Hallo Garut..!!
Pembaca yang Budiman..!!
Memelihara Kota dan lingkungan sekitar pada hakekatnya adalah tanggung jawab kita semua, karena semua itu memberikan dampak langsung maupun tidak langsung kepada kita semua. Mari berkaca dar kebiasaan orang-orang tua dulu atau para pendahulu kita yang sangat arif dan bijak dalam memperlakukan lingkungan dan memeliharanya.
Budaya kebersamaan yang kemudian dinamakan gotong royong pada era itu benar-benar menjadi solusi bagi penyelesaia berbagai malasah yang ada dilingkungan masing-masing termasuuk saat memproteksi dan menangkal rusaknya lingkunga.
Lantas apa yang berubah saat ini ? perubahan yang terjadi jauh sudah bergeser, perubahan prilaku dan gaya hidup warga masyarakat yang dulu santun dan tawadzu selalu bersedia bergotong royong kini sudah mulai memasang tarif menguangkan segala bentuk pekerjaan atau tindakan selama itu mungkin diuangkan, sehingga tidak ada uang maka tdak jalan.
Sepertinya memang benar saat ini uang telah merubah semua tatanan kearifan lokal dan kebiasaan humanispun mendadak hilang dan sulit kembali dibangunkan keculai kembali digerakan dengan uang.
Dahulu namanya jumat bersih atau jumsih, benar-benar swadaya mmulai dari lingkungan keluarga, rt dan rw hingga kelurahan dan tingkat pemerintah paling tinggi sekalipun. Kini apa yang terjadi kegiatan jumat bersih dilingkugan sudah diungkan dengan mewakilkan orang membayarnya dengan alasan tidak ada waktu dan kesempatan karena kesibukan ini dan itu.
Ronda malam yang dulu menjadi andalan warga untuk bersama-sama menjada keamanan bersama, kini mulai tergantikan oleh kekuatann security 24 jam yang hanya dikelola beberapa gelntir orang berbayar sehingga kadanghasilnya menjadi tidak maksimal.
Padahal tidak hanya sekedar guliran program, jumsih aau ronda malam yang outpunya kebersihan lingkungan dan keamanan melainkan nilai kebersamaan dan silaturahmi dan saling mengawasi, memahami, menghargai berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah yang sesungguhnya dikehendari kini ttdak lagi menjadi penting.
Sungguh ironis saat ini banyak penggalan kebersamaan yang seharusnya tetap berada da efektif untuk menangkal individualisme melah benar-benar telah terjadi dan sangatlah rapuh. Mental kita warga masyarakat serba mengandalkan orang lain, mengandalkan kemananan yang dibayar, mengandalkan juru kebersihan yang dibayar, mengandalkan rt dan rw serta mengandalkan siapa saja selama bisa ditukar dengan uang.
Ini yang harus kembali kita pikirkan bersama, bahwa bukan hanya nilai rupiah dan uang imbalan yang harus kita keluarkan kemudian menggugurkan kewajiban, melainkan lebih dari sekedar itu ada kebiasaan dan warisan budaya yang hilang. Ada kebersamaan yang sulit kembali diraih lantaran masing-masing elemen msyarakat telah menganggapnya dapat selesai dengan uang.
Ini sangat keliru dan mari kita bangkitkan kembali kebersamaan dan semangat bersama-sama dalam mencari solusi dan membenahi lingkungan kita, jagan selalu mengandalkan uang sebagai senjata untuk menggantikan peran-peran kita seagai makhluk sosial yang sesunguhnya tidak bisa hidup mandiri atau berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain meski berlimpah ruah uang sekalipun.
Gotong royog itu penting bukan hanya sebuah rutinitas antar sesama tetapi dapat menumbuh kembangkan rasa saling memahami menghargai dan mengetahui satu sama lain diantara kita.****
0 comments:
Post a Comment