Garut telah memasuki usia 202 Tahun, setelah penetapan Hari Jadi Kabupaten penghasil dodol ini sempat dihantui kontrovesi, sehingga usia Kabupaten Garut memiliki selisih lebih tua satu tahun jika berdasarkan peringatan hari jadi yang sudah berlangsung sebelumnya.
DPRD Garut pada era kepemimpinan Bupati Aceng Fikri tepat sebelum lengsernya Bupati telah menggulirkan pembahasan peubahan hari Jadi Garut menjadi tanggal 16 Februari 1813 dan atas kajian para tokoh masyarakat akademisi serta pakar sejarah dari perguruan tinggi akhirnya Perda No .30 Tahun 2011 keluar yang menetapkan Hari Jadi Garut tanggal 16 Februari 1813.
Sebelumnya Hari Jadi Garut biasa diperingati pada tanggal 15 Sepetember 1813 berdasarkan pengesahan DPRD Gotong Royong (DPRD-GR) pada tahun 1963 dimana melalui sidang Paripurna DPRD-GR memutuskan dengan berupa Surat Keputusan DPRD-GR, dimana peringatah hari Jadi Garut diperingati setiap tanggal 15 September.
Tidak cukup sampai disitu ternyata pada tahun 1974 tiba-tiba keluar keputusan yang menyatakan hari Jadi Garut itu jatuh pada tanggal 17 Maret 1813 maka sejak kurun waktu 1974 hingga 2011 peringatan Hari Jadi Garut selalu diperingati pada tanggal 17 Maret.
Baru mulai tahun 2011 dimana Peraturan Daerah No. 30 Tahun 2011, tentang Hari Jadi Garut dikeluarkan dan diputuskan jika Hari Jadi Garut adalah 16 Februari 1813.
Alhasil, Hari Jadi Garut, mulai tahun 2012 hingga seterusnya yaitu tanggal 16
Februari 1813.
Maka berdasarkan keputusa terbaru tersebut maka Garut kini berusia 202 Tahun, tentu saja bukan tanpa sesuatu bahkan jika dicermati secara seksama betapa dinamisnya Garut memiliki penghuni yang terus-terusan mempolarisasi perkembangan hingga hari Jadi Kotanya saja berubah hingga tiga kali (luar biasa ini mungkin satu-satunya kota di Indonesia dan di Dunia bahkan pernah memperingati hari Jadinya dalam tanggal yang berganti-ganti).
Tentu saja todak ada masalah dan tidak perlu juga dibesar-besarkan ini semua adalah pelajaran dimana benar sejarah selalu memberikan peluang untuk para pelakunya mengambil pelajaran agar benar-benar dapat memaknai perjalannya dengan penuh hikmat dan bijaksana.
Jangan heran juga jika dikemudian hari kita selalu menemukan pengalaman perjalanan Garut dengan berbagai dinamikanya karena semua memang mengalir dengan alur dan muara sejarahnya itu sendiri.
Seiring dengan semangat itupula maka, perlu kita semua bertafakur selalu, apa yang sesungguhnya membuat kita sulit maju dan sekalinya maju juga tidak maju-maju amat, malah si amat kage'le ,kagiles tersingkir dan tersungkur diujung ketidak berdayaan, Kitu komentar Si Miun saat memberi ucapan selamat Hari jadi Garut ke 202...
Belum maju pesat memang masih dalam proses, tidak mungkin mundur dari sisi waktu keculai perbandingan kualitas, Garut memang terus maju dari sisi usia, tapi ada kecenderungan mundur dari kualitas pengembangan. Meski kini sudah lagi bukan daerah tertinggal maka jangan heran jika kepercayaan investasi berkembang pesat jangan juga diartikan bermaksud merusak lingkungan sebab lingkungan memang telah rusak sebelum Garut ultah ke 202 tahun oge. Tinggal bagaimana upaya maksimal dalam menselaraskan kelestarian alam dengan konsep pengembangan pmbangunannya. Sebab banyak terori dan banyak juga pengetahuan untuk membangun kota dengan tetap memperhatikan kearifan lokal berbasic lingkungan yang sehat dan terpelihara (ieu anu memang rada hese tapi harus terus diupayakan "ceuk si Miun" rada molotot).
Rekomendasi yang harus kita sampaikan bersama adalah Garut harus terus didorong maju, pemerintahan harus diberi kesempatan untuk melaksanakan visi misinya, mengkritisi boleh, tapi merecoki jangan, karena tidak akan memberi perubahan signifikan jika sebuah kepemimpinan yang akan berkembang terus diganggu dan direcoki.
Keinginan segelintir yang mencoba dipaksakan dijamin tidak akan memberi dampak positif keculai peristiwa pengulangan kegagalan yang akan muncul dikemudian. Selamat hari Jadi Garut ke 202 Tahun...Maju terus dan terus maju...
0 comments:
Post a Comment