Saturday, February 21, 2015

Guntur Itu Gunung, Jangan Ditambang Mulu Pasirnya...



Memang bukan hanya di Garut, penambangan pasir terjadi dimana-mana. Jika disitu ada potensi pasirnya pasti ditambang juga. Jawabannya sederhana kawan...karena memang kebutuhan material untuk proses pembangunan berbagai proyek teramat sangat banyak, sehingga ada potensi rupiah disana makanya jagankan gunungan pasir yang sudah jelas-jelas terlihat seperti dikawasan Gunung Guntur Garut itu, pasir yang terbawa arus air saja mengendap disejumlah sungai jika dikumpulkan akhirnya menjadi pasir yang layak jual dan laku untuk memenuhi kebutuhan berbagai proyek pembangunan. 

Iya juga mau darimana lagi pasirnya untuk bangun apartemen, rumah sewa, bangunan gedung pemerintah dan berbagai kebutuhan pasir lainnya. Jadi intinya selama ada proses pembangunan berupa fisik selama itu pula pasir terus menjadi primadona yang menjanjikan bagi para penggiat, mulai pemilik modal, buruh hingga satu, dua pihak lainnya juga ikut kecipratan...itulah bisnis jika sudah berjalan semua roda tergerakkan karena rupiah memang dahsyat. Tak perduli dampak jangka panjangnya apa yang penting jangka imah tidak tekor. Itu aja prinsipnya memang simple-simple aja.

Terus yang menjadi persoalan saat ini, penambangan apsir yang masif memang semua pihak mengakui sudah semakin memprihatinkan terutama dikawasan kaki gunung Guntur. Mangga dilihat dari kejauhan sudah sangat jelas terlihat jika kerusakan bekas galian pasir makin besar mengangah seiring besarnya permintaan kebutuhan pasir itu sendiri.

Ceuk Sobat abah, cik atuhnya eta Gunung ulah dialaan wae pasirna kumaha lamun urug pan beak eta lembur anu dihandapna...Moal aya deui objek wisata Cipanas anu dibangga-banggakeun anu jadi andelan Garut   kamashur kawentar kajanapria teh pan eta, kumaha atuh engke lamun eta gunung ngamuk. 

Ceuk tukang gali aaah bah tibaheula oge kuring ngagali pasir teu beak beak..."Oooh enya moal beak atuh da loba pasirmah, cik kuring rek nanya geus beunghar can ladang ngagali pasir teh? Jawabannya ternyata mencengangkan, ..."boro-boro bah anu ayamah keur nutupan kabutuhan sapopoe oge masih hese..."Haaaar...terus ari anu beungharna saha atuh? kalah gideung bari seuri nyerengeh he..he..Pokna abah oge lebih tau atuh bah..."Ah dasar maehmah.

Ini fakta yang yang tidak bisa dipungkiri, hingga kerusakan sedemikian besar ternyata belum mensejahterakan para pekerja galian pasir ternyata. Artinya jika memang ada alternatif yang lebih cepat menaikan kesejahteraan mereka, lebih baik dialihkan dengan usaha lain yang lebih manusiawi da menjanjikan. Aya teu maang??

Sebab ceuk pikir abah seperti apapun peraturan pengetatan dalam melarang penambangan pasir, semakin hebat juga gerakan ucing-ucingan untuk mencuri-curi kesempatan mengambil pasir. Tidak perduli dikatakan ilegal ataupun itu karena memang ada bandar dan ada rupiahnya ...

Jalan terbaik adalah menyadarkan para pemilik modal untuk mengalihkan usahanya kesektor lain atau menyalurkan izin usaha penambangannya kekawasan yang memenuhi kelayakan dan standar penambangan. Bukan terus memacu keserakahan ditempat yang jelas-jelas secara jangka panjang berdampak pada kerusakan yang fatal.

Solusi lainnya degera menyakinkan juga bagi para pekerja yang selama ini menjadi penggali dan bertaruh nyawa dengan gunungan pasir diterik dan bahaya untuk dicarikan jalan yang lebih manusiawi dan menjanjikan dari asfek penghasilan.

Tentu saja sentuhan programnya tidak hanya sebatas memberikan modal yang tidak jelas usaha ataupun sasarannya, melainkan dibarengi dengan pemahaman bahaya jika terus terusan memaksakan kerja dilahan terlarang itu...Omat eta Gunung lain milik satu dua orang melainkan menjamin kesinambungan hidup jutaan manusia jika sudah terusik kenyamanannya....

0 comments:

Post a Comment