Saturday, September 12, 2015

Garut Juga Harus Menata Becak, Delman dan Lahan Parkir



Hallo Garut..!!
Pembaca yang Budiman..!!

Sukses menertibkan para Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Kawasan pusat Kota, Pemerintah Kabupaten Garut masih dihadapkan pada seabreg persoalan lainnya yang terkait langsung dengan program penataan keindahan kota tersebut.

Sebut saja hilir mudik becak dengan bebasnya parkir sembarangan kemudian memunculkan pemandangan baru yang juga menjadi sangat mengganjal terhadap proses penataan kota Intan tersebut. Becak di Garut sepertinya paling bebas memakai jalur dipusat kota, melintasi batas verboden atau melawan arus hingga melaju pelan ditengah jalan masa bodo alias bodo amat...Becaaak dilawan..

Selain becak, yang tidak kalah seriusnya adalah Delman, kendaraan berkuda atau jenis alat angkut yang masih menggunakan hewan terset sebagai mesin pengangkutnya rasanya lebih parah lagi. Mangga perhatikan semua ruas jalan di Garut yang menjadi lintasan Delman atau dapat dilintasi Delman rasa-rasanya tiddak mengenal status jalan.

Upaya pemerintah yang mencoba memberikan hot mix baru pada sejumlah ruas jalan dikawasan perkotaan Garut seketika berubah warna dari warna hitam mengkilat menjadi banyak noda hijau membentuk gugusan pulau yang mengeluarkan aroma bau tak sedap. Itu Kotoran kudanya benar-benar menjadi tidak nyaman sekali dan rasa-rasanya upaya penertiban PKL jika tidak dibarengi dengan upaya menertibkan jenis angkutan berkuda tersebut juga akan terasa kurang pas karena muncul persoalan baru yang membuat wajah kota kembali kusama penuh kotoran kuda.

Idealnya memang rute-rute Delman tersebut sudah terlokalisasi dipinggiran kota saja jangan sampai delaman leluasa memasuki kawasan pusat kota kerena selain terlihat kurang nyaman akibat buang kototan sembaranagan, juga lajunya dijalanan seringkali membuat antrian kendaraan lain tersendat dan menumpuk.

Alternatifnya adalah harus segera diupayakan segera menekan popuasi becak agar tidak terus bertambah dan meambah pusat kota dengan memberikan aturan yang jelas mana jalur bebas delman, becak dan angkutan lainnya, kemudian konsisten ditegakkan.

Kemudian untuk Delman segera dicoba dengan mengupayakan terlahirnya angkutan Delman dengan pendekatan wisata menjadi alat angkutan wisata bukan alat angkutan umum seperti angkot dan sejenisnya sebab itulah yang membuat Delman sulit diurus dan ditertibkan.

Jika Delman di Garut mulai diarahkan kebentuk delaman wisata tentu saja sejumlah rute pariwisata menjadi pilihan untuk digunakan para tukang delman untuk mengais rejeki dan tidak lagi mengandalkan muatan pasar yang harus berebut dan bersaing dengan sejumlah alat angkutan lainnya yang bermesin cangih. Tentu saja dari aspek persaingan lambat laun akan kalah dan kekalahan dalam persaingan inilah yang kemudian menjadi alasan pembenar bagi para tukang delman untuk narik semaunya dan sesukanya termasuk menggunakan sembarang jalur dengan alasan kejar setoran atau memenuhi periuk nasi.

Kemudian prsoalan lainnya adalah penertiban perparkiran yang cenderung masip dan asal ada ruang selalu dijadikan lahar parkir dengan tukang parkir sembarangan, di Garut sepertinya siapapun dapat dengan mudah menjadi tukang parkir asal menggunakan baju orange sudah dapat memungut parkir dimanapun dan kapanpun, bahkan dihalaman rumah orang sekalipun bisa jadi lahan parkir bagi seseorang bermodalkan peluit dan kesiapan tangan meminta ongkos parkirnya. Aturan setoran buat negaranya seperti apaaa..?? wah bakal repot kalau tdak segera ditata, karena bisa jadi kemudian orang bakal berlomba berebut lahan parkir dan menguasainya sesuai kehendak masing-masing. 

Jika lahan parkir banyak tersebar dimana-mana dan cenderung liar gak jelas aturan main setrorannya tentu saja ini yang akan sulit diatur karena pemerintah kehilangan wibawa dalam meregulasi perparkiran....     

0 comments:

Post a Comment