Monday, March 2, 2015

Tatakrama, Tatakrasa yang Memudar



Lagi-lagi menyoal tatakrasa atau juga tatakrama yang menata sopan dan santun diantara sesama memang cenderung mulai luntur seiring dengan perkembangan teknologi yang kerap kali disalahkan sebagaia penyebab lunturya nilai-nilai moral bangsa, padahal sebenernya belum tentu juga jika penguatan terhadap mental-mental kita semua rasa-rasanya tidak terlalu bermasalah. Bukankah ini memang tantangan hidup yang harus dijalani dan dijalankan agar roda harmonisasi kehidupan tetap berjalan seiring sejalan dengan dinamika yang berkembang.

Hampura...da bukan hanya disatu daerah saja kita mendapatkan penurunan kualitas kehidupan dari sisi etika norma dan tatakrama kesopanan tersebut, melainkan hampir merata disejumlah belahan Indonesia lainnya juga hampir merata kita sedang menghadapi dekadensi moral yang nota bene sudah berlangsung sejak lama sebenarnya, Jika kita jujur kata-kata Dekadensi moral saja gaungnya terdengar sejak belasan tahun silam dimana barangkali pada saat itu terucap kata Dekadensi teradap moral dimana memang kondisinya sudah teramat sangat memprihatinkan.

Persoalannya memang tidak sesederhata itu, banyak faktor dan banyak variabel yang terkait satu sama lain sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tata kelola Bangsa dan Negara ini dalam beberapa Dasa Warsa terakhir ini. Maaf tidak bermaksud menyalahkan para pemimpin Bangsa karena belum tentu juga bersalah, malah mungkin yang bersalah adalah kita semua sebagai Bangsa selalu lengah dan menganggap mudah dari satu persolan ke persolan lainnya sehingga tidak pernah tuntas menyelesaikan persoalan itu , makanya jadi bom waktu pada saat-saat tertentu... 

Belakangan aksi geng motor anak remaja, aksi pencabulan dan perkosaan malah hampir tidak ada bedanya dilakukan pada berbagai tigkatan usia ini barangkali yang disebut dengan istlah tanpa pandag bulu tanpa melihat latar belakang, sebab benar-benar pelakunya juga sangat bervariatif mulai dari tingkat usia hingga starta sosial rupa-rupanya terwakili.

Ini memang faktanya dan kita sejenak dibuat bingung apa yang menyebabkannya?? barangkali jika kita berkhusnudzon karena kita memang banyak menjauhi tuhan, lebih banyak berhamba pada materi sehingga lupa diri lupa keadaan. Istigfar ajalah...

Lagi-lagi kini muncul kejahatan "bega", sebenarnya sejak jaman dulu juga begal malah lebih sadis dan ganas namun biasanya berada dipegunungan atau hutan yang merupakan lintasan yang dapat dilalui harus dengan nyali dan pemberani. Tapi kini Begal itu dilakukan dilingkungan  yang sebenarnya masih sangat dekat dengan kita. Ini berarti memang sekarang sedang berada pada tahap dimana kita kadang tidak menyadari berada dimana dengan sipa dan sedang apa.  Buktinya sipelaku masih bukan orang jauh dan asing melainkan masih dari lingkungan sekitar kita. Ironisnya memang  amarah yang memauncak karena berbagai faktor sebelumnya juga sepertinya harus menghakimi dengan aksi bakar pelaku atau aksi siksa masal hingga pelaku kadang  meninggal seketika...Ini harus menjadi renungan kita bersama....

0 comments:

Post a Comment