• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Friday, September 25, 2015

Tragedi di Musim Haji 2015, Antara Ujian dan Teguran



Musibah itu tidak pernah memilih tempat, memilah orang dan mengklasifikasi berat dan akibatnya, semuanya akan mengalir sesuai ketentuan yang mengaturnya yaitu Sang Maha Pemilik Segalanya Alloh Azza Wazalla...

Belajar dari rangkaian Tragedi saat prosesi Ibadah Haji tahun 2015 ini, sebuah keharusan selain untuk mempertebal keimanan juga untuk memastikan jika sampai kapanpun, jika Yang Maha Segalanya berkehendak apapun akan terjadi dan menimpa siapapun.

Terlepas dari adanya unsur human eror atau faktor kelalaian manusia, baik dari panitia penyelenggara Ibadah Haji, maupun para jemaah haji itu sendiri yang belakangan dituding sebagai salah satu penyebab, lantaran mereka tidak disiplin dalam urusan jadwal dan ketentuan keberangkatan didalam   melaksanakan melempar jumroh dalam "Tragedi Mina", atau kelalaian pihak pelaksana proyek saat Crane Jatuh dan menimpa Jemaah haji di Masjidil Harom, semuanya bukan serba kebetulan melainkan sebuah skenario Alloh SWT untuk mengingatkan betapa manusia itu tidak ada apa-apanya jika sudah dihadapkan kepada sang Penciptanya.

Secanggih canggihnya teknologi, setinggi-tingginya kemampuan keilmuan manusia tetap saja batasannya adalah manusia yang tidak memiliki sisi lebih sebagai Makhluk dihadapan penciptanya. Pelajaran berharganya adalah semakin manusia ingin berencana memuat sesuatu yang lebih semakin tinggi pula ujian dan cobaan yang akan Alloh berikan sebagai bagian dari ujian yang mengujinya agar tetap tidak melupakan keberadaan sang Pencipta yang memberikan batasan kemampuan manusia.

Boleh jadi rangkaian Tragedi di Musim Haji tahun 2015 ini adalah moment strategis untuk mengingatkan jika tanah Haram Makkah Mukarromah atau Madinah Almunawaroh adalah Tanah Karomah yang senantiasa Alloh Lindungi dan jaga dari keburukan niat-niat jahil manusia. Oleh karenaya perlu kembali meluruskan niat kita semua, baik panitia penyelenggara Ibadah haji di Saudi Arabia, tidak boleh menganggap ritual haji ini adalah miliknya yang boleh dibuat sekehendak mereka, atau kita para jamaah lainnya yang datang dari berbagai penjuru dunia menganggap sebagai tamu biasa yang berharap pelayanan yang serba segalanya, padahal idelanya apapun itu adalah bagian dari rangkaian ketaqwaan kita kepada sang Maha Pencipta.***

Saturday, September 19, 2015

Gotong Royong Itu Efektif untuk Memelihara Lingkungan Kita


Hallo Garut..!!
Pembaca yang Budiman..!!

Memelihara Kota dan lingkungan sekitar pada hakekatnya adalah tanggung jawab kita semua, karena semua itu memberikan dampak langsung maupun tidak langsung kepada kita semua. Mari berkaca dar kebiasaan orang-orang tua dulu atau para pendahulu kita yang sangat arif dan bijak dalam memperlakukan lingkungan dan memeliharanya.

Budaya kebersamaan yang kemudian dinamakan gotong royong pada era itu benar-benar menjadi solusi bagi penyelesaia berbagai malasah yang ada dilingkungan masing-masing termasuuk saat memproteksi dan menangkal rusaknya lingkunga.

Lantas apa yang berubah saat ini ? perubahan yang terjadi jauh sudah bergeser, perubahan prilaku dan gaya hidup warga masyarakat yang dulu santun dan tawadzu selalu bersedia bergotong royong kini sudah mulai memasang tarif menguangkan segala bentuk pekerjaan atau tindakan selama itu mungkin diuangkan, sehingga tidak ada uang maka tdak jalan.

Sepertinya memang benar saat ini uang telah merubah semua tatanan kearifan lokal dan kebiasaan humanispun mendadak hilang dan sulit kembali dibangunkan keculai kembali digerakan dengan uang.

Dahulu namanya jumat bersih atau jumsih, benar-benar swadaya mmulai dari lingkungan keluarga, rt dan rw hingga kelurahan dan tingkat pemerintah paling tinggi sekalipun. Kini apa yang terjadi kegiatan jumat bersih dilingkugan sudah diungkan dengan mewakilkan orang membayarnya dengan alasan tidak ada waktu dan kesempatan karena kesibukan ini dan itu.

Ronda malam yang dulu menjadi andalan warga untuk bersama-sama menjada keamanan bersama, kini mulai tergantikan oleh kekuatann security 24 jam yang hanya dikelola beberapa gelntir orang berbayar sehingga kadanghasilnya menjadi tidak maksimal.

Padahal tidak hanya sekedar guliran program, jumsih aau ronda malam yang outpunya kebersihan lingkungan dan keamanan melainkan nilai kebersamaan dan silaturahmi dan saling mengawasi, memahami, menghargai berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah yang sesungguhnya dikehendari kini ttdak lagi menjadi penting. 

Sungguh ironis saat ini banyak penggalan kebersamaan yang seharusnya tetap berada da efektif untuk menangkal individualisme melah benar-benar telah terjadi dan sangatlah rapuh. Mental kita warga masyarakat serba mengandalkan orang lain, mengandalkan kemananan yang dibayar, mengandalkan juru kebersihan yang dibayar, mengandalkan rt dan rw serta mengandalkan siapa saja selama bisa ditukar dengan uang.

Ini yang harus kembali kita pikirkan bersama, bahwa bukan hanya nilai rupiah dan uang imbalan yang harus kita keluarkan kemudian menggugurkan kewajiban, melainkan lebih dari sekedar itu ada kebiasaan dan warisan budaya yang hilang. Ada kebersamaan yang sulit kembali diraih lantaran masing-masing elemen msyarakat telah menganggapnya dapat selesai dengan uang.

Ini sangat keliru dan mari kita bangkitkan kembali kebersamaan dan semangat bersama-sama dalam mencari solusi dan membenahi lingkungan kita, jagan selalu mengandalkan uang sebagai senjata untuk menggantikan peran-peran kita seagai makhluk sosial yang sesunguhnya tidak bisa hidup mandiri atau berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain meski berlimpah ruah uang sekalipun.

Gotong royog itu penting bukan hanya sebuah rutinitas antar sesama tetapi dapat menumbuh kembangkan rasa saling memahami menghargai dan mengetahui satu sama lain diantara kita.****    

Wednesday, September 16, 2015

Ada Hikmah dan Pelajaran Berharga dari Insiden Crane Jatuh di Makkah



Bagi umat tauhid yang senantiasa menyakini dan mengimani kekuasaan Alloh yang Maha gagah dan Maha segalanya, penggalan kisah apapun yang terjadi dibelahan muka bumi ini tentu saja tidak terlepas dari skenario-Nya Alloh SWT. Sepertinya Alloh  kembali mengingatkan bahwa sebesar dan secanggih apapun produk yang dihasilkan manusia tentu saja tidak ada apa-apanya dibandingkan kekuasaan yang maha segalanya yang mutlak bagi-Nya dan maha hak menentukan segalanya.

Penggalan peristiwa jatuhnya Crane yang terjadi beberapa pekan lalu disaat jamaah haji dar beragai belahan dunia berkumpul dan bersimpuh dihadapan kholiknya, tentu saja ini berarti tidak hanya sekedar peristiwa kecelakaan semata akibat dari cuaca ekstrim yang memicu badai pasir atau angin kencang atau apapun namanya, atau juga karena kelalaian manusia dalam mengantisipasinya, ini sama sekali tidak dapat dijadian alasan mutlak meski untuk sekedar mengingatkan kewaspadaan sah-sah saja, namun yang terpenting bagi umat tauhid yang haru diingat adalah rumah Alloh adalah rumah yang mendapatkan prioritas dan keutamaan lebih dari sekedar keutamaan yang dibuat dan direkayasa manusia.

Intinya jika alloh berkehendak mengembalikan stuktur Ka'bah sebagai rumah-Nya tentu saja tidak ada yang mampu menghalangi dan membbantahnya, Raja Arab Saudi sekalipun sebagai pemegang titah tertinggi Tanah Haram tersebut tidak akan mampu berbuat banyak disaat pemilik seluruh kerajaan sesungguhnya bertitah dan berkehendak "Kun Fayakun", Jadi Maka Jadilah...!!

Pelajaran yang dapat kita petik bersama dari penggalan peristiwa di Tanah Haram Makkah Al-Mukarromah tersebut setidaknya mari kita kembali bersama lebih mengagumi kekuasaan dan keagungan Alloh dai pada bengong dan seolah-olah teknologi manusia telah mampu sedemikian sempurna merenovasi dan membuat wajah megah rumah Alloh seperti yang dapat kita saksikan bersama.

Tanah suci Makkah memang telah berubah beribu-ribu kali jika dibandung keberadaannya semula, bahkan dalam beberapa dekade terakhir ini perubahan pembangunan di Tanah Haram tersebut telah menyulap banyak sudut-sudut Makom Ijabi yang mustajab dan paten saat umat tauhi berdoa disana.

Memang, kondisi disekitar rumah Alloh saat ini benar-benar sebuah pemandangan yang mencengangkan dan selalu membuat berdecak kagum bagi siapapun yang memiliki kesempatan menginjakan kaki dihadapan rumah Alloh yang maha suci da disucikan dengan segala keutamaannya. 

Maka jangan sampai seolah-olah kita kagum dengan karya arsitek manusia yang telah merenovasi struktur bangunan mesjid peninggalan Rasullulloh SAW,   sementara kekaguman kita terhadap pemilik rumah yang sesungguhnya hanya dilapalkan sebatas kalimat talbiah dan kalimat-kalimat tauhid tanpa menyentuh bathin yang menambah keimanan serta ketakwaan kita bertambah.

Pelajaran lainnya tentu saja siapapun penguasa Makkah saat ini dimana rumah Alloh berada disana sama sekali tidak boleh mengasumsikan jika keberadaan Baitulloh dan sejumlah Makom Ijabah lainnya hanya sebagai titik-titik simbol ritula semata tanpa memberi makna lebih pada setiap yang meyakininya. Sehingga dengan mudah dan semena-mena merubah tata nilai dan tata kelola seakan-akan hanya sebatas sebuah tempat yang tidak akan bernilai apa-apa dan tanpa makna apapun didalamnya.

Menang jamannya Baginda Muhammad Rosulalloh mengibarkan bendera tauhid ditanah Haram telah banyak diperinhatkan bahwa tidak boleh keberadaan Baitulloh yang hanya merupaka bongkahan batu hitam malah berbalik menjadi musyik lantaran memperlakukan berlebihan, tetapi jangan juga dengan dalih menghindari hal-hal yang berbau penyimpangan kemudian menjadikan Baitulloh sesuatu yang biasa dan tidak ada istimewanya.

Dan yang terpenting adalah bagaimana para jemaah haji dan umroh untuk benar-benar bertauhid yang lurus dan hanya berniat ibadah semata saat mengunjungi Baitulloh, benar-benar untuk menunaikan rukun Islam dan tidak sekalian aji mumpung dengan melakukan hal-hal konyol seolah-olah itu bagian dari ibadah atau perbuatan bernilai pahala. Hindari perbuatan bodoh atau yang lainnya yang hanya mengotori kesucian ritual Ibadah dirumah Alloh tersebut. 

Kembali kita berserah diri dan menyadari sepenuhnya bahwa ada hikmah da sejarah Alloh gariskan pada kita semua dengan penggalan kisah dan peristiwa memilukan agar kita senantiasa mengingat-Nya dan selalu mengindahkan kehendak-Nya..Wallohu'alam...!!

Saturday, September 12, 2015

Ketika Trend Batut Akik Mulai Terjun Menukik



Dalam hukum pasar memang biasa, siapa pemegang kendali itu yang menentukan naik turunnya pasaran sebuah produk. Demikian halnya dengan komoditas unik berupa batu mulia yang sempat melangit hingga dikabarkan banyak mencetak miliader dadakan bahkan trend uniknya membuat sejumlah kalangan mabuk kepayang,  kesengrem fenomena batu akik yang sempat melejit menaiki tangga istimewa, mulai kelas bawah hingga kalangan istana sempat teraksuki pamor batu akik.

Kini apa yang tersisa dari pamor batu akik yang sempat merajai tangga rupiah dengan harga fantastic tersebut? tentu saja kalangan menengah bawah yang kelimpungan setelah tergiur investasi buat menggeluti bisnis batu akik yang kini pelan-pelan mulai sirna dan turun takhta.

Sejatinya memang komoditas musiman seperti batu akik jauh hari sebelumnya sudah banyak yang memprediksi, namun itu tadi hukum pasar selalu berada pada guliran uang paling cepat maka seketika menyulap apapun jadi bisa. Dan itulah yang terjadi dengan trend batu akik saat ini yang kembali melorot tidak menarik lagi untuk dipinang dibawah intervensi nilai uang yang menjadi peluang berujung uang dan uang.

Sejumlah orang yang sempat mendulang manisnya rupiah dari batu akik yang fenomenal kini mulai mengemasi sisa-sisa produksi untuk disimpan rapi atau dibiarkan bercecer menunggu satu atau dua tahun mendatang ketemu lagi pamor batu kembali merajai pasar batu yang menguntungkan.

Ceuk si Miun wayahna untuk sementaun tiarap dan menunggu kembali adanya kebangkitan batu akik seperti yang terjadi pada dua tahun terakhir kemarin. Dimana tidak ketinggalan si Miun juga ikut menikmati untung dari selisih harga jual atau dari bongkahan batu akik yang sempat tergolek lemah tak berdaya disudut kandang domba sempat menjadi barang berharga yang disimpan dilaci kaca berhias lampu istimewa.

Bukan mimpi dan bukan tidak mungkin suatu saat kembali bangkit dan menjadi daya tarik kemudian, saat ini... yaa... bersabar dan siapa sabar itu yang akan mendulang kemudian uang dari fenomena batu akik kemudian.

Kini jawabannya kembali pada hukum pasar siapa kuat memegang modal dan berani berinvestasi, kemudian menyimpannya rapat-rapat dilaci lemari suatu hari nanti pasti kembali ketemu rejeki.

Karena ceuk si Miun itu juga perbuatan para pemilik modal biasanya atau para kolektor pemilik barang antik bernilai miliaran rupiah jika menghendaki ketemu pasaran tinggi mereka pasti goyangkan pasar dengan membangun opini dan segala cara mencitrakan batu itu lebih dari sekedar batu kalau perlu sinetronpun dibuat untuk menguatkan mereknya.

Kita tunggu saja kemudian Batu akik kapan akan bangkit kembali....!! 


Garut Juga Harus Menata Becak, Delman dan Lahan Parkir



Hallo Garut..!!
Pembaca yang Budiman..!!

Sukses menertibkan para Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Kawasan pusat Kota, Pemerintah Kabupaten Garut masih dihadapkan pada seabreg persoalan lainnya yang terkait langsung dengan program penataan keindahan kota tersebut.

Sebut saja hilir mudik becak dengan bebasnya parkir sembarangan kemudian memunculkan pemandangan baru yang juga menjadi sangat mengganjal terhadap proses penataan kota Intan tersebut. Becak di Garut sepertinya paling bebas memakai jalur dipusat kota, melintasi batas verboden atau melawan arus hingga melaju pelan ditengah jalan masa bodo alias bodo amat...Becaaak dilawan..

Selain becak, yang tidak kalah seriusnya adalah Delman, kendaraan berkuda atau jenis alat angkut yang masih menggunakan hewan terset sebagai mesin pengangkutnya rasanya lebih parah lagi. Mangga perhatikan semua ruas jalan di Garut yang menjadi lintasan Delman atau dapat dilintasi Delman rasa-rasanya tiddak mengenal status jalan.

Upaya pemerintah yang mencoba memberikan hot mix baru pada sejumlah ruas jalan dikawasan perkotaan Garut seketika berubah warna dari warna hitam mengkilat menjadi banyak noda hijau membentuk gugusan pulau yang mengeluarkan aroma bau tak sedap. Itu Kotoran kudanya benar-benar menjadi tidak nyaman sekali dan rasa-rasanya upaya penertiban PKL jika tidak dibarengi dengan upaya menertibkan jenis angkutan berkuda tersebut juga akan terasa kurang pas karena muncul persoalan baru yang membuat wajah kota kembali kusama penuh kotoran kuda.

Idealnya memang rute-rute Delman tersebut sudah terlokalisasi dipinggiran kota saja jangan sampai delaman leluasa memasuki kawasan pusat kota kerena selain terlihat kurang nyaman akibat buang kototan sembaranagan, juga lajunya dijalanan seringkali membuat antrian kendaraan lain tersendat dan menumpuk.

Alternatifnya adalah harus segera diupayakan segera menekan popuasi becak agar tidak terus bertambah dan meambah pusat kota dengan memberikan aturan yang jelas mana jalur bebas delman, becak dan angkutan lainnya, kemudian konsisten ditegakkan.

Kemudian untuk Delman segera dicoba dengan mengupayakan terlahirnya angkutan Delman dengan pendekatan wisata menjadi alat angkutan wisata bukan alat angkutan umum seperti angkot dan sejenisnya sebab itulah yang membuat Delman sulit diurus dan ditertibkan.

Jika Delman di Garut mulai diarahkan kebentuk delaman wisata tentu saja sejumlah rute pariwisata menjadi pilihan untuk digunakan para tukang delman untuk mengais rejeki dan tidak lagi mengandalkan muatan pasar yang harus berebut dan bersaing dengan sejumlah alat angkutan lainnya yang bermesin cangih. Tentu saja dari aspek persaingan lambat laun akan kalah dan kekalahan dalam persaingan inilah yang kemudian menjadi alasan pembenar bagi para tukang delman untuk narik semaunya dan sesukanya termasuk menggunakan sembarang jalur dengan alasan kejar setoran atau memenuhi periuk nasi.

Kemudian prsoalan lainnya adalah penertiban perparkiran yang cenderung masip dan asal ada ruang selalu dijadikan lahar parkir dengan tukang parkir sembarangan, di Garut sepertinya siapapun dapat dengan mudah menjadi tukang parkir asal menggunakan baju orange sudah dapat memungut parkir dimanapun dan kapanpun, bahkan dihalaman rumah orang sekalipun bisa jadi lahan parkir bagi seseorang bermodalkan peluit dan kesiapan tangan meminta ongkos parkirnya. Aturan setoran buat negaranya seperti apaaa..?? wah bakal repot kalau tdak segera ditata, karena bisa jadi kemudian orang bakal berlomba berebut lahan parkir dan menguasainya sesuai kehendak masing-masing. 

Jika lahan parkir banyak tersebar dimana-mana dan cenderung liar gak jelas aturan main setrorannya tentu saja ini yang akan sulit diatur karena pemerintah kehilangan wibawa dalam meregulasi perparkiran....     

Sunday, September 6, 2015

Mengapa Kita Menjadi Kurang Peka....



Tidak tahu pasti apa penyebabnya jika kita semua saat ini semakin sulit dan luput memperhatikan hal-hal detail disekeliling kita, yang ada malah jangankan persoalan kecil dan tampak sepele, masalah besar dan mengancam sekalipun sering kali hanya diahami sebagai sebuah hal biasa tidak kurang tidak lebih.

Ini barangkali yang dimaksud dengan efek teknologi yang semakin cangih dan memudahkan masing-masing individu memperoleh kemudahannya sendiri. Benar atau tidaknya memang masih butuh pennelitian mendalam namun jika ditelaah lebih dalam rasa-rasanya memang tidak terlalu salah, jika kita saat ini lebih terlena hidup berteman berbagai perangkat teknologi karena berbagai kemudahannya.

Bisa seharian penuh kita dimanjakan dengan berbagai aplikasi canggih yang ada dihandphone genggaman kita, atau berbagai komunikasi pelayanan yang dapat diperoleh dengan mudah melewati note book atau laptop dimeja kerja kita.

Rasanya untuk mendapatkan sepiring santapan makan siang saat ini, cukup deliveri va hp pesananpun kemudian segera datang menghampiri. 

Pertanyaannya apakah dengan serba kemudahan lantas kita harus kehilangan kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar? tentu saja tidak yang ada seharusnya kita makin peka dan makin cepat tanggap saat sebuah keadaan atau peritiwa sekecil apapun kita temui dan jumpai. Bukan apa-apa, ini menjadi penting agar kita tidak kehilangan martabat sebagai manusia dan tetap dapat memanusiakan manusia dengan tanpa saling keras tenggorokan teriak dan meneriaki.

Coba kita pikirkan bersama, betapa saat ini segala sesuatu baru mendapat respon bersama setelah terlebih dulu ramai-ramai di publish dimedia sosial atau terlebih dahulu jadi bulan-bulanan media yang menggorengnya jadi isu dan ternding topik harian sejumlah media. Apa itu yang terbaik saat ini, setelah gaduh disana sini baru kita peduli dan menengok bersama-sama dan melakukan tindakan. 

Rasanya alangkah lebih baik kepekaan kita diwujudkan dengan jauh lebih resfek dan jauh lebih responsif agar semua persoalan tidak membuat gaduh terlebih dahulu melainkan langsung fakus dan terselesaikan.

Apakah ia, masyarakat kita saat ini lebih senang ramai-ramai dulu baru menyelesaikan persoalannya?? rasanya menjadi tidak baik juga. Poin penting yang harus kita pahami bersama adalah bagimana kita semua mampu mengatasi masalah tanpa masalah mengantisipasi munculnya masalah tanpa menjadi masalah terlebih dahulu.

Idealnya masalah selesai sebelum menjadi masalah, itulah fungsi kepekaan sosial yang harus terus kita asah bersama. Mulailah lirik kiri kanan depan belakang untuk memastikan tidak ada lagi yang bermasalah...***