Friday, April 7, 2017

Menelisik Bakal Calon Pemimpin Garut di Pilkada Serentak 2018

Hallo Garut..!! Pembaca yang Budiman...!!


Diluar berbicara  peluang Incumbent atau Petahana atau apapun istilahnya bagi juara bertahan pada Pilkada atau event politik pada sukses kepemimpinan diberbagai tingkatannya, selalu menarik bagi sebagia besar kalangan, meski kurang menarik juga bagi sebagian kalangan lainnya.

Terlepas dari itu semua, abah rek ngawaos keun weh da teukedah nganggo artos paling oge bau heos teu sawios dari pada lepat paos pabentar paham pecengkadan mempertajam friksi walaupun itu wajar didalam kompetisi politiki dimanapun...Tah Ceuk abah nurutkeun beja tisababaraha sumber anu bisa dipercaya yang telah mencoba menelisik dengan kaca pandang akademis, menelaah dengan landasan teoritis sosial politik serta kepemimpinan tentu saja banyak analisa, banyak hasil kajian yang akan mengemuka dan ini yang dimaksud menarik bagi sebagian orang dan tidak bagi sebagian lainnya..

Mengapa menarik dan tidak menarik bagi sebagian orang...Jawabannya sama saja seperti orang menyukai makanan seperti orang menyukai kendaraan, seperti orang menyukai gadis pingitan atau perjaka tingting yang kadang menggoda dan menyita nalar serta asa setiap dada.

Itu semua menjadi bukti bahwa memang ada pesona pada setiap peforma seseorang saat tampil berkemas untuk menjadi pejabat publik semisal pada Pilkada atau pemilihan kepala daerah. Sosok biasanya menjadi salah satu penilaian pertama jika dalam istilah Take Me Out (acara pencarian jodoh ditelevisi) Pandangan pertama. Adalah penglihatan seseorang untuk kemudian mendeskripsikan layak atau tidak cocok atau tidak menjadi tumpuan harapan belahan jiwa pujaan hati. Pan kitu bahasa barudak ngora ayeunamah.

Semisal untuk pilkada Garut yang masih menyisakan lebih dari satu tahun kedepan tetapi aroma dan riaknya sudah mulai saling silang jatuh pandang berebut gadis pujaan, perjaka pinagan. Memang keributan atau hiruk pikuk baru sebatas diruang internal sebagian partai politik atau komunitas komunitas berkepentinga secara langsung terhadap kesinambungan suksesi tersebut. Da ari keur abahmah sarua bae, rek sidadap siwaru anu jadi pamingpin acan aya anu bisa ngubaran hate rahayat kalayan gemilang menyulap kilat berbagai persoalan dengan solusi yang pasti dan bernilai solutif yang efektif. Alhasil sampai saat ini dari suksesi ke suksesi baru sebatas seremonial politik berkemas enternaiment yang menjadi tontonan heboh belum menjadi tuntunan yang menguntungkan bagi yang seharusnya mendapatkan perhatian.

Balik kepada sosok-sosok putra terbaik bangsa yang akan mengambil moment Pilkada Garut, rasa-rasanya memang sudah banyak yang menggoda dan menggoyahkan iman rahayat, diluar dua Incumbent atau petahan yang mulai tangguh dan telah memasang investasi politik pada jejaring program kebijakan mereka, tentu saja diluaran sejumlah penantang tangguh juga siap berjibaku membuka penutup dada siap membusungkannya untuk dan atas nama kepentingan rahayatnya.

Memang beragam latar belakang sudah mulai terdengar gaungnya, mulai politisi murni, politisi pengusaha, politisi akademisi, politisi seniman dan budayawan serta politisi seleberitis juga terdengar hawar-hawar mulai membangun jejaring pada simpul-simpul masa yang ada. Sok Tah kabayang teu bakal ramena ilkada di Garut. Da memeng sudah tradisi suksesi Garut selalu menarik untuk dicermati dan diikuti karena Garut selain daerah otonom yang gemuk denga penduduk mencapai 3 juta orang juga iklim politik dengan karakteristik orang-orangnya yang hebat dan sedikit fanatik memang cukup benar-benar menarik.

Kiranya ada beberapa analisa sosok yang cocok dan akan mewarnai Pilkada Kota intan ini. Semisal menanti kandidat kuda hitam yang selalu menarik dan akan mencuri perhatian kuda hitam biasanya diluar kalkulasi pasti partai politik pada saat start penjaringan sebab dalam rumusannya politik itu last minuet (menit-menit akhir kadang masih sangat mentukan).

Jadi yang kini sudah berkoar-koar dan sesumbar hati-hati terimbas anti klimaks sehingga terzonk-kan oleh sekenario zonkisasi yang juga selalu membayangi.

Bagi para praktisi politik atau para bidan politik yang biasa melahirkan politisi dan para pemimpin negeri juga jagan terlena mentang-mentang sudah puya cukup kendaraan milik pribadi jangan lupa bahwa mobil rental itu lebih mudah dan tidak harus memelihara ataupun ngomongin perpajangan surat surat. Cukup rental sekian rupiah jika kendaraanya gagah berlari kencang sampai tujuan selesai..

Demikian juga sebaliknya para pors halang gelandang menyerang waspadailah para pengintai dibalik layar tidak muncul tetapi selalu bernasib mujur maka sangat mungkin ada peluang untuk mendapatkan semuanya...

Terakhir adalah rupiah, diman rupiah bagi politik indonesia masih menjadi tumpuan akhir karena rupiah yang melimpah ruah sering kali berpotensi mengalahkan idealisme maupun tatanan politik praktis yang cenderung menjadi sangat pragmatis dan dilematis...

Maka berhati-hatilah para peserta kompetisi pahami dan atur strategi sedemikian rupa baca peluang jangan hanya mengandalkan uang tetapi manfaatkan uang sesuai ruang untuk pelengkap peran da fungsi...Obrolan abah kamari dengan seorang akademisi menyepakati bahwa memiliki pandangan yang sama bahwa bagaimanapun dinamika politik yang terjadi pasti ada saja yang bermanfaat untuk pembelajaran warga masyarakatnya meski tidak instant pengaruhnya. Belajar adalah metode yang cukup lama dan tidak berbatas waktu pada jenjang non formal dan politik itu pelajaran non formal yang dinamis dan selalu aktual pada setiap jamannya...Waallohu A'lam...!! 

0 comments:

Post a Comment