
-
This is Slide 1 Title
This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
-
This is Slide 2 Title
This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
-
This is Slide 3 Title
This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
Wednesday, July 4, 2018
Juara Pilkada Adalah Menerima Kekalahan Dengan Lapang Dada

Thursday, May 3, 2018
Menanti Debat Terbuka Calon Bupati dan Wakil Bupati Garut

.Ibuku juga bagian Ibu-Ibu Indonesia
By Unknown at 5/03/2018
No comments
Jangan gagal paham bagaimana ketika memang kita semua juga sulit memahami, nalar fanatisme saya sebagai orang Islam jelas tidak mau memberi ruang meski itu adalah sebatas karya seni. Karya seni itu menjadi Indah dan jernih ketika tidak mencampuradukan wilayah budaya, seni budaya juga agama. Intinya jangan dibalik balik atau dibulak balik tentang persepsi keyakinan Ilahiah dengan keyakinan duniawi sebagai produk budaya.
Keyakinan Ilahiah yang kami yakini adalah Baqa (Kekal) sementara keyakinan Duniawi sebagai produk budaya seharusnya dipersepsi Fana (ada batasnya-kena rusaknya). Ini itu apalah bentuknya ketika bersinggungan dengan keyakinan ilahiah memang agak sulit buat kami mentolelir hal itu. Buat kami peradaban itu menjadi tidak bermakna ketika mengingkari tingginya konsep Ilahiah yang harus didasari oleh konsep ketuhanan (dalam persepsi keislaman saya).
Tidak bermaksud menjustifikasi ataupun memvonis bersalah dengan puisi-puisi atau apapun itu bentuknya yang bersinggungan langsung dengan konsepsi dasar Ilahiah, karena bagi kami berbicara tentang "RUH MIN AMRI ROBBY" kembal kepada ALLOH AJJA WAJALLa, jika ingin mendapatkan ketidak sempurnaan sebagai manusia maka berfikirlah tentang Ciptaan Tuhan-Mu (TAFAKKARU FIKHOLKILLAH, WALA TAFAKKARU FI DADZTTIHI FATUDILLU)...Perintahnya "maka pelajarilah tentang ciptaaanya dan jangan terlalu dalam memikirkan "Dzat"-Nya dari yang maha segalanya karena itu akan berakhir sesat...
Dalam konteks ini Konsep Ilahiah memang lekat dengan Dzat-Nya makan akan sangat dipahami oleh sebagian besar umat Islam sebagai harga mati keyakinan dengan dasar ke Imanan yang kuat dan tak bisa ditawar tawar lagi. Dalam makna lainnya memang mungkin sakan sangat menyinggung perasaan Umat Islam jika yang disebut-sebut bagian dari keyakinan Iahiahnya.
Adzan dan Cadar adalah dua kata yang sangat lekat dengan bahasa-bahas isyarat ketaatan bagi umat Islam, Pun demikian sengan Syariat Islam, adalah kata-kata yang sangat dalam makna dan persepsinya bagi umat Islam.
Maka memang agak sulit ketika Syarat Islam dipadu padankan dengan Budaya apalagi budaya yang memang tidak sejalan dengan konsepsi dasar Syariat Islam (Yang Mana?) jawabanya yang akan merasakan adalah orang-orang Islam yang memang memiliki sensitiftas tinggi ketika ada nada fals terkait konsepsi dasar Syariat Islam diusik.
Lain cerita ketika belum mau berhijab misalnya bagi seorang perempuan, Itu adalah bagian dari sebuah keyakinan yang erat diyakini dengan pemahaman Hidayat (petunjuk) Alloh SWT yang juga dipahami sebagai sebuah perjalanan sepiritual seseorang.
Maka saya tidak memiliki tendesi apa-apa dengan puisi yang kini menjadi buah bibir sebagian bangsa Umat Islam Indonesia seiring dengan mencuatnya dipublik, yang saya khawatirkan adalah terjadinya pendangkalan pemaknaan luhur dari keyakinan Ilahiah kami umat Muslim oleh pemahaman yang tidak sepadan dengan keyakinan Iman dan Islamnya. Wallohu 'Alam
Saturday, March 3, 2018
Cung Yang Mau Nolong Gadis SMA Ini...Dia Butuh Uluran Tangan Kita Semua...!!
NR adalah gadis belia kelas XII Sekolah Menengah di Garut, Jawa Barat. NR lahir pada 18 Nopember 2000 di Kampung Palahan RT 03 RT 01 Desa Margalaksana, Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut.
NR terlahir buah kasih sayang dari ayah bernama Igun Agus Dadi dan ibu bernama Heni Marlina. NR anak keempat dari lima bersaudara. Sayang, ketiga kakaknya meninggal sewaktu kecil sehingga ia kini menjadi anak tertua di keluarganya.
NR memang berasal dari keluarga yang sangat sederhana bahkan tergolong kurang mampu. Ayahnya saat ini bekerja sebagai pengumpul barang rongsokan (pekerjaan yang sudah beberapa bulan ini ditekuninya semenjak NR jatuh sakit dengan alasan supaya dekat dengan sang anak), sedangkan ibunya hanya mengurus rumah tangga (sebelumnya pernah bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi).
Saat ini NR seharusnya tengah manghadapi ujian menjelang kelulusan. Sayang, penyakit yang terus menggerogotinya semenjak September tahun lalu membuatnya terancam tidak dapat mengikuti ujian. Kini, NR hanya bisa terbaring pasrah di rumahnya yang sederhana.
Peristiwa itu bermula di September 2017. Sepulang sekolah, NR pulang hujan-hujanan, hingga malamnya NR mengeluhkan kakinya yang terasa pegal-pegal dan terlihat membengkak. Orang tuanya kemudian memanggil tukang pijat untuk memijat kaki NR.
Saat dipijat, ternyata tidak hanya bagian kaki, tetapi hampir seluruh bagian tubuh mulai mengeluh kesakitan. Tidak disangka, besoknya seluruh tubuh, terutama bagian perut NR jadi membengkak dan berlangsung beberapa waktu lamanya.
Memasuki Oktober 2017 Keadaan NR malah semakin mengkhawatirkan. Khawatir keadaan anaknya bertambah parah, orangtua NR membawanya ke RSUD dr. Slamet Garut. NR sempat melakukan cek darah dan tes urin. Hasil diagnosa, dokter menyebutkan bahwa NR menderita bocor ginjal (sedikit/kecil) dan lambung serta disarankan untuk melakukan rawat inap.
Keadaan keuangan keluarga membuat orangtua terpaksa tidak mengikuti saran dokter. NR kembali dibawa pulang ke rumahnya. Bukannya membaik, keadaan NR semakin mengkhawatirkan. Tubuhnya terus membengkak. Dari semula beratnya berkisar 40 kg saat ini menjadi 67 kg. tidak hanya itu, saat menangis, matanya langsung membengkak dengan kantung mata kehitaman. Bahkan, pernah dalam satu hari satu malam hanya dapat berbaring di tempat tidur. Tidak dapat beraktivitas apapun.
Selain bengkak, di bagian kaki juga kerap dijumpai sejumlah luka kecil yang mengeluarkan darah bening. Baca Juga Kopi Luwak Garut Hadir di Teras Bale Tingtrim Pujasega Luka itu sulit sekali sembuh. Darah bening yang keluar sulit dihentikan.
Kondisi tersebut berlangsung berminggu-minggu. Akibatnya, Ujian Tengah Semester (UTS) pun harus dilakukannya di rumah. Upaya mengobati penyakit anaknya terus dilakukan. Desember, NR kembali dibawa berobat. Kali ini NR berobat di klinik yang ada di wilayah Bungbulang. Dokter yang memeriksa kembali mendiagnosa penyakit yang sama, yaitu ginjal dan lambung.
Karena masih penasaran, NR dibawa ke dokter yang berbeda (masih di wilayah Bungbulang), hasilnya tetap sama. Diagnose dokter menyebutkan NR menderita ginjal, lambung, dan paru-paru. Kali ini, dokter menyarankan NR agar segera dirawat. Lagi-lagi, kondisi ekonomi yang membuat pengobatan tidak dilakukan secara tuntas. Pengobatan lebih sering dilakukan dengan mengandalkan obat-obat tradisional yang sayangnya hanya sebatas mengandalkan informasi alakadarnya di sekitar tempat tinggalnya.
Kondisi NR pun tidak membaik. Atas saran kerabatnya, di Januari 2018, NR dibawa ke pengobatan alternatif di Pangalengan. Di sana, NR didiagnosa tidak hanya menderita ginjal, tetapi juga lever. NR disarankan berobat secara rutin. Namun, lagi-lagi persoalan biaya menjadi kendala.
Hingga saat ini NR masih terbaring di rumahnya. Tubuhnya layaknya perempuan yang tengah mengandung sembilan bulan. Sejak semester dua, NR tidak bisa lagi ke sekolah. Padahal beberapa hari lagi, ia dan teman-teman sekolahnya akan mengikuti ujian, mulai dari ujian praktik, ujian simulasi, ujian sekolah, sampai ujian sekolah.
”Setiap pagi, anak saya hanya dapat memandangi sepatu dan seragam sekolahnya yang sudah lama tidak dapat dipakainya karena ukuran kakinya semakin membesar,”tutur Heni ibu kandung NR. Heni berharap, anaknya dapat ditangani medis secara baik sehingga penyakitnya diketahui dengan pasti.
Namun, (lagi-lagi) ketiadaan biaya menjadi kendala. Perlu diketahui, keluarga NR tidak mempunyai kartu BPJS. Akibatnya, seluruh biaya pengobatan harus ditanggung oleh pihak keluarga.***JMB ***jika anda peduli membantunya bisa menghubungi Apip Guru SMAN 7 Bungbulang +6285353009637
Tuesday, February 27, 2018
Bermanuver Dilandasan Pacu,Untuk Pil Kada atau Pil KB
By Unknown at 2/27/2018
No comments

Monday, February 26, 2018
Petaka Pilkada Garut Bikin Jangar Mastaka Para Pihak Berperkara

Thursday, February 22, 2018
Politik Santun Politik Berkelanjutan
