Kata-kata dalam kalimat "Disitu Kadang Saya Meras Sedih.." memang mempunyai makna yang sangat mendalam dan sepertinya banyak mewakili dari banyak perasaan yang kebanyakan dirasakan masing-masing kepala hampir diseluruh belahan penjuru Indonesia. Hidup memang diantara Sedih dan gembira, diantara resah gelisah dan tenag serta senang, Tidak akan jauh dari situ, makanya ketika meluncur sebuah kalimat yang terasa mewakili perasaan dan emosi kita makan disaat itupula keterwakilan jiwa merasa tersalurkan dan sedikit lega, meski tentu saja konteksnya berbeda juga.
Meme lucu plesetan dari sebua wawancara pada sebuah program televisi Swasta terkait tugas salah seorang anggota Polwan dengan cepat menyebar dan menjadi trending topik berbagai media sosial hingga menjadi obrolan biasa diantara sesama warga, mulai kalangan muda hingga dewasa, dari kelucuan biasa hingga pada tataran forum resmi sekalipun belakangan selalu mengikutsertakan "meme lucu itu" untuk bahan selingan agar tidak jenuh dan garing.
Sebenarnya yang menarik buat Abah sama si Miun bukan hanya sekedar meme lucu tersebut kemudian menjadi trending topik, melainkan ada pelajaran berharga dimana kesamaan situasi atau kesamaan perasan meski topik atau penyebabnya berbeda tentu saja akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan, selama itu pula kita mendapatkan manfaat dari itu semua. Sugestinya adalah posisi dan kedudukan emosional seseorang ketika tersentuh halusnya sebuah pemandangan atau keadaan relatif sama.
Bagi perempaun naluri seorang Ibu yang halus dan lembut akan lebih dominan menjadi dasar pertimbangannya, sementara bagi seorang laki-laki tentu saja dalam posisi tertentu perasaan humanis akan lebih mendominasi situasi tertentu itu.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya empaty dari dari bangsa kita terhadap persoalan-persolan mendasar dapat tercermin dan mudah terlihat dari mudahnya menerima apapun yang berbau keprihatinan, ini barangkali modal dasar bangsa ini meski kadang merugikan disaat situasi menuntut ketegasan sikap dan yang lainnya. Tapi memang bangsa yang santun dan sopan sejauh ini Indonesia memeng Jagonya saking santun dan sopannya korupsi saja masih dapat dimaafkan, tidak ada hukuman mati di Indonesia untuk Koruptor. Sebuah kepastian hukuman mati saja masih terus diprotes sebeb mereka tau orag indonesia memiliki sifat pemaaf yang sangat mudah terucap dan terlontar padahal itu mempertaruhkan segelanya.
Mungkin sikap dan sifat bangsa yang seperti itu memang harus tetap dijaga dan sedikit dikuatkan agar tidak mudah goyah ketika situasi meminta untuk tegas dan keras serta berpegang pada prinsip dasar kedaulatan negara dan bangsa. Kita memang harus banyak belajar, "disitu kadang kita patut meras sedih.."