• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Thursday, May 28, 2015

PKL Garut Makin Merasa, Penertiban Tak Kunjung Tiba


Hallo Garut,...!!
Pembaca yang Budiman...!!

Sejak awal sudah banyak dibahas dan diprediksi jika keberadaan pedagang Kaki Lima atau PKL dikawasan pusat kota Garut menjadi bagian penting dan ngejelimet dalam upaya penyelesaiannya. Dan sepanjang itu pula hamir dua dekade terakhir pemerintah Kabupaten Garut menjadi sangat tidak berdaya tidak memiliki wibawa dan terkesan kalah oleh komuntas yanh hanya berjumlah seribuan lebih PKL dari pada memberikan kenyamanan kepada jutaan rakyat Garut lainnya sebagai pemilik hak pejalan kaki ditrotoar.

Ini memang pelik dan seerti yang berat sekali, padahal semuanya kembali pada pemegang kebijakan berani melakukan atau memang tidak memiliki cukup keberanian untuk menertibkan. Ini pertanyaan substansial yang kemudian muncul setelah sebagian lahan relokasi PKL beres dibangun dengan bertatih-tatih seperti sengaja ingin ditunda-tunda penyelesaiannya.

Banyangkan saja untuk membangun bangunan dua lantai dengan desain dan anggaran yang sudah disediakan sampai memerlukan waktu hingga satu tahun lamanya, padahal bangunan sebesar itu jauh tidak sebanding dengan sejulah pembangunan lain di Garut yang dilaksanakan phak swasta baik berupa perumahan ataupun perrtokoan kini telah selesai, sementara bangunan untuk relokasi PKL semakin banyak alasannya. Akhirnya menjadi semakin tidak respek dengan kebijakan relokasi PKL yang memang sengaja diundur-undur untuk pada akhirnya tidak dilakukan hingga akhir masa jabatan kepemimpinan lima tahun peride Bupati dan Wakil Bupati saat ini sebagai mana terjadi pada periode sebelumnya. 

Maaf pada Jaman Bupati Aceng Fikri, memang merupakan era jayanya PKL pusat kota sebab tidak pernah disetuh untuk ditertibkan yang ada malah seperti dibiarkan dan dipersilahkan untuk berdagang dan berjualan seluas-luasnya hingga akhirnya makin memperkuat posisi tawar PKL hingga saat ini.

Maka tidak heran jika Bupati saat ini pasti akan menghadapi kesulitan yang sangat, dalam proses penertibannya. Terlepas dari apapun itu dan bagaimanapun prosesnya penertiban PKL bagi era kepemimpinan Rudy Gunawan merupakan bagian dari program yang telah digembor gemborkan.

Jika saat ini kembali muncul tawaran dari PKL agar proses penertiban dilakukan setelah lebaran dengan alasan mereka mau menghadapi rame menjelang lebara. Sungguh ini menjadi sebuah alasan yang memang sengaja dihembuskan dan merupakan bagian dari strategi para PKL untuk terus menunda penertiban. Aaaaah asa kacida pisan Pemerintah Garut kalah dengan rengekan PKL karena sejujurnya jika dilakukan polling maka akan lebih banyak orang yang setuju ditertibkan dari pada terus dibiarkan dan makin terus membanjiri pusat kota yang kini sudah menjadi pusat PKL serba ada. mangga tah emutan kusadayana.  

Tuesday, May 26, 2015

Makin Jelas yang Tidak jelasnya...



Sas sus berbagai suara dan bisikan akar rumput merupakan bias dari perseteruan elit republik yang kian meruncing. Rona ketidak pastian kini melanda berbagai sektor yang menjadi bangunan penguat struktur negeri ini. Bidang politik makin pelik makin runyam makin tipis jarak perselisihan sesama elit satu kamar satu kandungan.

Bidang ekonomi juga makin remang-remang memompa berbagai spekulan menyeruak membuat nyali para investor bersiap-siap angkat kaki pindahkan investasi. Tentu saja investasi yang kira-kira tidak jelas dan tdak pasti masa depannya lantaran banyak kebijakan malah mengaburkan posisi tawar negara dimata para investor.

Bidang luar negeri sedang berada pada masa uji coba, uji nyali uji sejatinya pemimpin negara, bisakah mengendalikan berbagai kepenttingan asing yang sudah sejak lama dipupuk dan dipelihara oleh para elit negara lantaran memang butuh kepentingan sesaat untuk membuka jalan menghimpun kekuatan baik financial maupun sokongan politik untuk beradu kekuasan pada siklus-siklus tertentu.

Bidang Maritim yang katanya menjadi harapan utama pemerintahan wog cilik ini, masih saja juga samar ketegasannya, warna abu-abu dalam kebijakan yang dikeluarkan malah semakin mempertegas jika tidak ada ketegasan yang mengakar dan bermuara pada keberpihakan rakyat kecil yang seyogyanya segera terangkat oleh gerand desain poros maritim yang selama ini digembor-gemborkan.

Bidang Hukum, apalagi, makin banyak konflik tak terhindari mulai dari konflik antar institusi penegak hukum hingga bermuara pada individu-individu pelaku penegak hukum kita. Makanya rakyat makin bingung mana dan siapa yang sesungguhnya pendekar hukum negara ini. Penegakan Pemberantasan Korupsi makin hari makin tak terdengar taring dan baktinya, penegakan supremasi hukum via instrumen hukum yang lain juga sama persis nyaris tidak berujung, baru mengenal pangkal tapi tidak mengenal ujung terlebih dalam beberapa kasus dan persoalan yang merupakan bagian dari gurita politik negeri ini tentu saja kembali terpilah dan terpilih dalam kerangka penyelesaiannya.

Terus bidang apa lagi...?? yang jelas bidang apalah-apalah di Indonesia menjadi tidak apalah-apalah.. 

Friday, May 15, 2015

Uji Nyali Bupati Garut, 20 Mei 2015 Relokasi PKL Pusat Kota


Hallo Garut..
Pembaca yang Budiman...

Waah..waaah...ada kabar gembira selenting bawaning angin kolebat bawaning kilat, hawar-hawar tipuseur dayeuh bewara ti urang kota, cenah Bupati Garut tos sanduk-sanduk papalaku malah make siap menindak tegas jika nanti pada pelaksanaanya banyak PKL membandel tetap berjualan ditrotoar pusat kota Garut.

Ceuk telik sandi si Miun kabar Bupati akan merelokasi PKL memang sudah lama terdengar bahkan sempat menjadi bulan-bulanan carita malah rea gosip anu nyebutkeun cenah bupati kurang kawani, kurang tegas jeung sajabana-sajabana...Maklum rahayat kadang sok gampang nyempad, gampang nuding bari tara make tedeng aling-aling, (etamah biasa pak Bupati bangsa Garutmah memang kadang kitu rea anu riwehna, malah nu riweuh sok beuki meuweuh jiga lauk buruk milu mijah..tah biasana bakal tibalik lauk mijah milu buruk ha..ha..). hapunteu ah banyol cenah si Miunmah adatna kitu.

Menyoal langkah yang akan diambil Bupati Garut sesuai dengan janjinya jika telah menjadi Bupati maka salah satu garapan yang akan dilakukannya adalah penataan pusat kota Garut yang hingga kini masih pabaliur buntel kadut, malah beuki amburadul jiga pejit budal badil katara pisan taya aura kota anu jadi puseur dayeuh pusat wibawa Kota Intan anu baheula dipika meumeut ku sarerea. Maka isu yang sangat luar biasa jika seorang Bupati Garut sampai mampu menertibkan pusat kota menjadi tertata rapih kalayan runtut raut, sauyunan alias proses relokasi beres roes tanpa ekses tanpa hambatan alias lancar..prung di dunakeun ku abah..

Ini memang semacam pembuktian yang sejak lama dinantikan publik yang sudah gerah dan jengah dengan posisi pusat kota yang tidak kunjung rapi malah makin teukatadah, makin teukapalire jiga saliara ngaleyah meakeun ruang jeung celah nu aya...Jika terus dibiarkan memang ini merupakan ancaan serius terhadap wibawa dan keberhasilan kepemimpinan Bupati Garut. Maka tidak heran sekali lagi jika ada orang menegaskan ini semacam ajang pembuktian diri keur Bupati jeung wakilna dalam kerangka merealisasikan janji-janji kampanye pada saat awal miang nyalon Bupati Garut harita...Sok baral geura tandang pirak oge kotak sacangkewok batok, da moal leuwih gede batan hamparan suku gunung guntur anu oge kiwari sarua ruksakna, sugan atuh dimimitian kuwawanen memeres pusat kota ke kadituna kabadug bisa ngadupak meresan tempat-tempat liana...Amiin..   

Monday, May 11, 2015

Apa Iya Dunia Seleberitis Itu Dunia Rentan Godaan..??



Dunia seleberitis memang dunia yang menggiurkan, baik dari sisi popularitas maupun sisi lain sebagai bagian dari starta sosial cukup mencorong jika dilihat dari kaca pandang figuritasnya. Berdasarkan suvei si Miun melalui lembaga Telik Sandi Istana dapur abah yang dikelola musiman jelas-jelas survei membuktikan jika kaum seleberitis merupakan komunitas rentan terhadap dunia remang-remang.

Padahal memang bukan satu-satunya komunitas yang rentan tigebrus kana kubangan kemaksiatan, bahkan sejumlah komnitas bergensi lainya sebeut saja kalangan pejabat negara, pengusaha atau bahkan pemulung sekalipun memiliki peluang yang sama untuk masuk dijurang kenistaan.

Apa sebabnya..?? Dasar survei yang diakukan si Miun memang tidak muluk-muluk karena semua bermuara pada gilanya terhadap harta benda atau kekayaan yang kini dipersepsi sebagai satu-satunya jalan untuk memudahkan menjangkau berbagai peluang yang ada untuk memenuhi hasrat kesengan yang menginginkannya. Alhasil memang begitu adanya, apapu  menjadi buta, dan apapun menjadi terang benderang ketika sudah dihadapkan pada uang...

Hukum Mandul dan tumpul, kebijakan negara mbalelo pabaliut buntel kadut, tatanan ekonomi makin minim dan terkonsentrasi pada para pemilik modal dagang yang besar-besar. Maka disitulah saya merasa sedih ceuk si Miun...

Maka disitulah tekanan mental terus menjadi teror menggiring para komunitas rentan untuk melakukan perbuatan yang yang keliru dan kesasaran. Misalnya mengapa begitu mudahya artis cantik-cantik itu di booking ditiduri kemudian dibayar dan beres perkara. 

Motifnya memang kadang tidak karena uang Cash semata ada varian lain yang dilakukan kalangan pemilik wajah manis memikat dan mempesona tentu saja demi menghasilkan tender proyek misalnya, demi menggolkan tender-tender besar pengadaan dan segala yang ujung-ujungnya memang balik lagi uang dan uang...   

Benar memang Uang bisa bikin mabuk kepayang, uang bisa bikin gadis cantik melayang layang ditiduri abang-abang hidung belang..Uang memang dapat meraih bitang, uang biasa.....

Sunday, May 10, 2015

Artis Itu Mahal Tarifnya Hingga Ratusan Juta Rupiah


Publik figur jika sudah digandrungi memang teramat sangat mahal posisi tawarnya dimata publik terutama penggemarnya. Maka tidak heran ketika ada salah satu katanya artis cantik berinisial AA tertangkap basah Kepolisian saat sudah maaf telanjang bulat hendak menjual dirinya dengan tarif ratusan juta rupiah hanya short time saja (paruh waktu) suka-suka yang memesannya...Waah kacida nyaa..

Tapi memang bukan hal yang aneh sebenarnya dan bukan hanya Indonesia malah sejumlah negara terkemuka didunia bahkan dibelahan negara-negara liberal yang bebas sesuka udelnya mau berbuat apa juga, tentu saja hidup bebas kalangan seleberitis menjadi hal yang biasa. 

Nah di Indonesia memang bukan hal yang biasa meskipun bagi mereka itu biasa biasa saja, hanya dalam tatanan ketimuran kita Indonesia yang seyogyanya berpegang teguh pada tatakrama sopan santun dan manut terhada ajaran agama tentu saja mengagetkan juga. Meski pada kasus-kasus seleberitis sebelumnya juga sempat mengguncang jagat hiburan tanah air ini dengan beredarnya video-video nudarewasa dengan diperankan seleberitis yang bersangkutan padahal bukan juga muhrimnya. Ini bukan kali pertama.

Namun sekali lagi pada kasus artis Cantik berinisial AA dan tidak tahu siapa AA itu sesungguhnya, yang jelas memang ada sebuah peritiwa memilukan dimana prostitusi berbalut harga ratusan juta rupiah sepertinya fenomena biasa dikalangan mereka dan ini juga sama seperti yang lainnya merupakan penyakit masyarakat (pekat) yang selama ini gencar diperangi oleh berbagai institusi berkompeten dinegeri ini.

Bayangkan saja sudah hampir bosan mendengarnya, hampir setiap hari sajian layar kaca televisi kita selalu saja memberikan informasi jika penggerebekan, razia pekat pasti mendapatkan para pelaku hubungan bukan muhrim hampir merata diberbagai daerah. Ini tentu saja cukup memprihatinkan juga, tapi apa mau dikata memang inilah problematikan moralitas bangsa yang makin termarjinalkan oleh pemandangan materialistis yang makin gemerlap dimana-mana.

Kembali pada konteks si artis cantik AA yang biasa julan dihotel berbintang dengan tarif fantastic tersebut, sekali lagi sama nilainya dengan para pelaku pekat yang tertangkap razia warga dan pol PP di kos-kosan atau dihotel kelas melati diberbagai daerah kita.

Si Miun jigana geus teu heran deui malah kalah nyerengeh seuri pokna, Atuda anu resep kanu mahal-mahalmah anu baroga duit, lamun teu pengusaha super big boss nya pejabat negara yang basah-basah posisinya dengan mudah memperoleh uang dari jabatannya sehingga bisa membayar sebesar apapun birahi atis cantik yang diincarnya.

Tapi ini kan konteksnya oknum, sementara oknum biasanya sarebu hiji, atau tina saratus hiji maksudna anu kapanggihna, sementara anu teu kapanggihna oge pasti rea pisan eta tehnya...Bagaimanapun ini pelajaran berharga dimana dunia seleberitis dan dunia publik figure memang rentan dengan dunia remang-remang dan samar-samar.     

Saturday, May 9, 2015

Giliran Tentara Masuk KPK...Nah lho



Enggak ada salahnya kalau mau di coba....sok coba aja siapa tahu makin tambah kuat dan tidak diobok-obok oleh kekuatan-kekuatan lainnya seperti yang sering terjadi selama ini. KPK memang banyak godaannya dan banyak juga musuhnya.

Kesediaan panglima TNI untuk memperkuat KPK dengan perwira-perwira militan dan terlatih dalam bidang penyidikan tentu saja perlu diapresiasi, meskipun dalam prakteknya nanti akan efektif atau tidak kan belum di coba..Dan sesungguhnya sama rentannya sebenarnya, karena TNI juga institusi negara yang hampir sama persis dengan institusi lainnya.

Si Miun malah tersenyum kecil entah apa maksudnya, entah karena ia setuju dengan wacana perwira TNI akan memperkuat KPK atau malah sebaliknya. Ceuk si Miun "bukan urusan sayah etamah urusan anu garaduh tanduk tur gaduh wibawa jeung kabijakan", pek teh teuing rek TNI dimasuken ka Polsek-polsek oge atawa sabalikna Polisi ka Koramil etamah hak nu baroga kebijakan.

Hanya saja perlu juga dicermati, ketika wacana itu digulirkan makan tidak menutup kemungkinan bukan hanya sekedar wacana atau gertak sambel agar sejumlah pihak yang selama ini mengusik kekuatan KPK agar jangan coba-coba mengganggunya lagi.

Mungkin semacam isyarat atau sinyal agar tidak semena-mena terhadap KPK. Soalnya memang agak riskan juga mendengar dan melihat perkembangan KPK selama ini tidak dapat mulus menelusuri kasus-kasus Korupsi yang menyangkut institusi besar dan kuat seperti Polri misalnya, saat mencoba dilakukan awal-awal penyelidikan sudah belingsatan dan segera membuat jurus balik memborak barik. Ini barang kali yang menjadi kekhawatira TNI atau siapapun kekuatan di negeri ini.

Tapi jangan juga besok lusa ketika benar Usur TNI memperkuat KPK, malah penyidiknya juga tidak bisa masuk dan menyentuk institusi TNI jika terdapat kekeliruan atau ada dugaan penyimpangan dari oknum oknumnya. Mengingat seperti juga Polri, TNI tidak terlepas dari pengelolaan uang negara dengan nilai yang tidak sedikit juga, jadi urusa rentan mempuanya posisi yang sama dengan istitusi negara yang lainnya.

Tah kitu  harewos si Miun anu katangkep dina isyarat nu ditulis dina surat kaleng tanpa maksud jeung tujuan komo syuudzon mah naudzu billah...

Saturday, May 2, 2015

Polisi itu Bukan Alat Kekuasaan Tapi Alat Negara, Benar gak Siih...??



Rasanya hampir merata diseluruh institusi yang ada baik insttitusi negara maupun swasta, yang namanya kekuasaan menjadi bias dan seringkali sulit dipercaya ketika bermanuver atau berkolaborasi dengan keinginan kekuasaan pemilik posisi  penting pemegang kebijakannya.

Melihatnya sepintas lalu memang seperti pertunjukan sirkus berbayar yang menjawab sebab akibat dan melupakan akan kedaulatan atau akar dari tujuan serta peran dan fungsi dari masing-masing institusi tersebut.

Sebut saja Poolri yang makin hari makin mengklaim diri sebagai institusi yang terus melakukan reformasi diri seiring sejalan situasi dan kondisi yang menghendakinya berubah, namun pada kenyataanya itu semua tidak memberikan aroma memuasakan bagi publik terutama yang bersentuhan langsung dengan kehadiran institusi Tribrata tersebut.

Makin sulit membedakan mana institusi penegak hukum yang clear dari rasa dan aroma politis serta terbebas dari intervensi apapun dalam kerangka realisasi kerja yang sesungguhnya. Namun yang terjadi kemudian elit-elit polri kadang-kadang makin tidak jelas dalam mengambil sikap seolah-olah mungpung gue bekuasa mungpung ane jadi sebagai, maka terserah geu juga.. mau diapain tuh barang, kalau perlu disikat sikat habis kalau perlu dibabat babat habis cukur gundul sekalian...

Baru itu yang belakangan terlihat, tengok saja dalam hal supremasi hukum malah masih banyak yang tidak menyentuh yang substansial dan mengarah pada tatanan ideal sebuah institusi mapan sekelas kepolisian yang lengkap dengan berbagai infrastruktur penunjangnya.

Malah yang terjadi terus mengundang kontroversi dalam menangani sejumlah perkara terutama yang berkait erat dengan institusinya pribadi. Sebut saja kasus dugaan Korupsi Para Jendral yang mulai menguap kepermukaan sejak terendus oleh KPK hingga  hanya segelintir saja yang terpenjarakan sementara yang lainnya entah berlindung dibalik baju apalagi hingga aman-aman saja. Bahayanya sisa-sisa perhelatan sengit pemberantasan korupsi oleh KPK berimbas pula pada perlawanan balik menydutkan KPK sebagai sebuah intsitusi resmi negara yang ditugasi memberantas korupsi.

Namun apa mau dikata terlalu banyak yang bakal terkena getahnya imbas dari penyelidikan dan penyidikan sejumlah dugaan-dugaan miring di institusi kepolisian jika diungkap seluruhnya. Ceuk si Miun memang susah mencari orang susah ditengah susahnya orang-orang senang. Pasti ada upaya upaya sitematis untuk menghalani atau melawannnya...itu saja...