Sunday, March 1, 2015

Musim Batu, Musim Elit Beradu



Apa memang karena karakteristik batu yang keras dan kadang juga mudah hancur berantakan kalau sekalinya dipecahkan..?? Batu memang begitu adanya, khusunya batu Akik atau batu permata yang kini memasuki era kejayaan atau pamor batu akik  yang sedang berada dipuncaknya. Tidak perduli batu jenis apapun asal batu warnanya menarik tampilannya mengkilat pasti disapu peminat sabodo dengan harga tinggi yang penting batu akik.

Inilah yang terjadi, pemandangan ini memang bukan kali pertama meraih puncak atau kejayaan dipasar atau dibursa para kolektor batu antik atau batu permata, melainkan seperti memerankan siklus persekian tahunan dimana ada saatnya pamor batu naik ada juga turun dan biasa-bisa lagi. Nah kali rupanya puncak kejayaan batu yang amat sangat terangkat dan terdongkak, hingga membetot berbagai kalangan harus menjadi bagian dari eksistensi batu, mulai kalangan bawah hingga menegah atas turut serta jatuh cinta pada batu.

Entah apa yang menjadi penyebabnya, entah keberhasilan para kolektor memamerkan batu-batu koleksinya dengan mensugesti harga hingga sefantastik mungkin atau memang karena banyaknya batu yang melimpah ruah, atau memang karena diotak masyarakat kita sedang kosong dari objek berbau materi menggiurkan sehingga batu yang melambung menjadi objek kemudian. Rasanya biasa benar semuanya. 

Dibilang ulah dari para kolektor untuk mengangkat koleksinya memang benar, karena dikalangan kolektor batu akik memang sejak awal adalah bisnis yang menggiurkan. Atau karena memang karena kondisi masyarakat Indonesia khususnya sedang berada pada masa dimana pemandangan yang dapat memberinya sesuatu hasil itu yang akan menjadi incarannya. Sebab seperti halnya batu, saat ini rasanya lebih meudah menjual batu daripada menjual emas, ini memang faktanya.

Terlepas dari itu semua, apa benar gara-gara musim batu kemudian banyak masyarakat atau elitnya makin terbawa jadi senanf beradu? Ini juga jika dikait-kaitkan rasanya tidak terlalu salah, meskipun sejak belum musim batu juga namanya beradu dan berantem memang selalu ada dan menjadi biasa sepertinya. Misalnya beradu pemikiran diantara para elit politik dalam membela prinsif dan kepentingannya itu biasaa...beradu paham antar para akademisi mempertahankan agumentasinya mungkin juga demi reputasi dan validitas keilmuannya itu juga biasaa...malah yang tidak biasa perseteruan diranah hukum terasa kental aroma kepentingannya juga malah terasa paling mendominasi saat ini, meskipun sebelumnya juga kasus yang sama juga terjadi padahal batu tidak lagi booming.

Jadi musim beradu antar elit sebenarnya bukan lantaran pamor batu akik lagi naik, melainkan memang saat ini lagi senag beradu lantaran diadu-adukan lantaran kepentigan yang berbeda jauh antara satu sama lainnya sehingga sulit lagi seirama. Kita sebagai Rakyat ada yang mulai menyadari sedang menjadi objek penderita dari pertarungan elit, ada juga yang malah ikut serta menjadi bagian pertarungan lantaran memiliki sedikit harapan jika menang akan kecipratan.

Jadi ujungnya memang terkait dengan pendapatan, baik itu berupa materil dalam bentuk harta kekayaan ataupun berupa investasi belatar gengsi dimana tidak boleh tersisih lantaran saya memang sebagai penguasa, bisa saja ini juga pemicunya.

Memang dimusim batu, fenomena elit beradu semakin terasa kental meskipun mugkin hanya secara kebetulan saja..Sok teruskeun tukang batu sing beunghal, sok yang berseteru juga harus tuntas bermuara pada kesejahteran Rakyat jika itu benar untuk Rakyat...   

0 comments:

Post a Comment