Pergantian tahun dalam hitungan usia memang semakin tidak terasa bahkan hitungannya sudah serasa semakin cepat, baru terasa lambat jika menengok apa yang telah dilakukan atau diperbuat maka terasa belum ada apa-apanya.
Menyoal usia kota Garut yang kini memasuki usia 203 tahun pada 2016 ini rasa-rasanya memang sangat cepat terasa pergantiannya jika melihat angka tahun dan jumlah usianya, namun lagi-lagi jika menengok apa yang terjadi pada denyut dan aktiftas pembangunan dalam struktur kota serasa masih tetap sama seperti yang dulu, Garut yang kamarin dan Garut yang itu-itu aja...
Memang belum menemukan perubahan signifikan dalam tata kelola kota, tata kelola struktur sosial warganya yang seharusnya berimbas baik pada wajah kota Garut yang sejarahnya pernah mengisyaratkan "pangirutan", karena kebersihannya, keindahannya serta keramahan warganya, namun kini seakan tinggal sejarah saja yang asyik untuk diperbincangkan namun sulit untuk kembali diwujudkan.
Berganti-ganti pemimpin pada kota kota kecil yang dikelilingi gunung berapi ini, sepertinya memang belum menunjukan perubahan yang benar-benar menonjol selain ganti wajah dan nama pemimpinnya, selebihnya ukuran kota belum melebar, jumlah bangunan fenomenal belum bertambah bahkan nyaris tidak ada yang baru jika melihat dari tahun ketahun. Sementara dibandingkan dengan sejumlah kota tetangga pecepatan pembangunan wajah kota mereka jauh lebih dinamis dan terlihat sangat cepat, jika semula tidak memiliki banyak ruang publik kini tersedia luas dan menjadi favorite warganya, sementara Garut masih suram dan malah makin surut ruang-ruang publik yang ada karena disesaki para Pedagang Kaki Lima (PKL) lantaran masih belum jelas status dan posisi jualan mereka.
Meski sudah dengan tegas akan direlokasi, namun PKL eks pusat kota Garut kini malah makin tidak jelas arahnya dan ini adalah bom waktu yang suatu saat akan memunculkan masalah baru dalam tatanan pembangunan pusat kota dan lingkungan masyarakat sekitarya.
Sukses merelokasi PKL dari pusat kota indikatornya bukan hanya sekedar PKL pindah dan meninggalkan pusat kota, namun lebih dari itu seharusya semakin jelas posisi PKL akan seperti apa pembinaan dan pengarahannya jangan sampai mereka semakin nekad mengisi sejumlah ruang-ruang publik yang ada dan selama ini juga belum tertata...Ini yang dimsud dengan persoalan baru yang akan muncul dikemudian hari.
Rumus kita memang belum mengenal tuntas dalam menyelesaikan satu persoalan dan keburu ingin beralih kekegiatan lain yang juga sama-sama belum jelas arah dan target akhirnya, sehingga wajar saja jika 203 tahun usia Garut masih sama persih dengan kondisi di tahun sebelumnya...
Mungkin perbedaannya baru pada beberapa sisi yang juga sangat tipis jika diukur dengan capaian prestasi dari sebuah periodesasi kepemimpinan karena indikatornya juga dirasa masih belum jelas untuk capaian masing-masing bidang yang ada sehingga ya wayahna Garut masih seperti ini ada....
0 comments:
Post a Comment