Thursday, May 3, 2018

.Ibuku juga bagian Ibu-Ibu Indonesia

Jangan gagal paham bagaimana ketika memang kita semua juga sulit memahami, nalar fanatisme saya sebagai orang Islam jelas tidak mau memberi ruang meski itu adalah sebatas karya seni. Karya seni itu menjadi Indah dan jernih ketika tidak mencampuradukan wilayah budaya, seni budaya juga agama. Intinya jangan dibalik balik atau dibulak balik tentang persepsi keyakinan Ilahiah dengan keyakinan duniawi sebagai produk budaya. Keyakinan Ilahiah yang kami yakini adalah Baqa (Kekal) sementara keyakinan Duniawi sebagai produk budaya seharusnya dipersepsi Fana (ada batasnya-kena rusaknya). Ini itu apalah bentuknya ketika bersinggungan dengan keyakinan ilahiah memang agak sulit buat kami mentolelir hal itu. Buat kami peradaban itu menjadi tidak bermakna ketika mengingkari tingginya konsep Ilahiah yang harus didasari oleh konsep ketuhanan (dalam persepsi keislaman saya). Tidak bermaksud menjustifikasi ataupun memvonis bersalah dengan puisi-puisi atau apapun itu bentuknya yang bersinggungan langsung dengan konsepsi dasar Ilahiah, karena bagi kami berbicara tentang "RUH MIN AMRI ROBBY" kembal kepada ALLOH AJJA WAJALLa, jika ingin mendapatkan ketidak sempurnaan sebagai manusia maka berfikirlah tentang Ciptaan Tuhan-Mu (TAFAKKARU FIKHOLKILLAH, WALA TAFAKKARU FI DADZTTIHI FATUDILLU)...Perintahnya "maka pelajarilah tentang ciptaaanya dan jangan terlalu dalam memikirkan "Dzat"-Nya dari yang maha segalanya karena itu akan berakhir sesat... Dalam konteks ini Konsep Ilahiah memang lekat dengan Dzat-Nya makan akan sangat dipahami oleh sebagian besar umat Islam sebagai harga mati keyakinan dengan dasar ke Imanan yang kuat dan tak bisa ditawar tawar lagi. Dalam makna lainnya memang mungkin sakan sangat menyinggung perasaan Umat Islam jika yang disebut-sebut bagian dari keyakinan Iahiahnya. Adzan dan Cadar adalah dua kata yang sangat lekat dengan bahasa-bahas isyarat ketaatan bagi umat Islam, Pun demikian sengan Syariat Islam, adalah kata-kata yang sangat dalam makna dan persepsinya bagi umat Islam. Maka memang agak sulit ketika Syarat Islam dipadu padankan dengan Budaya apalagi budaya yang memang tidak sejalan dengan konsepsi dasar Syariat Islam (Yang Mana?) jawabanya yang akan merasakan adalah orang-orang Islam yang memang memiliki sensitiftas tinggi ketika ada nada fals terkait konsepsi dasar Syariat Islam diusik. Lain cerita ketika belum mau berhijab misalnya bagi seorang perempuan, Itu adalah bagian dari sebuah keyakinan yang erat diyakini dengan pemahaman Hidayat (petunjuk) Alloh SWT yang juga dipahami sebagai sebuah perjalanan sepiritual seseorang. Maka saya tidak memiliki tendesi apa-apa dengan puisi yang kini menjadi buah bibir sebagian bangsa Umat Islam Indonesia seiring dengan mencuatnya dipublik, yang saya khawatirkan adalah terjadinya pendangkalan pemaknaan luhur dari keyakinan Ilahiah kami umat Muslim oleh pemahaman yang tidak sepadan dengan keyakinan Iman dan Islamnya. Wallohu 'Alam

0 comments:

Post a Comment