• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Tuesday, April 28, 2015

Rasa-rasanya Abraham Samad TIdak Harus Ditahan Broo...



Agak susah memang olah pikir masyarakat luas mencerna arah penegakan hukum vesri Kepolisian Republik Indonesia ini, terutama yang dilakukan oleh kepolisian Daerah Sulselbar yang terus memperkarakan Ketua KPK Non Aktif Abrahan Samad (AS) bahkan penyidik Kepolisian Sulselbar langsung menahan AS usai diperiksa kurang lebih 7 Jam pada Selasa (28/4/2015).

Ini benar-benar pendidikan politik dan pemandangan penegakan hukum  yang rasa-rasanya tidak begitu cerdas dan juga tdak mencerdaskan, disaat masyarakat secara luas banyak dipertontonkan adegan mirip sinetron dalam upaya supremasi hukum untuk kalangan atau individu tertentu, ini malah berbalik. 

Jika memang benar dasarnya adalah hukum tidak pandang bulu dan tidak mengenal takhta akhirnya ada pertanyaan mengapa tidak merata, mengapa harus yang perkaranya terkait perselisihan institusi, apa karena takut bongkar-bongkar oknum korup kembali marak dan menembus jantung pucuk pimpinan elit-elit negeri ini?. Ini pertanyaan si Miun warga desa yang hanya tau ketika menyaksikan ketidak seimbangan penegakan hukum dipinggiran kali dan lorong sepi yang kadang tak pernah diindahkan dan dihiraukan sehingga kerap merasa ada diskriminasi dan ketidakadilan dalam kenyataannya. Aapakah ini semacam shock theraphy atau untuk menakuti jika institusi penegak hukum lainnya menyentuh Jendral jendral Polisi, maka akan seperti AS nasibnya...wallohu'alam hanya Polisi dan Tuhan yang Tahu...

Hampura Juragan ceuk si Miun sambil mengelus dada, sebagai orang yang getol mengikuti sepak terjang KPK dalam penegakan hukum memberantas korupsi pada jamannya AS menjabat ketua KPK rasa-rasanya aroma kebencian terhadap KPK benar-benar kuat, jika rakyat mayoritas setuju langkah KPK, maka minoritas pemilik modal dan pelanggan koruptor tentu saja mencari jalan dan untuk melegalkan perbuatannya termasuk memberangus kekuasaan dan kekuatan KPK saat menyelidiki dan mengadili perkara-perkara Korupsi tingkat tinggi.

Ketika sejumlah nama jendral di Institusi kepolisian di selidiki dan diduga ada keterlibatan terhadap penyelewengan kewenangan hingga berujung korupsi, maka disaat itu pula ada sebuah perlawanan yang sangat kental terasa bahkan kasat mata terlihat telanjang oleh kelas si Miun sekalipun yang datang dari starta sosial paling dasar dari kalangan ekonomi paling kere yang kadang pagi makan nasi sore makan apa, tapi bisa menilai dan memahami alur perjalanan supremasi hukum Indonesia memang masih aneh dan aneh-eneh terutama saat dinyatakan perang terhadap korupsi. 

Kembali pada konteks persoalan penahanan AS, rasa-rasanya jika ukurannya hanya pemalsuan dokumen tidak terlalu penting untuk ditahan dan diperkarakan, namun apa mau dikata berkelit dibalik argumen hukum berlaku untuk semua, maka ketika tidak menemukan kasus yang lebih besar dari pada sekedar pemalsuan dokumen, maka apa boleh buat yang penting sebuah peristiwa hukum dan bisa dijadikan alasan untuk melakukan justifikasi bagi yang bersangkutan.

Jika sekedar pemalsuan dokumen rasanya-rasanya teramat sangat banyak pelakunya dinegeri ini, mulai memalsukan suarat-surat untuk kebutuhan lamaran kerja, jadi TKW, jadi Bupati Wali Kota sekalipun izajah misalnya kan banyak dipalsukan, tai anehnya mengapa tidak ada yang lolos hingga dilakukan penahan bahkan saat memasuki pintu pengadilan akhirnya bebas dan tidak terkena salah alias tidak terbukti dll alasannya. apalagi ini AS jika benar tersangkut pemalsuan Kartu Kelurga, ini tetangga si Miun malah makin banyak yang melakukan itu bahkan cenderung kejasama dengan oknum petugasnya segala.

Rasa-rasanya jika Polisi semangat mengusut terkait pemalsuan dokumen ini yang seperti dituduhkan kepada AS maka sangat yakin Polisi bakal menghabiskan waktunya hanya untuk menyelidiki dan mengurusi kasus pemalsuan dokumen saking banyaknya he..he..

Tapi ini memang sebuah proses, terserah saja, ada filosofi bagi orang sunda "melak cabe moal jadi bonteng, melak waluh moal jadi bleweh", jadi semua akan bertangtung pada amal-amal dan perbuatannya, suatu saat nanti hukum juga akan membuktikan ketulusan niat para penegak hukum ini apakal motifnya macem-macem seperti patlot gambar atau memang sengaja ingin mengingini sesuatu yang ditargetkan pucuk pimpinannya.*** 

Friday, April 24, 2015

Ridwan Kamil Memang Layak Jadi RI Satu...


Memang harus diakui jika Kharisma Kang Emil atau Ridwan Kamil sang walikota Bandung yang kini manggung dan nanjung hingga melambung kemanca negara. Setidaknya ada 109 perwakilan negara-negara di dunia yang mencatat dan mendengar seorang walikota telah menyampaikan pidatonya dalam menyambut Peserta atau tamu-tamu negara peserta peringatan Konfrensi Asia Afrika ke 60 di Bandung ini.

Ini memang sebuah prestasi, dimana gebyar peringatan KAA ke 60 sebuah sejarah baru dan sejarah telah membuktikan jika Kota Bandung telah jatuh pada pemimpin yang tepat yang pekerja keras ramah, sopan dan tentunya gila kerja yang terencana terukur terarah dan tepat sasaran. Orang Bandung boleh berbangga, bahkan si Miun sekalipun yang hanya bagian dari warga Jawa Barat sepontan menaruh hormat dan angkat jempol sekaligus empat jempol ditambah jari-jari sepeda he..he...

Sesungguhnya memang ini bukan lelucon, RK memang layak menjadi harapan masa depan Indonesia, cara dia membangun kota benar-benar dengan hati dan lemah lembut namun ketegasan benar-benar lahir dari sikap lemah lembut itu. Semua orang harus angkat jempol suka atau pun tidak suka.

Geliat pembangunan kota Bandung dari aspek penataan kota telah membuktikan ketangguhan konsep, visi misi dan strategi yang diterapkan benar-benar menunjukan jika ia adalah sosok yang mumpuni untuk menjadi pemimpin bangsa ini. 

Tentu saja penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika bukan melulu hasil kerja Ridwan Kamil, namun setidaknya sebagai bagian dari penyelenggara event berskala internasional ini, RK memiliki peran penting sebagai penguasa Kota Bandung yang baik buruknya pada pelaksanaan peringatan KAA adalah menjadi wajah Indonesia dimata para kepala negara yang hadir tersebut.

Dan tidak bisa juga ujug-ujug kita menjadikan parameter untuk menilai seseorang hanya  dari sukses dan mampu tampil memukau saat berpidato dihadapan para tamu penting negara-negar dari berbagai belahan dunia pada event KAA ini. Namun sekali lagi ini adalah sebuah pemandangan yang riil dan dapat dirasakan oleh semua orang yang mampu berpikir jernih dan mampu membaca dengan terang benderang jika harga sebuah kepemimpinan tidak cukup dengan ukur pintar blusukan dan menjadi media darling sesaat karena ada pesanan para pemilik modal untuk menebus kepentingannya.

Bisa jadi prasyarat menjadi pemimpin nasional pada suksesi mendatang adalah sosok yang tidak pandai berpenampilan dengan pecitraan kiri kanan karena ini menjadi pengalaman buat rakyat Indonesia kedepan jika memilih itu  tidak cukup dengan itu...tapi harus juga mengukur kemampuan dan kenyataan dalam merealisasikan apa yang dijanjikan. Tentu saja realisasi janji itu tidak asal asalan tapi harus mendasar dan memenuhi kebutuhan hajat hidup rakyat bukan hanya sekedar memenuhi syahwat politik atau kepuasan kelompok dan pasukannya itu.

Si Miun telah berdoa dan mendoakan semoga kedepan akan lahir pemimpin bangsa dari tanah Pasundah yang benar-benar mampu dan mumpuni mebenahi negara yang sudah sekian lama merdeka tapi masih belum juga merdeka bagi sebagian rakyatnya...Amiiin 

Wednesday, April 22, 2015

BG Bukan Sembarang BG



Sejak awal memang tidak main-main tentu saja ada prasyarat yang patut disangkakan kepada perjalanan dan manuver para elit Indonesia Raya yang bersama-sama menunjukan taring kehausan kekuasaannya meski harus dengan berbagai cara.

Patut diduga sejak para elit politik pendukung kekuasaan mengusung Calon Kapolri bernama Komjenpol Budi Gunawan (BG) mereka telah memandang sebuah keharusan yang tidak boleh tawar menawar lagi meski tiba-tiba batu sandungan menyeruak dari institusi anti rasuah (KPK) yang mentersangkakan BG dengan tudingan mepet dan menyerempet mirip kasus beberapa elit Indonesia berbau Korupsi rupanya. Namun yang itu tadi, BG bukan sembarang BG yang terlahir dari sebuah institusi mapam republik ini yang bernama Polri, tentu saja tidak akan membiarkan anak kandungnya menjadi samsak ketidak berdayaan meski seharusnya menyadari betul jika mata dan telinga rakyat juga sebenarnya gerah-gerah saja karena bukan lagi rahasia umum keberadaan para elit kita memang sangat dekat dan tipis jaraknya dengan dugaan prilaku penyimpangan (Maaf jenisnya apa belum bisa dikatakan sebab ada praduga tak bersalah).

Menariknya memang ini patut diduga semacam sebuah skenario mapam setelah terlebih dahulu merontokan KPK dengan berbagai cara dan dalih serta berakhir dengan memudarnya kepercayaan publik terhadap KPK lantaran memang terlihat sudah tidak berdaya lagi, maka yang berdaya dan berdigjaya adalah yang memiliki kedekatan emosional dengan pemegang kekuasaan tinggi republik ini. Ini bukan eranya mengatakan Indonesia salah pilih tetapi memang Indonesia kembali diuji dengan belajar pada perjalanan sejarahnya jika benar telah salah pilih memilih pucuk-pucuk pimpinan maka ini dan itu akan menjadi konsekuensi logis.

Kembali pada koteks kehadira jendral BG yang telah dihujat habis habisan seiring penetapan sebagai tersangka, namun akhirnya seiring waktu dan seiring sejalan dengan strategi mapan para pemegang kendali kanal-kanal kepentingan republik ini, akhirnya BG kembali masuk melalui pintu kedua Institusi Kepolisian yang dengan kasat mata masyarakat telah cerdas menebaknya tentu saja incaran Kursi Pucuk pimpinan Polri memang target yang hanya tinggal satu langkah lagi. (Ini mekanisme internal Kepolisian yang tidak bisa direcoki siapapun karena milik mereka seutuhnya- maaf rakyat cuma dianggap pemilik modal yang tidak kuasa menggerakan modalnya).

Ceuk Si Miun silahkan saja, apapun kehendak tuan-tuan memang telah terlanjut telanjang dan teramat sangat mudah ditebak, sebab dunia indonesia seperti dilayar kaca adalah perunjukan Sinetron atau Sirkus yang serba mungkin serba bisa meski ada yang terluka dan tersakiti terutama pemilik kedaulatan negeri ini sesungguhnya rakyat kecil yang tidak penah berubah nasibnya dan tidak akan dirubah karena paradigma berpikir elitnya yang penting gue aje.

Selamat Pak BG telah berhasil mendampingi pak BH untuk beberepa tahun kedepan kami kurang tahu yang jelas jika mau melanjutkan merebut pucuk pimpinan Polri tinggal selangkah lagi maju..      

Tuesday, April 21, 2015

Batu Akik Dan Peringatan Konfrensi Asia Afrika



Memang selalu ada yang berbeda dalam berbagai perhelatan kenegaraan dan ini berlaku di seluruh belahan dunia. Event besar negara-negar dibelahan dunia selalu memberikan kejutan-kejutan baik berupa lahirnya kesepakatan kesepakatan antar negara dan kepela pemerintahan maupun kebijakan bilateral ataupun multilateral dan ataupun apa namanya yang jelas selalu saja dinamis menjadi bagian kehadiran event-event tesebut.

Pada hajat besar peringatan Konfrensi Asia-Afrika yang digelar di Kota Kembang Bandung semoga saja melahirkan kembang atau bunga-bunga harapan bagi bangsa-bangsa diasia dan afrika yang tentu saja hingga saat ini sebagian besar masih menyisakan banyak persoalan baik konflik yang tengah mendera hebat maupun persoalan-persoalan negara lainnya yang menjadi bagian penting dari negara-negara bersangkutan.

Namun bagi si Miun nampaknya hasil dari pertemuan nanti lebih dari 106 delegasi negara-negara yang hadir di Bandung tersebut tidak akan terlalu bepengaruh sebab entah apa tema pembicaraannya atau mungkin juga hanya sekedar refreshing ngadon niiskeun pikir di Indonesia teepatna di Kota Bandung nan makikn nanjung dan edun atuh euy...!!

Mungkin jiga para perwakilan negara-negara tersebut memang benar bersedia datang ke peringatan KAA karena ingin menikmati jamuan kenegaraan di Kota yang masih sejuk dan nyaman sekelah Kota Bandung da memang bakal disulap heula supaya kelihatan rapi dan asri buat mengesankan kepada dunia bahwa kota-kota di Indonesia memang jempolan. 

Rupanya yang tidak bakal kalah menarik bagi para perwakilan negara-negara tersebut addalah hadirnya souvenir batu akik, maklum atuh ceuk si Miunmah dunia ini penuh dengan batu akik ha..ha.. sepertinya pamor KAA juga dalam berita rasa-rasanya isu yang akan diangkat atau menjadi topik pembicaraan para kepala negara kalah heboh sama batu akik yang akan dijadikan souvenirnya nanti.

Tah ieu hebatna Indonesia, namun memang dengan cara itu pasti ada banyak pihak diuntungkan setidakya para penggemar batu akik benar-benar merasakan dimanjakannya dan mendapatkan legitimasi penuh jika hobi batu akik itu tidak salah dan langkah yang tepat ceuk si Miun oge pokokna Ceuk aing batu akik batu akik broo...

Terlepas dari apapun itu memang jaman ini, eranya batu akik manggung dan menjelama menjadi darling banyak orang, coba jika saat ini yang lagi trend-nya endog hayam jigana souvenir KAA oge bakal make endog hayam ...ha..ha..  

Pagwean orang Garut memang tara kapalang lamun can gandeng can sabiwir hiji ata can sukses, makanya sukses sudah orang Garut mensukseskan potensi daerahnya dimana batu Pancawana bin Bungbulang jeung Caringin eta memang bintanna batu saat ini. Jika batu bacan Aceh pernah mejadi ternding bagi pecinta batu, kini mungkin memang Panca Warna yang tenah memegang rekor nya eta gara-gara jadi souvenir KAA.

Dan jangan salah ini tidak cuma-cuma kemudian mengalir begitu saja melainkan memiliki banyak makna dibalik layar menyeruaknya batu akik Panca warna Garut makin najung makin kamasyhur tentu saja ini tidak terlepas dari perjuangan dan telad kuat dari para pelaku seni dan pecinta Batu akik yang insya alloh lambat laun bakal kecipratan rejekinya...amiin... 

 

Kartini Itu Semangatnya..Kok yang Hebob Kebayanya Aja..



Lepas dari apapun sosok Kartini itu, Indonesia memang telah kadung menjadikan sosok perempuan era kolnialis ini sebagai salah satu perempuan yang katanya telah membangkitkan tidur panjang perempuan Indonesia dari belenggu penjajahan dengan semangat "emansipasi wanita". Meski pada perjalanannya jika mau jujur dengan sejarah jauh lebih bayak sosok perempuan hebat pada jaman itu yang telah melakukan langkah-langkah lebih dari semangat Kartini yang kini menjadi semangat seremoni setiap tahun tak ubahnya sebuah pertunjukan untuk sebuah penghargaan dan penyadara diri seharusnya jika wanita itu ada dan memiliki peran signifikan dalam percaturan peradaban manusia yang benar-benar beradab.

Namun sayang saja, saat ini jika dalam kerangka pemikiran Emansipasi wanita, yang seharusnya membuat wanita berlomba dan bersaing menjadi Kartini lebih dari sekedar sosoknya yang digambarkan sebagai gambaran perempuan hebat pada jamannya, tentu saja jaman ini menghendaki kartini yang jauh lebih hebat dan canggih, baik dari pemikiran dan kemampuan intelektualnya maupun kemampuan akhlak dan budi pekertinya yang kian hari kian diingkari para kartini muda Indonesia.

Sejak usia dini, kita hanya disibukan dengan urusan semangat seremonila Kartini dengan simbol-simbol kebaya serta aksesories perempuan yang kini malah lebih heboh dan hebat tentunya, tapi belum menyentuh substansi yang seharusnya kartini itu semangat dan sosok ketangguhannya. Tantu saja telah terjadi pemahaman Indonesia secara keseluruhan yang lebih terpaku pada sosok seremonil dengan simbol lagu dan pakaian, namun tidak banyak yang mengepakan semangat itu pada implementasi kekinian dimana moralitas kaum hawa saat ini juga maulai mengkhawatrkan.

Tapi tidak juga dibenarkan membuat keterpurukan ini karena kesalahan kaum hawa kita, rasanya sangat tidak adil, sebab yang namanya gender itu sunatulloh, dalam bahasa kesetaraan dan kemuliaan perempaun dalam ajaran Islam misalnya sudah sangat dimuliakan dengan berbagai ketentuan syariat yang melindungi dan memproteksi soso lemah lembut ini sehingga benar-benar menjelma sebagai sosok luar biasa di alam macapada ini.

Tapi sekali lagi ini adalah perjalanan sejarah bukan sekedar pemahaman sejarah semata sehingga bagi Indonesia siapapun yang memahaminya kartini baru sebatas simbol seremonila semata belum menjadi ruh kebanggaan kaum hawa yang selayaknya menjaga wibawa dan kehormatan sehingga tidak ada lagi perbudakan bagi kaum perempuan, tidak ada lagi prostitusi yang seolah-olah legal dan tidak ada lagi perempuan yang hanya sekedar pemanis etalasi untuk shawat kaum lelaki semata.   

Saturday, April 11, 2015

Bulan April Bertemu April, Penataan Pusat Kota Garut Dari PKL Masih Belum Juga...Halloo..!!



Hallo Garut..!!
Pembaca yang Budiman...!!

Ini sudah memasuki minggu ke dua bulan April 2015, dimana Pemerintah Kabupaten Garut melalui Bupati Garut kerap mendengungkan akan segera menertibkan kawasan pusat Kota Garut dari semrawutnya Pedagang Kaki Lima...Namun hinggga memasuki minggu ke dua bulan april ini belum terlihat ada tanda-tanda akan dimulainya penertiban itu, bahkan lokasi tempat relokasi yang digadang-gadang sebagai lokasi megah untuk PKL yang lokasinya dikawasan jalan Guntur depan Pusat perbelanjaan Garut Plaza ternyata hingga kini masih juga belum difungsikan dan kondisinya juga belum selesai...Padahal jika melihat sejak awal Pemkab Garut menyatakan akan melakukan penertiban sudah mengalami molor hingga satu tahun jika melihat dari rencananya semula. 

Semoga saja rencana penertiban ini tidak kembali mentah gara-gara lebih kuat dan kompak PKL pusat Kota untuk tetap bertahan dalam suasana kota semrawut dan kotor daripada pemilik kebijakan penataan dan pengelolaan Kawasan pusat kota Garut yang seharusnya berani tegas dan solutip menertibkan kawasan jantung kota Garut yang makin hari makin tidak berwujud kota ideal malah makin sumpek dan pepek dengan aneka ragam kesemrawutan dan keruwetan.

Padahal pusat kota itu harus menjadi simbol kearifan dan ketulusan pemerintah dalam mengelola dan mengurus serta merawat kota sebagai bagian kecil dari Kabupaten Garut yang luas jika diukur dari ujung keujung..

Makanya ketika melihat struktur kota yang tidak kunjung berubah dalam dua dekade terakhir rasa-rasanya Garut ini eperti mati rasa, pemerintahan yang ada ini tdak lebih dari sebuah pemegang amanah yang tidak berdaya untuk berbuat dan bertindak untuk dan atasnama warganya yang lain yang jauh lebih banyak dari sekedar PKL puat kota yang jumlahnya hanya ribuan. Padahal jumlah keseluruhan warga Garut mencapai 2,5 Juta lebih dan tidak bisa disuguhkan ketidak nyamanan setiap hari oleh kota yang lumpuh oleh serangan PKL dan para pedagang asongan serta parkir yang makin tidak jelas dan cenderung liar mengejar rupiah (maaf menyebalkan), parkir nyaman tidak banyar harus terus apa enaknya??.

Maka jangan salahkan jika suatu saat nanti dengan sangat terpaksa para konsumen berduit lebih memilih berbelanja diluar kota Garut daripada beanja dikotanya sendiri lantaran tidak memiliki kenyamanan seperti halnya betbelanja dipusat kota lain meski harus bermacet ria namun tata kota yang terawat dan tertata rapi sanggup menebus kelelahan macet saat menuju pusat kota itu...Ini sekedar ilustrasi, tapi bukan hal yang tidak mungkin besok ataupun lusa ini terjadi sebab Garut tidak pernah memperhatikan penataan kota kecuali dengan kata "akan dan akan", sementara realisasinya termasuk lamban dan terkesan tidak terpogram dengan baik.

Memang dimaklumi dan dipahami menertibkan bukan sebuah perkara gampang dan bukan juga perkara mudah, namun untuk menyusun sebuah program studi banding PKL ke Solo sepertinya dinas intansi terkait tidak sulit dan sudah dilakukan, dan maaf ini hampir terus berulang dari tahun-tahun sebelumnya. Terus realisasi dari study banding itu kapan...kalau plesirannya sudah kaan PKL kota tertibnya ? ini pertanyaan serus lho...Ceuk si Miun ketika uang rakyat digunakan untuk kepentigan rakyat ya harus banding lurus dengan maanfaat yang dirasakan rakyatnya...

Sok atuh geura deer ah...ray poe..ray poe anggeur wae teuaya perubahan yang dapat dibanggakan cuuu...      

Penumpang Gelap Itu Bersembunyi Ditempat Terang



Menarik mencermati Pidato Guru Bangsa sekaligus Politisi senior Megawati Sukarno Putri, dengan gaya menirukan Pidato sang ayah Proklamator Kemerdekaan Indonesia Sukarno, Megawati seakan ingin memberikan pesan jika hingga saat ini Ideologi Partai Politik yang telah dibesarkannya tetap konsisten berbasis wong cilik dan bercirikan keberpihakan kepada Rakyat Kecil dan ini harga mati yang tidak boleh ditawar tawar lagi.

Namun seperti ada kejengkelan dan keresahan dari Anak  Biologis dan Ideologis Bung Karno ini, dimana belakangan disaat partai berlambang banteng gemuk bermoncong putih ini telah berhasil mengantarkan kadernya menjadi Presiden RI melalui kekuatan sosok Jokowi, namun seperti makin banyak "penumpang gelap", yang makin mendominasi kebijakan istana sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan terus menerus menuai kritik  tajam dari berbagai pihak.

"Penupang Gelap" yang dikatakan Megawat memang mendapat penafsiran beragam dari para pengamat politik tanah air. Mereka beramai-ramai memberikan tafsir serta menebak-nebak siapakah yang dimaksud dengan penumpang gelap yang dimaksudkan Megawati tersebut?. Ada yang menafsirkan penumpang gelap itu diantaranya adalah para pahlawan kesiangan yang kini berseliweran dilingkaran istana bahkan ada juga yang menduga penumpang gelap itu adalah yang kini berada dilingkaran kekuasaan dengan menduduki sejumlah jabatan penting dioemerintahan..

Pertanyaan si Miun ka Abah kalau versi rakyat penumpang gelap itu siapa yaa?? menurut si Miun penumpang gelap itu penumpang yang "poek mongkleng buta rata", poek lantaran teu jelas timana asalnya , buta rata lantaran kebutaannya bisa mensejajarkan posisi dengan meraih sejumlah posisi penting itu..ha...ha...waaah hebat bingit ini orang jika memang benar ada...

Para awak media kelihatan kasak kusuk mencari tahu siapakah gerangan yang dimaksud penumpang gelap itu?? jawabannya sama persis yang lebih jelas adalah hanya Megawati dan Tuhan yang tahu dengan penumpang gelap itu..."AU AH GELAP...".

Namun sebenarnya mudah saja jika ingin mendefinisikan siapa yang dimaksud penumpang gelap dalam gerbong kekuasaan Jokowi saat ini, salah satu diantaranya adalah orang-orang yang selama ini bersembunyi ditempat terang kemudian mendapatkan durian runtuh dari reruntuhan kebijakan bagi-bagi posisi kekuasaan bak dalam kerangka bangunan koalisi pendukung pemerintah di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun dari sisi kiri kanan bangunan Koalisi opisi pemerintah yang direfresentasikan oleh Koalisi Merah Putih (KMP). sebab dalam kaca pandang politik memang agak sulit melihat mana sejatinya oposisi mana juga sejatinya pendukung sejati sebab kerangka politik indonesa menganut sistem ( 4L ) alias Loe lagi, Loe Lagi....

Dominasi para pemilik modal juga tidak bisa dilepaskan dari peran sertanya dalam menaikan penumpang gelap yang bisa saja tiba-tiba menyalip ditikungan atau meloncati beberapa tahapan dengan kekuatan moal yang dimilikinya maka tidak heran jika kemudian si penumpang gelap itu tiba-tiba menjadi terang benderang.

Maka dari itu sederhana sekali bagi para kader banteng moncong putih, kembalilah pada sejatinya ideologi dan landasan partai, bentenginlah kekuasaan yang telah direngkuhnya dengan konsistensi perjuangan bersama wong cilik dan senantiasa hadir ditengah jeritan rakyat kecil dan ingat bukan membuat rakyat makin menjerit dan tercekik....Salam Perjuangan..!!   

     

Monday, April 6, 2015

Mulai Gerah Para Elit Eks Penyangga Pemenangan Jokowi-JK



Sebenarnya bisa benar bisa juga tidak, akan tetapi fakta-fakta itu mulai terlihat muncul satu persatu menjadi warna dari denyut dan aktifitas kabinet Jokowi-JK sekaligus bagian penting langkah-langkah yang ditunggu rakyat semesta Indonesia terkait kebijakan pro rakyat pemimpin yang jargonnya merakyat dan dari rakyat itu.

Fakta adanya kegelisahan atau kegerahan dari sejumlah elit eks tim sukses Jokowi-JK terlihat mulai dari menyeruaknya kabar bocornya pesan rahasia Akbar Faizal, Tokoh vokal di era Kepemimpinan SBY yang sangat getol mengkritisi dan mengoposisi setiap kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

Nampaknya setelah sempat nyaris tenggelam tidak ada kabar setelah sukses menghantarkan Jokowi-JK kekursi Istana menjadi pasangan Presiden dan Wapres yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat itu, Akbar Faizal baru mulai bersuara, semoga akan segarang dulu yang kadang abah jeung si Miun rindu keritik-kitik dan argumennya yang tajam dan fokus. sepertinya bakal mulai muncul lagi wajah seleberitisnya dilayar kaca Televisi Swasta (Maksudnya seru nonton tah).

Dalam pesan yang kabarnya ditulis Akbar faizal itu tertera jelas sebuah kritisi yang syarat dengan ketidak puasan terhadap kinerja Kantor Staf Kepresidenan yang suratnya ditunjukan ke Deputi II Kastaf Kepresidenan itu. Isinya memang cukup panjang seperti ingin mengomentari terkait sebuah pernyataan Kantor Staf Kepresidenan itu yang menyatakan telah banyak mengkatrol sejumlah ahli lulusan Harvard Universitiy untuk menghuni kantor yang cukup stategis ketika memberikan bisikan kepada Presiden tesebut.

Dimata Akbar Faizal dalam bocoran pesan tersebut, sebenernya tidak memiliki lingkaran serta alur yang jelas sejak awal kehadiran yang katanya para ahli lulusan Harvard University tesebut, sebab dalam daftar Tim Sukses serta relawan yang lahir dan terbentuk untuk kemenangan Jokowi JK tidak ada Harvard tidak juga ada orang-orang yang katanya ahli itu.

Akbar juga mempersoalkan jika kebijakan benar sangat menyinggung sarjana-sarjana lulusan universitas atau sekolah tinggi dalam negeri seolah-olah tidak ada apa-apanya. Akbar juga memepersoalkan kinerja Jendral Luhut yang kini mendadak mencorong lantaran berada dibalik Kantor Staf kepresidenan, bahkan lebih terdengar banyak mendominasi denyut kebijakan di Istana ?

Kata Akbar hentikan memberikan bisikan-bisikan yang dapat meracuni pemimpin yang masih polos dan lugu serta jujur, jangan di rusak gitulah bahasa gaulnyamah.

Abah jeung si Miun termasuk bagian dari jutaan rakyat Indonesia yang mulai banyak bertaya-tanya ihwal lahirnya sejumlah kebijakan yang selalu saja menjadi bahan kontroversi dan beraja diujung panas. Sebut saja kasus produksi Mobil Nasional, belakangan katanya kecolongan lagi Presiden menandatangani kenaikan Harga DP Mobil Pejabat dan banyak juga suara sumbang lainnya yang kini memberikan sumbangan ketidak nyamanan terhadap masyarakat dibawah Kepemimpinan Jokowi-JK.    

Saturday, April 4, 2015

Liga Profesional, Liga Mati Lampu..??


Jangan jadi Liga Mati Lampu atuh...Pemandangan yang sangat memprihatinkan, meskipun termasuk pada kategori darurat atau sesuatu yang diluar jangkauan dan perencanaan karena memang termasuk pada kejadian mendadak dan tiba-tiba. Namun tidak lantas semuanya dapat dijadikan argumentasi atau alasan untuk pembenaran jika itu suatu waktu terjadi karena faktor diluar kemampuan penyelenggara. Tentu saja tidak terlalu sulit karena lampu stadion adalah bagian yang terukur dan terencana karena ada spesipikasinya, ada hitugan teknisnya sehingga seharusnya memang harus bisa diantisipasi.

Sejujurnya menjadi sangat tidak nyaman, sangat tidak elok dan sangat memperlihatkan kelemahan profesionalisme penyelenggaraan Liga Profesional atau kasta tertinggi Kompetisi Sepak Bola tanah air Indonesia. Benar disaat Kasta Tertigi kompetisi sepak bola nasional tersebut mendapat apresiasi dari sponshor manca negara, seharusnya disaat itu pula menunjukan jika tidak boleh ada celah sedikitpun orang meragukan dan mencibir penyelenggaraan Liga yang kini namanyapun berubah menjadi "QNB League".

Tentu saja saja ini menjadi bagian penting perhatian semua pihak agak labih memperhatikan eksistensi liga profesional tersebut agar tidak menjadi bahan cibiran dan celah untuk menyudutkan karena dalam kaca pandang masyarakat pecinta sepak bola Indonesaia pemandangan tersebut tentu saja akan sangat mengganjal dan tidak bisa diterima logika disaat perangkat teknologi pengganti untuk sekedar mati lampu PLN bisa menggunakan Genset berkapasitas memadai atau energi cadangan lainnya. 

Pokoknya ceuk si Miun penontonmah embung nyaho aya alsan rusak atau dan lain sebagainya yang penonton tahu adalah pertandingan berjalan lancar enak dilihat nyaman disaksikan apalagi bagi  yang telah bayar tiket berburu bergelut dengan macet menuju stadion ini sangat terasa kerugiannya walaupun waktu padamnya tidak terlalu lama. Namun tetap saja itu insiden yang tidak dapat ditolelir.

Ceuk bobotoh untung Persib nu menang teu kabayang lamun persib nu eleh geus pasti aya insiden tambahan diluar mati lampu stadion pasti aja duruk-durukan jeung atawa rusak-rusakan. sekali lagi beruntung dari sisi pertandingan bukan Persib yang kalah. 

Sekali lagi si Miun memberikan sedikit penilaian dengan terjadinya insiden mati lampu stadion saat laga pembuka Liga QNB Persib VS Semen Padang, dengan  berupa catatan yang harus diperhatikan dimana penyelenggaraan liga nasional ini tidak boleh ada celah sedikitpun dari sisi apapun harus super perfect dan mapan dari berbagai hal. Pokoknya tidak boleh jadi "liga mati lampu Indonesia", atuh era ku daerah tetangga terutama kepada panitia pertandingan perdana itu harus mengevaluasi diri secepatnya dan hidari kasus serupa terjadi.   

Gampang saja untuk mencari alasan pembenaran tapi lebih dari sekedar itu semua ini adalah bentuk kelalaian dari panitia penyelenggara yang belum berbuat sebagai pelaksana pertandingan Liga Profesional kebanggaan Indonesia.     

Thursday, April 2, 2015

Mengapa Harus Diblokir..?? Situs-situs Itu Simbol Keragaman



Sebaiknya tidak harus serta merta diblokir kemudia para pengelola kelabakan karena semua itu adalah bentuk kratifitas dan daya juang versi mereka dalam kerangka membingkai prinsif-prinsif dasar yang mereka yakini sebagai sebuah kebenaran. Negara dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi jangan menelan mentah mentah saran atau masukan dari  Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Jika kebanyakan situs Islam kemudian langsung diblokir maka banyak pihak yang dirugikan rugi secara materi, rugi secara jalan komunikasi dakwah, rugi juga pemerintah semakin akan kehilangan wibawa dalam mata pandang umat Islam Indonesia.

Persoalan yang mengemuka saat ini terkait pemblokiran situs-situs Islam yang dinilai menyebarkan paham radikalisme, rasa-rasanya masih perlu dilakukan pengkajian dan penelitian secara seksama dan intensif yang melibatkan banyak pihak karena pemahaman radikalisme kemudian penyebaran dasar-dasar Islam sangatlah luas dan dalam sehingga tidak bisa diklaim sepihak sebagai sebuah pemicu munculnya radikalisme..

Belum masuk pada akal dan logika umat Islam secara keseluruhan, ini masih memerlukan pendalaman dan pemahaman yang konperhensif tentang islam itu sendiri. islam itu kadang memang keras tapi juga kadang lemah lembut dalam konteks penyampaian ajaran-ajarannya, ini fakta dalam berbagai litelatur yang dapat dengan mudah kita jumpai dalam ajaran islam.

Saran Si Miun pemerintah itu jangan terlalu reaktif dalam urusan-urusan yang menyangkut keyakinan waganya, ini perlu "Tabayyun", perlu pembicaraan yang mendalam, perlu pengkajian yang menyeluruh sebelum tindakan itu dilakukan karena semuanya berimplikasi sosial yang rentan dijadikan komoditi politik serta komoditi adu domba bagi pihak-pihak yang sedang memancing diair keruh.

Lakukan kebijakan yang berpihak dan berpijak pada semua kaki agar tidak ada yang merasa terdzolimi dan terdiskriminasi. Lakukan langkah-langkah proaktif yang solutif dan tidak emosional buta membabi buta tanpa menyadari ada dampak luar biasa dibelakang kebijakan itu semua.

Mengapa harus langsung diblokir jika ada langkah lain yang lebih arif dan bijak sana, misalnya berikan peringatan dan teguran yang sopan dan santun jika memang ada termuat tulisan atau paham yang tidak sesuai dengan etika kebangsaan dan dapat merusak NKRI, itu bisa dilakukan dengan diskusi dan sharing pemikiran dari para cerdik pandai negeri ini yang ahli dan menguasai bidang itu...         

Wednesday, April 1, 2015

Beringin Itu Tidak Teduh Lagi...


Memang makin seru dan membuat mata publik penasaran tontonan apalagi yang kemudian akan diperlihatkan kepada rakyat seluruhnya. Ditengah kebingungan dengan berbagai kebijakan kontroversi dan mendadak serta merta bahkan ada yang tidak diduga-duga, tengok saja harga-harga dipasar-pasar tradisional merangkat naik berlipat kali dari harganya semula membuat daya beli warga kelas bawah makin melemah.

Sementara perseteruan para elit makin seru dan terlihat memanas lantaran nafsu nafsu syahwat kekuasaan mereka telah menjadi nafas untuk mempertahankan gengsi dan reputasi, tak perduli caranya apa dan bagaimana yang penting dapat memenuhi hasratnya.

Pemandangan yang dipertontonkan saat perusakan ruang kantor Fraksi Partai Golkar di Komplek Parlemen telah mencitrakan jika para elit kita ini makin tidak berbudi dan tidak mengindahkan siapa sebenarnya pemilik bangunan Gedung megah itu. Jika jujur mengakuinya bahwa pemilik bangunan yang salah satu ruangannya sempat diperebutkan hingga terjadi perusakan itu adalah milik rakyat seluruh Indonesia. Malu atuh Bung...!! Cing sing boga ka era atuh ku dulur anu dilembur baraya anu didesa mereka harus mati-matian bertengkar mendukung anda setelah terpilih menjadi wakil rakyat di parlemen malah berebut alas kekuasaan bukannya membele kepentingan rakyat yang kini makin tak berdaya. Hudaang....!!! Eliiiing Cuuuu...

Bagi seluruh rakyat Indonesia sejujurnya tidak mau berfikir siapa yang berhak atas kekuasaan itu, bodo amat siapa Presiden dan para menterinya, siapa anggota Dewan dan struktur partainya, tidak pernah disoal...Justru yang disoal mengapa mereka selalu saja melupakan komitemennya untuk membangun bangsa ini. Lupa untuk berpihak kepada kepentingan rakyat banyak, berpihak pada peningkatan kesejahteraan dan maaf bukan semata berpihak pada pundi-pundi penghasilan diri dan kelompoknya semata...

Berkompetisilah yang sehat sesuai alur yang berlaku dan takaran waktu yang telah ditentukan konstitusi kita, jangan memaksa menjegal sebuah hasil yang telah disepakati sebelumnya dan jangan juga mendompleng kekuasaan ini hanya untuk melegitimasi kelompok kecil karena ingin juga kebagian jatah kekuasaan meski belum waktunya...bersabarlah..!! Bukankah anda-anda juga pada periode sebelumnya adalah para anggota DPR yang terhotmat bahkan hampir sepanjang periode keperiode anda selalu menjadi yang terpilih. nah giliran saat ini anda istirahatlah banyak merenung tentang usia yang sudah pada tua untuk menjemput ajal yang akan segera tiba..

Belum puaskah anda menjadi anggota Kabinet sejak awal debut karier yang sudah diraih...atau memang ketagihan menjabat menteri sehingga harus juga menjadi petinggi partai selamanya, rasa-rasanya tidak Fair juga bung...!! sekali lagi bersabarlah sampai pada waktunya tiba...jangan memaksa dan arogan mentang-mentang kekuasaan mau berpihak itu membahayakan bagi banyak rakyat yang tidak bersalah dan terlibat langsung dengan konflik anda-anda itu....