Terlepas dari nilai kontroversi yang melekat pada sejumlah sosok elit
di DKI Jakarta termasuk Gubernur Basuki Tjahaya Purama (Ahok) karena
sejumlah gebrakan yang dilakukannya terkait mata anggran APBD DKI
Jakarta yang menuding adanya dana siluman hingga triliunan rupiah.
Sosok lain yang menjadi trending tofik nitizen adalah Ambraham Lunggana atau yang lebih dikenal dengan H. Lulung sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Lalu lintas atau trafick menyebut H. Lulung di dunia maya seakan mengalahkan topik-topik trend lainnya pada beberapa pekan terakhir ini. Bukan apa-apa lantaran sosok itu memang mencuri perhatian publik baik dari sisi positif maupun mungkin ada negatifnya.
Terlepas dari itu semua, nilai sebuah popularitas untuk masyarakat Indonesia adalah modal dasar yang bisa mengangkat harkat dan martabatnya terlepas endingnya seperti apa. Jika positif tentu saja popularitas seseorang bisa mengangkatnya menjadi seseorang yang memiliki posisi penting dinegeri ini. Negatifnya popularitas seseorang kadang bisa jadi bumerang padda perjalanan kariernya. Tapi jangan salah sifat pelupa dan pemaaf yang besar dari sebagian besar penghuni bangsa ini, telah mencatatkan hal-hal yang mengejutkan. Seseorang yang sempat cacat nama lantaran perbuatan keliru sekalipun masih dapat memetik nikmat dari sebuah posisi dan kedudukan yang diperoleh dari hasil rating dan polling atau voting.
Sebagai contoh, seorang kepala daerah korban bulan bulanan warganya hingga lengser karena dugaan prilaku sumir dan cacat secara moral dan etika, namun jela saja pada suatu kesempatan kompetisi untuk posisi parlemen masih sangat mudah melenggang.
Pun demikian halnya suatu saat nanti sosok yang kini jadi bulan-bulanan nitizen bisa saja jadi pejabat lebih tinggi lagi dari posisinya saat ini. Ingat mebut posisi penting di Indonesia tidak ubahnya seperi sebuah kontes, dimana siapapun dapat ikut serta menjadi bagian kompetisi itu. Termasuk H. Lulung bisa dijagokan jadi "Presiden" sangat mungkin untuk Indonesia Bisa..!!
0 comments:
Post a Comment