Friday, April 24, 2015

Ridwan Kamil Memang Layak Jadi RI Satu...


Memang harus diakui jika Kharisma Kang Emil atau Ridwan Kamil sang walikota Bandung yang kini manggung dan nanjung hingga melambung kemanca negara. Setidaknya ada 109 perwakilan negara-negara di dunia yang mencatat dan mendengar seorang walikota telah menyampaikan pidatonya dalam menyambut Peserta atau tamu-tamu negara peserta peringatan Konfrensi Asia Afrika ke 60 di Bandung ini.

Ini memang sebuah prestasi, dimana gebyar peringatan KAA ke 60 sebuah sejarah baru dan sejarah telah membuktikan jika Kota Bandung telah jatuh pada pemimpin yang tepat yang pekerja keras ramah, sopan dan tentunya gila kerja yang terencana terukur terarah dan tepat sasaran. Orang Bandung boleh berbangga, bahkan si Miun sekalipun yang hanya bagian dari warga Jawa Barat sepontan menaruh hormat dan angkat jempol sekaligus empat jempol ditambah jari-jari sepeda he..he...

Sesungguhnya memang ini bukan lelucon, RK memang layak menjadi harapan masa depan Indonesia, cara dia membangun kota benar-benar dengan hati dan lemah lembut namun ketegasan benar-benar lahir dari sikap lemah lembut itu. Semua orang harus angkat jempol suka atau pun tidak suka.

Geliat pembangunan kota Bandung dari aspek penataan kota telah membuktikan ketangguhan konsep, visi misi dan strategi yang diterapkan benar-benar menunjukan jika ia adalah sosok yang mumpuni untuk menjadi pemimpin bangsa ini. 

Tentu saja penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika bukan melulu hasil kerja Ridwan Kamil, namun setidaknya sebagai bagian dari penyelenggara event berskala internasional ini, RK memiliki peran penting sebagai penguasa Kota Bandung yang baik buruknya pada pelaksanaan peringatan KAA adalah menjadi wajah Indonesia dimata para kepala negara yang hadir tersebut.

Dan tidak bisa juga ujug-ujug kita menjadikan parameter untuk menilai seseorang hanya  dari sukses dan mampu tampil memukau saat berpidato dihadapan para tamu penting negara-negar dari berbagai belahan dunia pada event KAA ini. Namun sekali lagi ini adalah sebuah pemandangan yang riil dan dapat dirasakan oleh semua orang yang mampu berpikir jernih dan mampu membaca dengan terang benderang jika harga sebuah kepemimpinan tidak cukup dengan ukur pintar blusukan dan menjadi media darling sesaat karena ada pesanan para pemilik modal untuk menebus kepentingannya.

Bisa jadi prasyarat menjadi pemimpin nasional pada suksesi mendatang adalah sosok yang tidak pandai berpenampilan dengan pecitraan kiri kanan karena ini menjadi pengalaman buat rakyat Indonesia kedepan jika memilih itu  tidak cukup dengan itu...tapi harus juga mengukur kemampuan dan kenyataan dalam merealisasikan apa yang dijanjikan. Tentu saja realisasi janji itu tidak asal asalan tapi harus mendasar dan memenuhi kebutuhan hajat hidup rakyat bukan hanya sekedar memenuhi syahwat politik atau kepuasan kelompok dan pasukannya itu.

Si Miun telah berdoa dan mendoakan semoga kedepan akan lahir pemimpin bangsa dari tanah Pasundah yang benar-benar mampu dan mumpuni mebenahi negara yang sudah sekian lama merdeka tapi masih belum juga merdeka bagi sebagian rakyatnya...Amiiin 

0 comments:

Post a Comment