Wednesday, February 4, 2015

Budinya Banyak Pilihannya Satu...



Semakin menarik mencermati dinamika yang terjadi ditubuh Polisi Republik ini, Setelah polemik menghantam dalam beberapa pekan terakhir terkait pencalonan Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan yang terganjal status tersangka oleh KPK, hingga bernasib apa dikemudian belum ada jawaban. Kemudian menyeruak tak kalah menyita habis energi publik tiba-tiba Bambang Widjojanto Wakil Ketua KPK juga secara mengejutkan ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri. Bahkan kabarnya juga ditangkap rada-rada kurang sreg dengan etika terlepas apa jadinya.

Terang saja publik berbalas kritik, lontaran amunisi cacianpun gencar dari yang biasa hingga luar biasa. dari yang wajar hingga kurang ajar terus menggumpal menjadi bola liar dibenak rakyat jelata yang tak pernah ikut memikirkannya, sebab bagi mereka tak ada banyak waktu dan tidak bekepentingan secara langsung kecuali kalau yang menjadi topik dapat mengangkat harkat derajat jelata menjadi kaya raya dan senang seketika, mungkin lain ceritanya.

Inilah problematikanya, dimata masyarakat secara luas bahkan disebagian rakyat yang sempat dituding rakyat tak jelas juga sama bahwa konteks yang terlihat seperti berbalas pantun, saling menyandra dan hendak bertukar status tahanan. Entah sama-sama ingin menunjukan taring institusi atau memang sekedar uji coba siapa yang paling berjaya Cicak atau Buaya..??

Intinya semua tahu dan semua disuguhkan pada sebuah pelajaran dari sisa-sisa para petinggi republik ini yang kerap kali tidak mau belajar dari peristiwa atau pelajaran sebelumnya. Mengapa rakyat selalu dipertontonkan adegan berepisode seperti cerita sambung yang memang berskenario dari hilir kehulu atau sebaliknya dari hulu kehilir...

Ok..Perkembangan terbaru seakan berperang dengan pribahasa kalah jadi abu menang jadi arang, bahkan terpaksa mungkin harus ada yang terkena malu atau mempermalukan dirinya sendiri dengan beberapa rentetan peristiwa  ini. Sebuah kata pepatah melayu mengalun "Menepuk Air Didulang Terciprat Muka Sendiri", sama artinya dengan siapa yang memulai siapa juga mengakhiri siapa menanam cabe, tentu akan memanen cabe dan tidak ada dalam realitasnya menanam anggur memanen Apel. tak ada kaka...

Aura Markas besar Kepolisian memang selalu memancar isue yang hangat dan menarik untuk terus dicermati, sebab semua langkah dan kebijakannya selalu saja bersentuhan langsung dengan kepentingan banyak pihak terutama dalam kerangka supremasi hukum direpublik yang berbayar ini. Akan makin sulit jika dikendalikan oleh pengendali kebijakan yang tidak memiliki semangat membangkitkan rakyat jelata.

Peristiwa terbaru, Markas Besar telah mengukuhkan Irjen Polisi Budi Waseso sebagai Kabareskrim tentu saja atas perintah atau persetujuan Presiden. Baginya dianugerahkan juga satu bintang menggenapkan dari dua bintang menjadi tiga bintang dipundaknya, dan berpangkat  Komjenpol. Ini berarti berpelung juga melenggang di bursa pencalonan pucuk pimpinan Korps Bhayangkara tersebut jika memang Komjen BG batal dilantik jadi Kapolri.

Akhirnya memang terserah pemagang hak prerogatif untuk menentukan para jendral bintang tiga tersebut untuk berpindah bintang menjadi bintang empat dan menduduki singgasana Trunojoyo satu.
Namun sudah dapat dibayangkan bakal makin seru prosesnya jika setidaknya ada empat atau lima jendral yang digadang-gadang dibursa calon Kapolri. 

Setidaknya jika masih penasaran dengan jendral bernama Budi untuk dijadikan Kapolri dan terhalang status tersangka oleh KPK, kini kembali ada Budi yang telah setara dengannya dan bisa dijadikan pilihan  berikutnya...makin seruuu....      

0 comments:

Post a Comment