatan prostitusi.

Rasanya memang ini yang dimaksud dengan tantangan bagi pengelola pemerintahan dimanapun termasuk di Garut. Jika kebijakan untuk mengembangkan sektor pariwisata unggulan yang ada memang harus disiapkan juga hal-hal yang akan menjadi konsekuensi logis tadi.

Oke...kita menyoal sedikit potensi yang mulai menggeliat memberi image dan citra baru bagi itidak pengembangan pariwisata di Kabupaten Garut. Munculnya "Domba Caltwalk", sebuah kreasi pengembangan dari tradisi sebagai sebuah rekonstruksi kearifan lokal tentu saja harus dipahami sebagai sebuah upaya yang menggembirakan hanya saja potensi hilir dari bentuk kereasi seni pada ahirnya ini harus juga tetap diperhatikan. Misalnya proses pembinaan dan pengembangan domba Garut yang menjadi identitas Garut itu sendiri kadang masih naik turun dan berujung surut. Mengapa?

Tidak masalah memang dimana-mana juga selalu begitu semangat dan kemampuan manusia untuk membuat keadaan stabil selalu saja mengalami pasang surut. atau naik turun, yang tidak boleh dibiarkan adalah merasa cukup ketika ada orang yang masih bersedia mengembangkan dan menggerakannya, sementara kita teruatam pemerintah hanya menjadi penonton dan pemerhati, ini tidak seru...

Abah masih ingat,  ketika itu para tahun 2008 kebelakang dimana eksistensi Domba Garut sekan asing dirumahnya sendiri, tetapi begitu terlihat gegap gempita dikota-kota lain. Masih ingat bagaimana mata kamera sejumlah media televisi Nasional tetuju pada keindahan dan pesona Domba Garut tetapi sayang kala itu mereka mengabadikan momen itu tidak di Garut melainkan disejumlah kota lainnya, sehingga membuat abah jeung si Miun merasa cemburu mengapa domba Garut besar dan tumbuh membawa harum daerah lain sementara Garutnya sendiri malah tidak mendapatkan apresiasi.

Maka semenjak itulah, berbagai event domba digerakan secara masif semua yang terkait domba Garut di entertaint hingga mendongkarak sukses kembali  meninggikan pamor Domba Garut. Kala itu Wakil Bupati Garut Rd. Diky Chandra yang paling konsisten, jika Domba Garut ini adalah potensi unggulan yang harus dibesarkan untuk icon Garut kedepan. dan benar saja saat digelar kegiatan Karnaval Domba Garut terpanjang pada tahun 2009 dan hadir sekitar 2900 ekor domba Garut yang datang dari sebelas kabupaten Kota di Jawa Barat, menyerupai semacan reuni domba Garut yang akhirnya diganjar rekor MURI oleh Musieum Rekor Dunia Indonesia., sebagai kegiatan Karnaval domba Garut terpanjang dan terbanyak yang belum terpecahkan hingga saat ini. rekornya masih dipegang HPDKI (Himpunan Pengusaha Domba Kambing Indonesia) Kabupaten Garut.

Kembali ke Domba Catwalk, akhirnya juga terlahir atas obrolan rekan-rekan pecinta domba Garut, Saat itu seorang pria maniak domba yang visioner H. Amin warga Karangpawitan yang merespon ide dan gagasan yang sempat di gulirkan Abah dimana saking gembiranya si Rolex domba kesayanagan H. Amin kala itu juga berulang tahun , hingga peosesi ulang tahun sirolex mengundang sejumlah media televisi sawata nasional mengabadikan moment istimewa dan agak sedikit konyol namun memang itulah upaya membangkitkan fanatisme harus dibangun dengan cara-cara yang sedikit gila. Dan hasilnya semenjak itu, Adu Domba yang banyak dipersepsi miring sebuah perbuatan kurang positif mulai bergeser dengan pemahaman bukan lagi adu domba dimana domba bisa seenaknya diadu hingga mati seketika, tetapi semuanya berbingkai aturan pakalangan sebagaimana olah raga tinju ada aturan main yang memagari sehingga menjadi sebuah seni tradisi yang tetap manusiawi dan lestari. 

Istilahnyapun berubah semula laga adu domba menjadi laga ketangkasan domba Garut yang memberi warna baru sehingga benar-benar "Indah dipandang, Gandang dikandang, Gagah dikalang serta enak dipanggang". itulah Domba Garut.       

"Leutik Ringkang Gede Bugang..." Pribahasa Sunda Sarat Makna


Benar apa yang telah menjadi Falsapah orang tua ditatar Sunda, jika memang para pendahulu kami orang Sunda selalu meninggalkan banyak cerita mulai dari kisah heriostik saat memperjuangkan hidup mulai berjuang sejak mengandung bibit turun temurun, hingga menimbang bobot terlahir menjadi manusia-manusia yang hidup berada dihamparan pulau jawa bagian barat satu hamparan degan Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta.

Peninggalan yang cukup membanggakan dari buyut kami para tetua suku Sunda adalah "undak usuk" Basa atau tata bahasa yang mencerminkan tatakrama atau keberpihakan terhadap etika dan sopan santun yang utama yang selalu diwariskannya pada setiap generasi penerusnya.

Menariknya setiap gambaran kata-kata yang dilukiskan para pendahulu kami selalu bemakna dan memberi arahan sarat pesan jika hidup ini penuh serba serbi dan liku-liku lainnya.

Sebagai salah sau bukti dan ungkapan yang patut kita renungi bersama adalah pribahasa yang kerap terlontar dari mulut turun temurun orang sunda, ada istilah kata-kata "leutik Ringkang, Gede Bugang". ini kurang lebih bermakna atau bisa dimaknai dengan garis kata atau kalimat dalam bahasa Indonesia adalah Manusia memiliki steoretif yang lincah dan gesit ketika masih hidup sehingga sulit ditebak dan diterka berada dimana atau asal serta apa saja perbuatannya terkadang sulit dideteksi, tetapi jika sudah tidak bernayawa atau meninggal dunia, maka dengan sangat cepat apapun akan mudah terungkap. Inilah makna yang menjadi pesan keharusan untuk kita senantiasa ingat agar tidak salah melangkah, dan pahami agar tidak keliru mengambil jalan dalam kehidupan ini.

Baru kami tahu dan baru kami sadari, Jika saudara kami Wali Kota Cirebon yang telah berpulang keharibaanya ternyata adalah seorang pria kelahiran Kabupaten Garut, berdarah sunda dan terlahir dengan nama Ano Sutrisno. barangkali saat Almarhum menjabat sebagai Birokrat mulai merangkak sebagai staf dari bawah, hingga menduduki puncak karier sebagai birokrat menjadi Sekda dan akhirnya menjadi Wali Kota, mungkin hanya satu dua saja yang mengetahui jika yang bersangkutan adalah "Asgar", alis Asli Garut.

Memang begituah adaya prestasi yang brilian tidak serta merta dapat mengigatkan eksistensi serta jati diri yang bersangkutan, baru setelah almarhum meninggal kita tersadar bahwa beliau adalah pria berprestasi yang memiliki darah Asgar. Benar adanya jika manusia mah "Leutik Ringkang, Gede Bugang", Selamat jalan Kang Ano maaf kam baru tehenyak dan tersadar bahwa darah Asgar memang pemberani dan pekerja keras dimanapun dan dalam situasi apapun hingga ahirnya berhasil mengukir prestasi...Selamat beristirahat Panjang Kang Ano...
   

Thursday, February 19, 2015

Lupa Janji, Ingat Sumpah


Apa benar kalau orang sudah mendapatkan posisinya suka mendadak jadi pelupa? ini pertayaan si Miun saat ada sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat melakukan kunjungan dalam rangka menghabiskan anggaran yang sudah disediakan untuk menyerap aspirasi di daerah pemilihan yang bersangkutan.

Mendapati pertanyaan si Miun yang rada-rada sedikit sinis campur penasaran tersebut salah satu anggota Dewan segera menjawab, tentu saja tidak semuanya namun mungkin ada saja yang begitu, bagi saya tidak ada rumus seperti itu ini buktinya saya datang mengunjungi bapak-bapak dalam rangka ingin menepati janji saat kampanye meminta kesediaan bapak ibu semuanya disini untuk mengantarkan saya menjadi anggota parlemen, Ungkapnya serius.

Si Miun nampaknya masih penasaran terus kembali bertanya jadi yang begitu itu siapa dan dimana yaaa? sambil rada-rada sedikit menyindir karena mungkin saja ada rekannya yang lain atau siapa yang menurut si Miun memang ingkar janji.

"begini bapak bapak jika benar bapak-bapak datang ke seni untuk dan atas nama menyerap aspirasi kami terus mana atuh yang bisa kami rasakan, bukannya aspirasi sudah mengalir deras menuju kegedung parlemen disenanyan tapi hasilnya masih juga seperti ini". Si Miun mulai rada kesal pasalnya jatah nasi bungkus yang diberikan para anggota dewan itu disikat temannya alias teu kabagean...

Lagi-lagi sang Dewan yang terhormat menjawab, maaf aspirasi yang mana yaa? rasa-rasanya kami belum menerima aspirasi apapun sampai saat ini..?? tanya anggota dewan pura-pura gak ngerti atau memang gak ngerti..

Tuuuh kan..jawab si Miun sambil menghela nafas belum juga setahun lupanya sudah kebanyakan, saya doakan semoga bapak ibu yang terhormat nanti kalau sudah pada usia tua tidak pikun dan pelupa.

"Sumpah saya gak ngerti aspirasi yang mana? tanya anggota dewan rada sedikit emosi....Ya itu aspirasi kami yang tertera dalam sumpah bapak-bapak yang terhormat yang selalu terkupakan dan mungkin dilupakan.

Eh Pak...Sumah kami itu kan banyak coba lebih diperjelas? tanya anggota dewan makin emosi...si Miun malah balik nanya menurut bapak sumpah mana yang masih bapak ingat? tuuuh kan lupa lagi yaa...ingat sumpah tidak ingat isinya...itu adalah bapak, tegas si Miun sambil berlalu meninggalkan para anggota dewan yang sedang pura-pura ingat janji dan sumpahnya...   

Pandangan Pak Busyo ini yang Seru, Dibalik Konflik KPK dan Polri ada Pebisnis Busuk




Cukup beralasan apa yang dikemukakan oleh mantan Wakil Ketua KPK Busyo Muqoddas diberbagai media, muncul tulisan yang melansir analisa serta pernyataan mantan Ketua Komisi Yudisial tersebut, sehingga membuat abah dan tentu saja siapapun yang mendengar atau membaca makin merasa ngeri-ngeri sedap dan seakan sedikit memiliki legitimasi atau bolehlah seperti sebuah pembenaran terhadap analisa-analisa warga diberbaga sudut kota dan opini yang berkembang menduga-duga, jika apa yang terjadi dibalik meruncingnya persoalan di KPK dan Polri dan ini benar-benar terstruktur muncul seperti siklus tahunan yang harus muncul dan kembali menghilang.

Tentu saja orang semakin penasaran dan memunculkan banyak pertanyaan apa yang telah terjadi dijantung penegalan hukum negeri ini, hingga lembaga superbody sekelas KPK saja dibuat rontok seakan tidak boleh lagi melakukan upaya signifikan dalam menjerat dan memenjarakan para koruptor pemangsa uang negara yang makin menyengsarakan rakayat kita.

Triliunan uang berhasil dielamatkan KPK teryata memang belum seberapa jika dibandingkan dengan kerugian sesungguhnya yang telah dilakukan para komplotan koruptor yang hingga kini masih tersenyum lega karena jaring perdaya mereka berhasil membungkan ambisi KPK mengkoyaknya. Dan keberhasilan mereka menciderai KPK tidak tanggung-tanggung oleh institusi yangs ecara de fakto adalah institusi penegak hukum yang super digjaya yaitu institusi Kepolisian.

Kembali lagi pada analisa dan pandangan pak Busyo yang tentu saja bukan pandangan biasa yang asal bunyi karena yang bersangkutan juga mantan bagian penting di KPK serta sebelumnya juga merupakan pendekar kostitusi di Komisi Yudisial yang sudah barang tentu amat sangat banyak pengetahui yang dimiliknya mengenai hal itu.

Menarik memang padangan pak Busyo ini, sebab yang berkembang saat ini seolah-olah Polri ingin melemahkan KPK padahal dalam kaca pandang pak Busyo kedua institusi penegak hukum tersebut tengah menjadi objek pelemahan dari musuh-musuhnya. Pak Busro menyebutkan musuh yang saat ini membangun kebencian secara sistemik yang berujung pada pelemahan KPK da Polri adalah para pebisnis-pebisnis busuk  disektor minyak dan gas...Wowww Dahsyatnya...Kata si Mium sambil geleng-geleng kepala merasa tdak salah menebak sebeb sasaran tembak pemberantasan korupsi memang seperti diakui pak Busyo sejak tahu 2008 KPK sudah melakukan kajian dan masuk diranah Migas yang nota bene merupakan sektor paling bergelimang uang dan tentu saja ada permainan-permainan mempesona didalamnya, karena sektor yang paling stategis diharapkan mampu mempercepat kesejahteran warga negara ini, ternyata baru bisa mengantarkan segelintir orang saja menikmatinya (ini barangkali analisa si Miun yang merupakan bagian rakyat jelata yang hingga kini masih menderita).

Masuk akal juga jika pandangan pak Busyo ini betul bahwa dibalik konflik KPK dan Polri ada pebisnis-pebisnis busuk sektor migas yang sangat tidak suka jika sepak terjangnya yang juga telah melibatkan bayak kalangan terkemuka dinegeri ini.

Ini pernyataan pak Busro  "Sistem korupsi di migas yang terstruktur dan sistemik dimainkan oleh pebisnis-pebisnis busuk, birokrasi, politisi bahkan ada unsur asing," tegasnya    

Masih menurut pak Busyro,  karena telah masuk ke jantung pusat korupsi migas dan minerba yang dimainkan oleh para pebisnis, birokrat dan politisi itulah KPK lantas dilemahkan. Diciptakanlah konflik seakan-akan Polri melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)...

Wah...waaah memang dahsyat kalo para mafia beraksi selalu saja meproduk karya yang sistematis seoalah-olah bukan tangan meraka dan sekan-akan bukan mereka. Pantas jika bertanya-tanya "perbuatan siapa? ini dosa siapa KPK dan Polri ko mudah berantem mulu.." Dan luar biasanya kedua institusi ini juga rasa-rasanya sulit untuk bisa merasakan jika mereka sedang dikoyak-koyak dan dilemahkan karena dua-duanya juga berdiri dan bertindak atasnama hukum. Dan Ingat mafia yang bersorak juga mungkin mengatakan "Emang enak lo, gue kerjain juga demi hukum biar gak bisa menyentuh bisnis perkeliruan gue disektor migas ini"...ahaaaa...

Libur Panjang = Macet Panjang


Iya benar kata si Miun libur panjang sama dengan macet panjang ini rumusnya  "(libur+panjang = macet panjang)", ini rumus jitu versi si Miun incu tetangga abah anu kakarak lulus sakola desa eta oge ngan nepi ka kelas 6 lantaran biaya opresional sakola yang seharusnya membuat gratis pendidikan mendadak mampet lantaran berebut dengan kebutuhan lain dari orang tua si Miun.

Memang benar kata-kata itu, jika saat ini hampir diseluruh sudut dan pusat keramaian terutama diruas jalur utama dan jalur menuju objek wisata sudah dapat dipastikan antrian panjang kendaraan memang menjadi pemandagan biasa dan kadang menjadi sangat luar biasa begitu panjangnya antrian hingga ruas panjang satu KM saja membutuhkan waktu hingga berjam-jam untuk bisa bergerak dan beranjak.

Inikah tanda rakyat kita sejahtera? apa benar ini bukti warga bangsa ini mulai meningkat tarap hidupnya? atau hanya sekedar fenomena kekinian dimana warga kita tidak diberikan pilihan kenyamanan dalam hal berkendaraan umum, sehingga terpaksa harus mengkoleksi kendaraan pribadi meski akhirnya sama juga harus bersusah payah menggiring kendaraan dikemacetan. Memang hanya pilihan itu saja yang ditawarkan negara bagi warganya, naik angkutan umum dan angkutan pribadi sama persis tidak enaknya .ya.. siapun akan lebih memilih memiliki kendaraan pribadi, selain sedikit gengsi ya lumayan gak harus berdesakan dengan bercampur aroma dan keringat aneka rasa yang makin membuat tidak nyamannya seperti pemandangan saat menaiki maaf angkutan umum yang penuh sesak dan menyesakan apalagi terjebak kemacetan ya sudahlah sayamah cucu sajaa...

Yaah...inilah Indonesia..Makanya benar saja jika tiba waktunya liburan apalagi jatuhnya hari kejepit hingga diterjemahkan menjadi liburan panjang, maka konsekuensi yang dapat diterima adalah berpanjang-panjang antrian dijalan, bersusah-susah menggiring kendaraan. Maka semakin panjang liburan semakin panjang juga antrian kendaraan dijalanan.



Wednesday, February 18, 2015

Asyiik Presiden Gue Bukan Presiden Taxi



Keputusannya menganulir pencalonan Komjen BG sebagai Kapolri adalah sebuah langkah strategis yang membuat sedikit warga agak terobati..Jika kemarin banyak anggota Polisi sujud sykur Lantaran Praperadilan Komjen BG dimenangkan oleh Hakim hingga status tersangkanya oleh KPK juga dinyatakan tidak sah..wah..waaah...

Kini seiring lahirnya keputusan baru Presiden Jokowi yang mengajukan Komjen Badrodin Haiti (BH) sebagai calon tunggal Kapolri untuk meminta persetujuan DPR tentu saja, membuat sebagian rakyat termasuk si Miun sorak dan ikut pula sujud syukur meski makna dan maksudnya apa karena dia sendiri tidak mengenti.

Kata si Miun saya seneng aja Presiden kita ternyata bukan Presiden Taxi yang gampang berubah hakuan jika ada penumpang, melainkan tetap tegas dan berusaha bijaksana dalam mengambil keputusan meski agak sering terlihat lambat, atau memang karena saat ini di negeri jika makin banyak jalur lambat lantaran ruas jalan jalur cepat juga makin padat oleh antrian kendaraan yang makin macet dan sesak.

Tapi itu tadi cukup lumayan sebuah keputusan yang memang harus dihargai oleh semua pihak, ini berarti sebuah kebijakan yang memang dimaksudkan agar dapat mengakhiri bunga-bunga perpecahan yang mulai terlihat dan terasa semenjak Polri Vs KPK mencuat dalam lingkaran BG kemudian BW dan kini melebar hingga AS dan beberapa komisioner lainnya juga kecipratan imbasnya. Bahkan santer terdengar kini ada 21 penyidik KPK yang bisa juga diseret jadi tersangka, gara-gara kepemilikan senpi ilegal kata Bareskrim Polri.

Lagi-lagi Keputusan Presiden gue kata si Miun, kali ini cukup proporsional dimana bersamaan dengan pembatalan pencalonan Komjen BG jadi Kapolri dan mengajukan Komjen BH sebagai pengganti calon tunggal Kapolri, juga dengan gamblang Presiden Jokowi segera menon aktifkan dua Komisioner KPK yaitu AS dan BW serta segera mengeluarkan Perpu atau peraturan penggantu undang-undang untuk mengangkat PLT Komisioner KPK dengan menunjuk tiga orang pendekar hukum yang sudah malang melintang dan cukup dekat dengan KPK bahkan dua orang nama seperti Taufikurahman Ruki dan Johan Budi memang orang-orang yang selama ini pernah dan masih berada di KPK.

Terus yang menarik dan harus terus kita cermati, bagaimana nanti langkah pemimpin Polri hasil pilihan Presiden pengganti BG, akankah mampu membuat KPK kembali tajam dan bergairah memberantas Korupsi, termasuk kepemilikan rekening gendut yang disebut-sebut adalah para jendral Bhayangkara.

Bukan cuma itu para PLT Komisioner KPK juga harus mempu membuktikan eksistensinya kembali mengembalikan citra KPK yang telah terkoyak ibarat jaring ikan sudah bolong-bolong dan tidak kokoh lagi jika digunakan untuk menangkap ikan Koruptor yang lincah dan galak-galak....       

Rekening Gendut Ooh Rekening Gendut


Istilah rekening gendut memang baru populer belakangan setelah ada beberapa temuan mencurigakan terkait dengan pemberantasan korupsi yang seharusnya justru lebih masif , sebab koruptor juga amat sangat masif sekali, merampok uang rakyat seakan makin mudah dan makin sistematis dan jumlahnya juga makin fantastis sehingga pantas jika selama ini rakyat dimanapun dibelahan repiblik ini masih saja kesulitan menemukan kesejahterannya.

Berbagai sektor baik intansi pemerintah maupun swasta sepertinya memang masih menjadi lahan yang empuk buat para koruptor melakukan aksinya bahkan tidak tanggung-tanggung hampir semua intansi penegak hukum yang ada  juga banyak dituding ikut kecipratan menikmati hasil korupsi para koruptor.

Terus apa yang salah dari tata kelola negeri ini hingga beberapa dekade terakhir ini masih saja dipenuhi para koruptor yang makin merajalela. Lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi hingga saat ini masih belum mampu membuat jera para pelaku korupsi baik skala besar maupun dalam nilai yang kecil.

Buktinya seakan tidak mau berakhir silih berganti masuk dan keluar para pelaku baik yang masih terduga, tersangka bahkan terdakwa dan terpidana akibat kasus korupsi sekan tak mau henti.

Nah..ini informasi kembali mengemuka meski hanya melalui pesan singkat berantai, jika diduga banyak jenderal Polisi yang masih memiliki rekening gendut dan sama sekali belum dialukan penanganan baik itu penyelidikan, pemeriksaan alis baru dugaan itupun kabar burung yang keluar dari sarangnya...Mungkin yang lebih tahu tentang hal itu hanya yang bersangkutan dengan Tuhan yang Maha Tahu Maha Segalanya...Jadi jika KPK juga belum mampu berbuat untuk mengungkapnya, maka serahkan saja pada Tuhan yang maha membuka akan apapun yang tersembunyi atau yang disembunyikan...