Belum tentu jika Bapakmu juga Presiden dapat dengan mudah mengambil kebijakan semudah yang dibanyangkan ketika menghadapi persoalan seperti saat ini terjadi, dimana kompleksitas persoalannya ada pada ranah politik dan ranah hukum, dimana kedua ranah tersebut adalah lahan berbeda dan harus dibedakan.
Demi Independensi hukum, Presiden sepertinya tidak mau turut campur dalam kasus dua Institusi penegak hukum Republik tersebut. Bahkan meminta kedua Institusi penyerap anggaran besar dari negara tersebut diminta membuktikan kebenaran masing-asing langkah yang telah diambilnya. Baik itu KPK yang menetapkan BG sebagai tersangka, maupun Polri yang juga telah pernah menagkap BW dan kini menetapkannya sebagai tersangka juga meski bobot kasusnya jauh berbeda.
Bagi Presiden memang sepertinya ada tekanan publik yang menghendaki Presiden harus segera mengambil langkah dengan mensikapi kemelut kedua Institusi yang tengah berseteru lantaran adu taring dan adu gengsi.
Padahal penyebabnya sederhana, gara-gara saling menetapkan tersangka. Da lamun Bapak uing anu jadi Presiden rek dititah nyieun KPK jeung Polri Perjuangan sakalian ngarah rame...ha..ha..
Tentu memang tidak bisa seperti itu cara pandangnya, tetap saja harus mencerminkan kepiawaian sebagai Kepala Negara yang berwibawa, bijaksana serta tidak smbong dan rajin sholat (ceuk barudak alay etamah). Jelasnya memang kebijakan Presiden itu harus menyeluruh dan utuh tapi juga tidak boleh terlalu lama sebab bisa menurunkan kadar kepecayaan pasar terhadap kesinambungan kepemimpinnya kedepan. Sebab Presiden tidak hanya mengurusi KPK dan Polri meski memang dampaknya bisa melebar keberbagai sektor lain termasuk kana eusi peujit rahayat.
Artinya jika memang harus segera diamputasi mengapa harus dielus-elus melulu, lama maaang...!! Biarkan saja orang yang Calon Kapolri juga banyak jendral ganteng-ganteng dan piinter-pinter, calon anggota KPK juga banyak yang lebih gigih dan bisa bekerja asal memang diberi ketegasan penyikapan untuk segera memberi jaminan kepada keberadaan yang berpersoalan saat ini.
Hampura da Bapak uing mah lain Presiden, lain caon Kapolri lain anggota KPK ceuk Si Miun ngadadak apatis mensikapi perseteruan KPK vs Polri. Ceuk Si Miun lebih tertarik nonton Cicak lawan Buaya dikebun binatang Imaginer yang bisa langsung diadukeun bobotna. Najan eleh cakcak moal masalah dapuguh letik atuh cakcakmah, Buaya menang juga bukan hal yang istimewa dan bukan lawannya Cicak maaang...!!