Cukup beralasan apa yang dikemukakan oleh mantan Wakil Ketua KPK Busyo Muqoddas diberbagai media, muncul tulisan yang melansir analisa serta pernyataan mantan Ketua Komisi Yudisial tersebut, sehingga membuat abah dan tentu saja siapapun yang mendengar atau membaca makin merasa ngeri-ngeri sedap dan seakan sedikit memiliki legitimasi atau bolehlah seperti sebuah pembenaran terhadap analisa-analisa warga diberbaga sudut kota dan opini yang berkembang menduga-duga, jika apa yang terjadi dibalik meruncingnya persoalan di KPK dan Polri dan ini benar-benar terstruktur muncul seperti siklus tahunan yang harus muncul dan kembali menghilang.
Tentu saja orang semakin penasaran dan memunculkan banyak pertanyaan apa yang telah terjadi dijantung penegalan hukum negeri ini, hingga lembaga superbody sekelas KPK saja dibuat rontok seakan tidak boleh lagi melakukan upaya signifikan dalam menjerat dan memenjarakan para koruptor pemangsa uang negara yang makin menyengsarakan rakayat kita.
Triliunan uang berhasil dielamatkan KPK teryata memang belum seberapa jika dibandingkan dengan kerugian sesungguhnya yang telah dilakukan para komplotan koruptor yang hingga kini masih tersenyum lega karena jaring perdaya mereka berhasil membungkan ambisi KPK mengkoyaknya. Dan keberhasilan mereka menciderai KPK tidak tanggung-tanggung oleh institusi yangs ecara de fakto adalah institusi penegak hukum yang super digjaya yaitu institusi Kepolisian.
Kembali lagi pada analisa dan pandangan pak Busyo yang tentu saja bukan pandangan biasa yang asal bunyi karena yang bersangkutan juga mantan bagian penting di KPK serta sebelumnya juga merupakan pendekar kostitusi di Komisi Yudisial yang sudah barang tentu amat sangat banyak pengetahui yang dimiliknya mengenai hal itu.
Menarik memang padangan pak Busyo ini, sebab yang berkembang saat ini seolah-olah Polri ingin melemahkan KPK padahal dalam kaca pandang pak Busyo kedua institusi penegak hukum tersebut tengah menjadi objek pelemahan dari musuh-musuhnya. Pak Busro menyebutkan musuh yang saat ini membangun kebencian secara sistemik yang berujung pada pelemahan KPK da Polri adalah para pebisnis-pebisnis busuk disektor minyak dan gas...Wowww Dahsyatnya...Kata si Mium sambil geleng-geleng kepala merasa tdak salah menebak sebeb sasaran tembak pemberantasan korupsi memang seperti diakui pak Busyo sejak tahu 2008 KPK sudah melakukan kajian dan masuk diranah Migas yang nota bene merupakan sektor paling bergelimang uang dan tentu saja ada permainan-permainan mempesona didalamnya, karena sektor yang paling stategis diharapkan mampu mempercepat kesejahteran warga negara ini, ternyata baru bisa mengantarkan segelintir orang saja menikmatinya (ini barangkali analisa si Miun yang merupakan bagian rakyat jelata yang hingga kini masih menderita).
Masuk akal juga jika pandangan pak Busyo ini betul bahwa dibalik konflik KPK dan Polri ada pebisnis-pebisnis busuk sektor migas yang sangat tidak suka jika sepak terjangnya yang juga telah melibatkan bayak kalangan terkemuka dinegeri ini.
Ini pernyataan pak Busro "Sistem korupsi di migas yang terstruktur dan
sistemik dimainkan oleh pebisnis-pebisnis busuk, birokrasi, politisi
bahkan ada unsur asing," tegasnya
Masih menurut pak Busyro, karena telah masuk ke jantung
pusat korupsi migas dan minerba yang dimainkan oleh para pebisnis,
birokrat dan politisi itulah KPK lantas dilemahkan. Diciptakanlah
konflik seakan-akan Polri melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)...
Wah...waaah memang dahsyat kalo para mafia beraksi selalu saja meproduk karya yang sistematis seoalah-olah bukan tangan meraka dan sekan-akan bukan mereka. Pantas jika bertanya-tanya "perbuatan siapa? ini dosa siapa KPK dan Polri ko mudah berantem mulu.." Dan luar biasanya kedua institusi ini juga rasa-rasanya sulit untuk bisa merasakan jika mereka sedang dikoyak-koyak dan dilemahkan karena dua-duanya juga berdiri dan bertindak atasnama hukum. Dan Ingat mafia yang bersorak juga mungkin mengatakan "Emang enak lo, gue kerjain juga demi hukum biar gak bisa menyentuh bisnis perkeliruan gue disektor migas ini"...ahaaaa...
0 comments:
Post a Comment